Sekjen PBB: Perundingan Damai Ukraina dan Rusia Sekarang Tidak Mungkin
loading...
A
A
A
Berbicara kepada Turkiye's Haberturk TV pada Minggu, Ibrahim Kalin, penasihat utama kepresidenan Turki untuk kebijakan luar negeri, berpendapat, "Perang ini tidak akan berakhir dengan perolehan posisi, tetapi dengan perjanjian keamanan baru antara dua blok global."
Dia berargumen konflik saat ini secara efektif adalah konflik antara Rusia dan kolektif Barat, yang menggemakan posisi Moskow.
“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi antara Rusia dan blok Barat. Perang Dingin 2.0,” papar Kalin.
Pejabat Turki mencatat, bagaimanapun, saat ini hanya ada sedikit kesempatan untuk berdialog karena “iklim internasional saat ini lebih mendukung perang daripada perdamaian.”
Sementara itu, juga pada Minggu, Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger mengatakan kepada CBS News bahwa konflik di Ukraina mungkin mendekati titik balik.
Diplomat veteran itu meramalkan pembicaraan damai di bawah naungan China mungkin akan berlangsung pada akhir tahun 2023.
Uni Eropa dan AS dengan cepat mengabaikan rencana perdamaian dua belas poin yang diusulkan oleh Beijing pada peringatan konflik tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik beberapa elemen dokumen tersebut, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setuju dengan beberapa poinnya tetapi mempertahankan posisi untuk tidak bernegosiasi dengan pemerintah Putin.
Dia berargumen konflik saat ini secara efektif adalah konflik antara Rusia dan kolektif Barat, yang menggemakan posisi Moskow.
“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi antara Rusia dan blok Barat. Perang Dingin 2.0,” papar Kalin.
Pejabat Turki mencatat, bagaimanapun, saat ini hanya ada sedikit kesempatan untuk berdialog karena “iklim internasional saat ini lebih mendukung perang daripada perdamaian.”
Sementara itu, juga pada Minggu, Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger mengatakan kepada CBS News bahwa konflik di Ukraina mungkin mendekati titik balik.
Diplomat veteran itu meramalkan pembicaraan damai di bawah naungan China mungkin akan berlangsung pada akhir tahun 2023.
Uni Eropa dan AS dengan cepat mengabaikan rencana perdamaian dua belas poin yang diusulkan oleh Beijing pada peringatan konflik tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik beberapa elemen dokumen tersebut, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setuju dengan beberapa poinnya tetapi mempertahankan posisi untuk tidak bernegosiasi dengan pemerintah Putin.
(sya)