Israel Cuci Tangan atas Pembunuhan 20 Jurnalis di Tepi Barat dan Gaza

Jum'at, 12 Mei 2023 - 11:45 WIB
loading...
Israel Cuci Tangan atas...
Pameran foto A Picture Story untuk mendokumentasikan pelanggaran Israel terhadap para jurnalis di Gaza, pada 27 September 2022. Foto/Mohammed Asad/Middle East Monitor
A A A
JALUR GAZA - Israel tidak bertanggung jawab atas pembunuhan 20 jurnalis selama dua dekade terakhir. Laporan pengawas pers mengungkapkan hal itu pada peringatan tahun pertama pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh oleh pasukan Israel.

Laporan yang dirilis pada Selasa (9/5/2023) oleh Committee to Protect Journalists (CPJ) itu menunjukkan peta 20 lokasi di mana para wartawan terbunuh di Palestina dan Wilayah Pendudukannya sejak 2001, terdiri dari tujuh pembunuhan di Tepi Barat dan 13 pembunuhan di Jalur Gaza.

“Israel telah menunjukkan pola mengabaikan bukti dan kesaksian saksi dalam insiden penembakan itu selama 22 tahun terakhir,” ungkap laporan itu.

Menurut laporan itu, Israel membersihkan tentara dari kesalahan sementara penyelidikan masih berlangsung dan memberikan sedikit bantuan kepada keluarga jurnalis yang dibunuh.

Setidaknya dalam 13 kasus, laporan tersebut menemukan otoritas Israel telah menolak kesaksian saksi dan laporan independen tersebut.

Israel juga telah mengabaikan konflik kepentingan dalam rantai komando dan telah mengklasifikasikan hasil investigasi dengan menyembunyikannya dari publik. "Hasilnya selalu sama, tidak ada yang bertanggung jawab," papar laporan tersebut.



Laporan tersebut juga menemukan militer Israel secara konsisten gagal untuk mengenali dan menunjukkan rasa hormat terhadap lambang yang menunjukkan pers dan jurnalis, dan menuduh jurnalis melakukan terorisme tanpa penjelasan.

Laporan CPJ muncul setahun setelah Shireen Abu Akleh, jurnalis Palestina-Amerika yang merupakan koresponden Al Jazeera, ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel dalam serangan militer di kota Jenin, Tepi Barat.

Setelah bersikeras bahwa dia hanya terjebak dalam baku tembak dan dibunuh oleh pejuang Perlawanan Palestina, Israel kemudian mengakui, setelah penyelidikan, bahwa Abu Akleh kemungkinan besar dibunuh oleh seorang anggota militernya. Israel mengklaim bahwa itu tidak disengaja.

Israel juga mengkritik keputusan Amerika Serikat pada November untuk meluncurkan penyelidikannya sendiri atas pembunuhan itu. Rezim Zionis menyebutnya sebagai "kesalahan besar" dan menolak untuk bekerja sama dengannya.

"Menjelang peringatan satu tahun kematian Abu Akleh, CPJ meninjau kembali 20 kasus ini dan menemukan pola tanggapan Israel yang tampaknya dirancang untuk menghindari tanggung jawab," papar laporan CPJ.

“Israel telah gagal menyelidiki pembunuhan ini sepenuhnya, meluncurkan penyelidikan lebih dalam hanya ketika korbannya adalah orang asing atau memiliki majikan terkenal. Bahkan kemudian, penyelidikan berlarut-larut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan diakhiri dengan pembebasan dari mereka yang melepaskan tembakan,” ungkap laporan itu.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1222 seconds (0.1#10.140)