Sejarah Genosida Armenia, Tewasnya Kristen Armenia di Tangan Kesultanan Turki

Rabu, 03 Mei 2023 - 16:53 WIB
loading...
Sejarah Genosida Armenia, Tewasnya Kristen Armenia di Tangan Kesultanan Turki
Sejarah Genosida Armenia, tewasnya kristen Armenia di tangan Kesultanan Turki. Foto/Spiegel
A A A
JAKARTA - Bangsa Armenia dan Turki mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sayangnya, keterkaitan itu berupa catatan kelam yang akan membawa bangsa Armenia kembali ke peristiwa lebih dari seabad lalu yang dikenal sebagai Genosida Armenia.

Dilansir dari history.com, Rabu (3/5/2023), Genosida Armenia adalah pembunuhan sistematis dan deportasi orang Armenia oleh Kesultanan Turki Ustmani.

Peristiwa, yang kemudian dikenal sebagai Minggu Merah, dimulai pada malam tanggal 23 dan 24 April 1915. Kala itu pihak berwenang di Konstatinopel, Ibu Kota Kesultanan Turki Ustmani, mengumpulkan sekitar 250 intelektual dan pemimpin komunitas Armenia di mana kemudian banyak dari mereka dideportasi dan dibunuh.

Aksi itu dilatarbelakangi oleh kekhawatiran Kesultanan Turki orang-orang Armenia akan menawarkan bantuan masa perang ke Rusia. Saat itu, Turki bergabung dengan pihak Jerman dan kekaisaran Austro-Hongaria dalam Perang Dunia I.

Rusia sendiri telah lama menginginkan kendali atas Konstatinopel (sekarang Istanbul), yang mengontrol akses ke Laut Hitam, dan karena itu akses ke satu-satunya pelabuhan laut sepanjang tahun di Rusia.

Banyak sejarawan setuju bahwa sekitar 2 juta orang Armenia tinggal di Kesultanan Turki Utsmani saat pembantaian dimulai. Namun, korban pembunuhan massal juga termasuk beberapa dari 1,8 juta orang Armenia yang tinggal di Kaukasus di bawah pemerintahan Rusia. Beberapa dari mereka dibantai oleh pasukan Kesultanan Turki pada tahun 1918 saat berbaris melalui Armenia Timur dan Azerbaijan.

Jumlah orang Armenia yang terbunuh dalam peristiwa ini menjadi topik perdebatan utama. Perkiraan berkisar dari 300.000 hingga 2 juta kematian antara tahun 1914 dan 1923, dengan tidak semua korban di Kesultanan Turki. Tetapi sebagian besar perkiraan - termasuk satu dari 800.000 antara 1915 dan 1918, dibuat oleh otoritas Kesultanan Turki sendiri - jatuh antara 600.000 dan 1,5 juta.

Pemerintah di Turki sendiri menyebutkan jumlah orang Armenia yang tewas sebanyak 300.000 orang.

Entah karena pembunuhan atau deportasi paksa, jumlah orang Armenia yang tinggal di Turki turun dari 2 juta pada tahun 1914 menjadi di bawah 400.000 pada tahun 1922.

Meski jumlah korban tewas masih diperdebatkan, ada sejumlah foto dari era itu yang mendokumentasikan pembunuhan massal. Beberapa menunjukkan tentara Kesultanan Turki berpose dengan kepala terpenggal, yang lain mereka berdiri di tengah tengkorak di tanah.

Para korban dilaporkan meninggal dalam pembakaran massal dan tenggelam, disiksa, gas, racun, penyakit dan kelaparan. Anak-anak dilaporkan dimuat ke dalam perahu, dibawa ke laut dan dibuang ke laut. Pemerkosaan juga sering dilaporkan.

"Sebagian besar penduduk Armenia secara paksa dipindahkan dari Armenia dan Anatolia ke Suriah, di mana sebagian besar dikirim ke gurun untuk mati kehausan dan kelaparan," menurut situs web Institut Nasional Armenia.

Sejak saat itu tanggal 24 April dikenal sebagai Minggu Merah dan kemudian diperingati sebagai Hari Peringatan Genosida oleh orang-orang Armenia di seluruh dunia.

Pemerintah Turki kerap mengajukan protes ketika pemerintah asing menggambarkan peristiwa tersebut, yang dimulai pada tahun 1915, dengan menggunakan kata "genosida". Mereka berpendapat bahwa itu adalah masa perang dan ada kerugian di kedua sisi.

Ankara juga menegaskan tidak ada upaya sistematis untuk menghancurkan rakyat Armenia.

Tercatat sejumlah negara dan lembaga telah mengakui peristiwa itu sebagai genosida. Armenia, Vatikan, Parlemen Eropa, Prancis, Jerman, Rusia, Kanada, Argentina, dan Amerika Serikat termasuk di antara lusinan negara dan badan lain yang secara resmi mengakui apa yang terjadi sebagai genosida. Inggris termasuk yang belum.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0927 seconds (0.1#10.140)