The Intercept: AS Jual Senjata ke Mayoritas Rezim Otoriter di Dunia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjual senjata kepada sekitar 57% rezim otoriter dunia pada tahun 2022.
Hasil analisis ini diterbitkan pada Kamis (11/5/2023) oleh The Intercept.
Dalam ulasan panjang tentang praktik perdagangan senjata AS dan data pemerintah yang baru-baru ini dirilis, publikasi Amerika tersebut mencatat Washington telah menyumbang sekitar 40% dari penjualan senjata global setiap tahun sejak akhir Perang Dingin.
Laporan itu menambahkan, menurut sistem klasifikasi yang dibuat di Universitas Gothenburg di Swedia, Amerika Serikat mendistribusikan senjata pada tahun 2022 ke setidaknya 48 dari 84 (57%) negara yang dijelaskan oleh proyek “Varietas Demokrasi” sebagai negara otokratis atau pemerintahan otoriter.
Studi Swedia itu mengkategorikan pemerintah global dalam skala mulai dari “otokrasi tertutup” hingga “demokrasi liberal”, terutama menggunakan metodologi untuk melihat seberapa bebas dan adil pemilu suatu negara.
Ekspor senjata AS biasanya dibagi menjadi dua kategori: penjualan militer asing (FMS) dan penjualan komersial langsung (DCS).
FMS mengharuskan pemerintah AS bertindak sebagai perantara langsung, dengan Washington membeli aset dari produsen senjata sebelum memberikannya kepada pemerintah asing.
Kesepakatan DCS, sementara itu, sebagian besar menghilangkan peran perantara pemerintah dan mengizinkan produsen menjual langsung ke luar negeri. Kedua jenis penjualan tersebut membutuhkan persetujuan penuh dari Washington.
Menurut data pemerintah, Amerika Serikat menjual senjata dalam kesepakatan FMS ke 142 negara dan wilayah tahun lalu, menghasilkan USD85 miliar dalam penjualan bilateral.
Hasil analisis ini diterbitkan pada Kamis (11/5/2023) oleh The Intercept.
Dalam ulasan panjang tentang praktik perdagangan senjata AS dan data pemerintah yang baru-baru ini dirilis, publikasi Amerika tersebut mencatat Washington telah menyumbang sekitar 40% dari penjualan senjata global setiap tahun sejak akhir Perang Dingin.
Laporan itu menambahkan, menurut sistem klasifikasi yang dibuat di Universitas Gothenburg di Swedia, Amerika Serikat mendistribusikan senjata pada tahun 2022 ke setidaknya 48 dari 84 (57%) negara yang dijelaskan oleh proyek “Varietas Demokrasi” sebagai negara otokratis atau pemerintahan otoriter.
Studi Swedia itu mengkategorikan pemerintah global dalam skala mulai dari “otokrasi tertutup” hingga “demokrasi liberal”, terutama menggunakan metodologi untuk melihat seberapa bebas dan adil pemilu suatu negara.
Ekspor senjata AS biasanya dibagi menjadi dua kategori: penjualan militer asing (FMS) dan penjualan komersial langsung (DCS).
FMS mengharuskan pemerintah AS bertindak sebagai perantara langsung, dengan Washington membeli aset dari produsen senjata sebelum memberikannya kepada pemerintah asing.
Kesepakatan DCS, sementara itu, sebagian besar menghilangkan peran perantara pemerintah dan mengizinkan produsen menjual langsung ke luar negeri. Kedua jenis penjualan tersebut membutuhkan persetujuan penuh dari Washington.
Menurut data pemerintah, Amerika Serikat menjual senjata dalam kesepakatan FMS ke 142 negara dan wilayah tahun lalu, menghasilkan USD85 miliar dalam penjualan bilateral.