10 Negara Jajahan Inggris yang Masih Setia Kepada Pemimpin Kerajaan

Rabu, 10 Mei 2023 - 12:01 WIB
loading...
10 Negara Jajahan Inggris yang Masih Setia Kepada Pemimpin Kerajaan
Orang-orang membawa bendera negara-negara Persemakmuran pada peluncuran Commonwealth Games, di luar Istana Buckingham, London, Inggris, 7 Oktober 2021. Foto/Victoria Jones/REUTERS
A A A
SINGAPURA - Meskipun era kolonialisme telah berakhir, sejumlah negara jajahan Inggris masih setia kepada pemimpin Kerajaan Inggris. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan di antara keduanya, yakni persemakmuran.

Dikutip dari laman The Commonwealth, persemakmuran merupakan asosiasi negara-negara yang berdaulat. Terdiri dari Inggris dan sejumlah negara bekas jajahannya yang memilih untuk mempertahankan ikatan persahabatan, serta kerjasama praktis.

Tujuan dibentuknya perkumpulan ini adalah guna meningkatkan kesejahteraan semua warga negara persemakmuran dan memajukan kepentingan bersama secara global.

Lantas, negara mana saja yang masih bergabung dan setia dengan Inggris? berikut ulasannya.

Berikut sepuluh negara jajahan Inggris yang masih setia kepada pemimpin Inggris:

1. Brunei Darussalam


Brunei Darussalam merupakan salah satu negara jajahan Inggris yang sampai saat ini masih setia dengan Kerajaan Inggris.

Dalam riwayatnya, negara kecil yang terletak di Pantai Utara Pulau Kalimantan ini menjadi anggota persemakmuran sejak dimulainya kemerdekaan pada 1 Januari 1984.

2. Malaysia


Malaysia juga termasuk negara jajahan Inggris yang saat ini masih menjadi bagian persemakmurannya. Diketahui Malaysia pernah dijajah Inggris dari tahun 1786 hingga 1957 atau sekitar 171 tahun lamanya. Sedangkan bergabungnya Malaysia menjadi negara persemakmuran dimulai pada tahun 1957.

3. India


Inggris pernah menjajah India selama sekitar 200 tahun sebelum akhirnya negara yang berada di Asia Selatan itu merdeka tahun 1947.

Selama menjadi anggota persemakmuran, negara ini menjadi penyumbang terbesar keempat untuk anggaran dan program persemakmuran.

4. Pakistan


Negara yang dulunya pernah menjadi bagian dari India ini juga tercatat masih setia kepada Kerajaan Inggris.

Sejak diberikan kemerdekaan pada tahun 1947, Pakistan mulai menjalin persahabatan dengan Inggris untuk memulihkan keadaan negaranya.

5. Singapura


Masih di kawasan Asia, Singapura juga termasuk negara jajahan Inggris yang masih setia dengan Kerajaan asal Britania Raya itu.

Dalam catatannya, Singapura bergabung dengan persemakmuran pada Oktober 1965 setelah memperoleh kemerdekaan. Hingga kini, negara yang berjuluk The Lion City ini tergolong aktif dalam asosiasi itu.

6. Sri Lanka


Negara yang sebelumnya bernama Ceylon ini masuk menjadi anggota persemakmuran Inggris pada tahun 1948.

Namun sebelum menjadi anggota, Sri Lanka lebih dulu aktif dalam Pesta Olahraga Persemakmuran pertamanya di Sydney. Dalam ajang perlombaan tersebut, Sri Lanka berhasil membawa pulang medali emas dari cabang olahraga tinju.

7. Siprus


Dalam catatan sejarahnya, Siprus mulai bergabung ke dalam anggota persemakmuran Inggris pada 13 Maret 1961.

Negara yang terletak di Mediterania timur atau Selatan Turki ini dulunya merupakan jajahan Inggris selama selama delapan tahun, dari tahun 1914 hingga 1922.

8. Jamaika


Jamaika merupakan sebuah pulau besar yang terletak di Laut Karibia. Pulau tersebut berlokasi di 630 Kilometer timur laut dari daratan Amerika Tengah.

Jamaika tercatat sebagai negara persemakmuran Inggris sejak bergabung pada 6 Agustus 1962.

9. Guyana


Guyana merupakan negara yang berada di timur laut Amerika Selatan. Tetangga dari Suriname ini sudah menjadi anggota persemakmuran Inggris yang tergolong cukup lama, yakni sejak 26 Mei 1966.

10. Afrika Selatan


Afrika Selatan menjadi negara yang pernah dikeluarkan oleh anggota persemakmuran Inggris, meski telah bergabung cukup lama pada 11 Desember 1931.

Alasan dikeluarkannya negara ini yaitu karena adanya kebijakan Apartheid di negaranya. Namun usai konflik tersebut berakhir, Afrika Selatan kembali bergabung pada tahun 1994.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.140)