Jenderal AS: Militer Rusia Terlihat Runtuh atau Dalam Masalah Besar
loading...
A
A
A
TALLINN - Jenderal Christopher G Cavoli, komandan pasukan Amerika Serikat (AS) di Eropa, mengatakan militer Rusia terlihat runtuh atau mengalami masalah besar selama invasinya ke Ukraina .
Namun jenderal Amerika itu memperingatkan bahwa militer Moskow masih menjadi ancaman serius bagi aliansi NATO.
Berbicara di Konferensi Lennart Meri di Tallinn, Estonia, pada hari Minggu, Cavoli mendesak para pengamat Barat untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan kegagalan medan perang yang berulang dari pasukan darat Rusia di Ukraina.
“Kematian militer Rusia di Ukraina adalah sesuatu yang harus dipelajari dengan sangat cermat,” kata sang jenderal.
“Belum merata. Sangat mudah untuk melihat dan berpikir bahwa militer Rusia telah runtuh, atau berada dalam masalah besar. Namun kenyataannya, ini tidak seimbang," ujarnya.
“Pasukan darat sangat terkikis, mereka mengalami masalah besar. Dan mereka kehilangan banyak orang, mereka kehilangan banyak peralatan. Di sisi lain, mereka juga menelan banyak orang. Dan Anda tahu, tentara Rusia, Angkatan Darat, hari ini lebih besar dari pada awal konflik ini, jadi masih ada," paparnya.
Dia juga merinci kerugian besar yang diderita Angkatan Udara Rusia selama menginvasi Ukraina.
“Angkatan Udara telah kehilangan kurang dari 100 pesawat tempur dan pengebom. Mereka memiliki sekitar 1.000 yang tersisa. Angkatan Laut hampir tidak kehilangan apa-apa, siber tidak kehilangan apa-apa, ruang angkasa tidak kehilangan apa-apa. Jadi sungguh, ketika kita berbicara tentang militer Rusia, kita harus belajar itu di semua domain. Dan kita harus siap menghadapi militer Rusia di masa depan di semua domain," imbuh Jenderal Cavoli.
Tingkat kerugian personel Rusia di Ukraina masih belum jelas. Kiev mengeklaim telah "melikuidasi" hampir 200.000 tentara Rusia sejak invasi skala penuh dimulai pada 24 Februari 2022.
Namun jenderal Amerika itu memperingatkan bahwa militer Moskow masih menjadi ancaman serius bagi aliansi NATO.
Berbicara di Konferensi Lennart Meri di Tallinn, Estonia, pada hari Minggu, Cavoli mendesak para pengamat Barat untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan kegagalan medan perang yang berulang dari pasukan darat Rusia di Ukraina.
“Kematian militer Rusia di Ukraina adalah sesuatu yang harus dipelajari dengan sangat cermat,” kata sang jenderal.
“Belum merata. Sangat mudah untuk melihat dan berpikir bahwa militer Rusia telah runtuh, atau berada dalam masalah besar. Namun kenyataannya, ini tidak seimbang," ujarnya.
“Pasukan darat sangat terkikis, mereka mengalami masalah besar. Dan mereka kehilangan banyak orang, mereka kehilangan banyak peralatan. Di sisi lain, mereka juga menelan banyak orang. Dan Anda tahu, tentara Rusia, Angkatan Darat, hari ini lebih besar dari pada awal konflik ini, jadi masih ada," paparnya.
Dia juga merinci kerugian besar yang diderita Angkatan Udara Rusia selama menginvasi Ukraina.
“Angkatan Udara telah kehilangan kurang dari 100 pesawat tempur dan pengebom. Mereka memiliki sekitar 1.000 yang tersisa. Angkatan Laut hampir tidak kehilangan apa-apa, siber tidak kehilangan apa-apa, ruang angkasa tidak kehilangan apa-apa. Jadi sungguh, ketika kita berbicara tentang militer Rusia, kita harus belajar itu di semua domain. Dan kita harus siap menghadapi militer Rusia di masa depan di semua domain," imbuh Jenderal Cavoli.
Tingkat kerugian personel Rusia di Ukraina masih belum jelas. Kiev mengeklaim telah "melikuidasi" hampir 200.000 tentara Rusia sejak invasi skala penuh dimulai pada 24 Februari 2022.