China Siap Bekerja Sama dengan Rusia untuk Perdamaian di Ukraina
loading...
A
A
A
NEW DELHI - China akan bekerja sama dengan Rusia untuk mewujudkan perdamaian antara Moskow dan Kiev. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri China Qin Gang setelah bertemu dengan koleganya dari Rusia, Sergey Lavrov.
Kedua diplomat top itu membahas masalah tersebut di sela-sela KTT para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Goa, India.
“China akan terus mempromosikan negosiasi perdamaian dan bersedia menjaga komunikasi dan koordinasi dengan Rusia untuk memberikan kontribusi nyata bagi penyelesaian politik krisis ini,” kata Qin, menurut Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (6/5/2023).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa para diplomat membahas Ukraina di antara masalah mendesak lainnya. Pernyataan itu menambahkan bahwa Lavrov dan Qin mengutuk praktik neokolonialisme modern yang memiliki efek merusak pada perkembangan sebagian besar negara di dunia dan di semua bidang hubungan internasional.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, di Moskow pada bulan Maret. Bulan lalu, Xi berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon untuk pertama kalinya sejak Rusia meluncurkan operasi militernya di negara tetangga pada Februari 2022.
Setelah itu, Beijing menugaskan Li Hui, utusan khusus China untuk Urusan Eurasia dan mantan duta besar untuk Rusia, untuk membantu perantara perdamaian.
Tidak seperti banyak negara di Barat, China menolak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina. Beijing juga mendukung posisi Moskow bahwa ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia memainkan peran utama dalam memicu konflik.
Pada bulan Februari, China meluncurkanroad map 12 poin untuk perdamaian, mendesak Moskow dan Kiev untuk melanjutkan negosiasi langsung.
Pada bulan Maret, Putin mengatakan banyak poin dari rencana China yang “selaras” dengan posisi Rusia dan dapat berfungsi sebagai dasar penyelesaian di masa depan. Sedangkan Mikhail Podoliak, penasihat utama Zelensky, mengkritik rencana tersebut dengan alasan bahwa hal itu sangat menguntungkan Moskow.
Negosiasi perdamaian yang berarti antara Rusia dan Ukraina terhenti pada musim semi 2022. Sejak itu, Zelensky mengesampingkan negosiasi dengan Putin. Sementara Moskow telah menyatakan bahwa ketentuan yang diajukan oleh Kiev tidak dapat diterima.
Kedua diplomat top itu membahas masalah tersebut di sela-sela KTT para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Goa, India.
“China akan terus mempromosikan negosiasi perdamaian dan bersedia menjaga komunikasi dan koordinasi dengan Rusia untuk memberikan kontribusi nyata bagi penyelesaian politik krisis ini,” kata Qin, menurut Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (6/5/2023).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa para diplomat membahas Ukraina di antara masalah mendesak lainnya. Pernyataan itu menambahkan bahwa Lavrov dan Qin mengutuk praktik neokolonialisme modern yang memiliki efek merusak pada perkembangan sebagian besar negara di dunia dan di semua bidang hubungan internasional.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, di Moskow pada bulan Maret. Bulan lalu, Xi berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon untuk pertama kalinya sejak Rusia meluncurkan operasi militernya di negara tetangga pada Februari 2022.
Setelah itu, Beijing menugaskan Li Hui, utusan khusus China untuk Urusan Eurasia dan mantan duta besar untuk Rusia, untuk membantu perantara perdamaian.
Tidak seperti banyak negara di Barat, China menolak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina. Beijing juga mendukung posisi Moskow bahwa ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia memainkan peran utama dalam memicu konflik.
Pada bulan Februari, China meluncurkanroad map 12 poin untuk perdamaian, mendesak Moskow dan Kiev untuk melanjutkan negosiasi langsung.
Pada bulan Maret, Putin mengatakan banyak poin dari rencana China yang “selaras” dengan posisi Rusia dan dapat berfungsi sebagai dasar penyelesaian di masa depan. Sedangkan Mikhail Podoliak, penasihat utama Zelensky, mengkritik rencana tersebut dengan alasan bahwa hal itu sangat menguntungkan Moskow.
Negosiasi perdamaian yang berarti antara Rusia dan Ukraina terhenti pada musim semi 2022. Sejak itu, Zelensky mengesampingkan negosiasi dengan Putin. Sementara Moskow telah menyatakan bahwa ketentuan yang diajukan oleh Kiev tidak dapat diterima.
(ian)