Balas Serangan Drone ke Kremlin, Eks Presiden Rusia: Zelensky Harus Dibunuh
loading...
A
A
A
Zelensky sendiri membantah keterlibatan pemerintah Ukraina, mengatakan pada konferensi pers bahwa pasukannya sibuk membela desa dan kota mereka.
"Kami bahkan tidak memiliki cukup senjata untuk ini," ujarnya.
Sekretaris persnya, Serhiy Nikiforov, juga membantah bahwa Ukraina telah melancarkan serangan ke Kremlin, mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina tidak menyerang wilayah asing.
"Kami tidak memiliki informasi tentang apa yang disebut serangan malam di Kremlin," kata Nikiforov.
"Presiden Zelensky telah berulang kali menyatakan: Ukraina mengarahkan semua kekuatan dan sarana yang tersedia untuk membebaskan wilayahnya sendiri dan tidak menyerang orang lain," tegasnya.
Sebuah video insiden tersebut, diposting oleh warga Moskow di Telegram, menunjukkan apa yang tampak seperti drone mendekati Kremlin sebelum terjadi ledakan. Klip lain menunjukkan asap naik ke langit.
Masih belum jelas jenis drone apa yang diluncurkan dan siapa yang meluncurkannya.
Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, mengatakan serangan itu kemungkinan dilakukan oleh Kremlin untuk membenarkan upaya di masa depan untuk memobilisasi pasukan untuk perang.
"Kami bahkan tidak memiliki cukup senjata untuk ini," ujarnya.
Sekretaris persnya, Serhiy Nikiforov, juga membantah bahwa Ukraina telah melancarkan serangan ke Kremlin, mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina tidak menyerang wilayah asing.
"Kami tidak memiliki informasi tentang apa yang disebut serangan malam di Kremlin," kata Nikiforov.
"Presiden Zelensky telah berulang kali menyatakan: Ukraina mengarahkan semua kekuatan dan sarana yang tersedia untuk membebaskan wilayahnya sendiri dan tidak menyerang orang lain," tegasnya.
Sebuah video insiden tersebut, diposting oleh warga Moskow di Telegram, menunjukkan apa yang tampak seperti drone mendekati Kremlin sebelum terjadi ledakan. Klip lain menunjukkan asap naik ke langit.
Masih belum jelas jenis drone apa yang diluncurkan dan siapa yang meluncurkannya.
Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, mengatakan serangan itu kemungkinan dilakukan oleh Kremlin untuk membenarkan upaya di masa depan untuk memobilisasi pasukan untuk perang.