AS Serahkan Uang Rampasan Rp79,5 Miliar dari Miliarder Rusia ke Ukraina

Kamis, 11 Mei 2023 - 13:53 WIB
loading...
AS Serahkan Uang Rampasan...
Konstantin Malofeyev, miliarder Rusia yang uangnya di dalam rekening bank disita AS dan diserahkan kepada Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya, mengesahkan transfer uang rampasan USD5,4 juta (lebih dari Rp79,5 miliar) dari seorang miliarder Rusia kepada pemerintah Ukraina .

Uang rampasan itu akan digunakan untuk membangun kembali Ukraina yang hancur akibat invasi militer Moskow.

Jaksa Agung AS Merrick Garland pada hari Rabu mengesahkan transfer uang tersebut kepada pemerintah di Kiev.

Uang itu disita pemerintah AS dari Konstantin Malofeyev, miliarder Rusia yang masuk daftar hitam karena melanggar sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.

AS mengatakan miliarder tersebut menyediakan pembiayaan bagi Rusia yang mempromosikan separatisme di Crimea, wilayah Ukraina yang direbut Rusia pada 2014.



"Meskipun ini merupakan transfer pertama Amerika Serikat dari dana Rusia yang hangus untuk pembangunan kembali Ukraina," kata Garland, seperti dikutip AFP, Kamis (11/5/2023). "Ini tidak akan menjadi yang terakhir."

Sementara itu, operator pembangkit listrik tenaga nuklir milik negara Ukraina, Energoatom, pada Rabu memperingatkan bahwa Rusia berencana mengevakuasi 3.100 pekerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.

"Sekarang ada kekurangan personel yang terampil di pembangkit tersebut," kata Energoatom di Telegram.

PLTN Zaporizhzhia yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina sekaligus terbesar di Eropa.

Energoatom mengatakan para pekerja yang menandatangani kontrak kerja dengan afiliasi badan nuklir Rusia (Rosatom) untuk mengoperasikan pembangkit listrik akan dibawa ke Rusia bersama keluarga mereka.

Energoatom tidak mengatakan apakah karyawan akan dipindahkan secara paksa dari pabrik.

Pasukan Rusia telah menduduki situs PLTN Zaporizhzhia sejak tahap awal invasi besar-besaran ke Ukraina, dan pertempuran di dekat fasilitas tersebut telah terjadi secara teratur.

Energoatom mengatakan evakuasi baru personel Ukraina yang tinggal di kota Enerhodar yang dekat dengan PLTN Zaprizhzhia akan memperburuk masalah yang sudah sangat mendesak untuk memiliki cukup staf guna memastikan operasi yang aman dari PLTN Zaporizhzhia.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan pada hari Minggu bahwa situasi di sekitar pembangkit tersebut menjadi semakin tidak dapat diprediksi dan berpotensi berbahaya.

“Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah ancaman kecelakaan nuklir yang parah dan konsekuensi terkaitnya bagi penduduk dan lingkungan,” kata Grossi dalam sebuah pernyataan. “Fasilitas nuklir utama ini harus dilindungi.”
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1367 seconds (0.1#10.140)