Kata Negara NATO, Ini Masalah Utama Militer Ukraina untuk Lawan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Republik Ceko, salah satu negara NATO, mengungkap masalah militer utama yang dirasakan Ukraina untuk melawan invasi Rusia . Masalah yang dimaksud adalah krisis amunisi.
Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan kekurangan amunisi telah membatasi kemampuan Kiev untuk mempertahankan diri melawan pasukan Moskow atau berhasil melancarkan serangan balasan.
Pavel menyampaikan masalah itu setelah kembali dari kunjungan tiga hari ke Ukraina, di mana dia mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan pejabat lainnya di Kiev.
Dia juga melakukan perjalanan ke kota Dnepr, yang terletak tidak jauh dari garis depan, menjadi pemimpin asing pertama yang pergi ke bagian timur negara itu sejak pecahnya konflik antara Moskow dan Kiev lebih dari setahun lalu.
Presiden Ceko mengatakan bahwa banyak diskusi dengan para pejabat Ukraina membuatnya cukup jelas bahwa apa yang paling dibutuhkan Ukraina untuk pertahanan yang sukses saat ini adalah amunisi.
“Tentu saja, peralatan juga kurang, tetapi kekurangan amunisi yang kritis tidak hanya membatasi kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri secara efektif, tetapi juga sampai batas tertentu membatasi kemampuannya untuk meluncurkan serangan balasan yang sukses,” katanya kepada media Ceko, Ceske Noviny, yang dilansir Selasa (2/5/2023).
Menurut Pavel, yang memiliki latar belakang intelijen dan menjabat sebagai ketua Komite Militer NATO antara 2015 dan 2018, pasukan Rusia lebih unggul dalam kualitas dan kuantitas amunisi mereka dan dapat menembakkan peluru empat atau lima kali lebih banyak setiap hari dari pasukan Ukraina.
Negara-negara Barat pendukung Kiev telah memasok Ukraina dengan peralatan efektif, termasuk tank tempur utama seperti Leopard 2 buatan Jerman dan Challenger Inggris. "Tetapi mereka datang dengan pasokan amunisi yang terbatas," kata Pavel.
Menurutnya, Ukraina hanya dapat menyebarkan senjata tersebut di lapangan selama beberapa hari. "Dan setelah itu, tanpa amunisi, mereka pada dasarnya menjadi barang gudang,” ujarnya. "Situasinya benar-benar tidak masuk akal.”
Menurut Pavel, Praha akan terus mencari “cara kreatif” untuk meningkatkan pasokan amunisinya ke pasukan Ukraina dari sumbernya sendiri dan dengan bekerja sama dengan sekutunya.
Dalam wawancaranya dengan outlet media Nordik pada hari Jumat, Zelensky meyakinkan outlet tersebut bahwa serangan balasan akan terjadi dan menyatakan harapan bahwa itu akan berhasil.
Namun, sebuah laporan oleh Politico minggu lalu mengeklaim bahwa pendukung utama Ukraina, AS, telah khawatir bahwa dampak dari serangan balasan yang banyak digembar-gemborkan bisa jauh dari harapan.
Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan negara itu, bersikeras bahwa jika serangan balasan benar-benar terjadi, pasukan Rusia akan menghancurkannya sambil menimbulkan "kekalahan militer maksimum" pada militer Ukraina.
Moskow berpendapat bahwa pengiriman militer Barat ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik.
Kremlin juga telah berulang kali memperingatkan NATO bahwa mengirimkan sistem yang lebih canggih ke Ukraina membuatnya semakin terlibat dalam konflik, sehingga berpotensi mempertaruhkan konfrontasi langsung dengan Rusia.
Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan kekurangan amunisi telah membatasi kemampuan Kiev untuk mempertahankan diri melawan pasukan Moskow atau berhasil melancarkan serangan balasan.
Pavel menyampaikan masalah itu setelah kembali dari kunjungan tiga hari ke Ukraina, di mana dia mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan pejabat lainnya di Kiev.
Dia juga melakukan perjalanan ke kota Dnepr, yang terletak tidak jauh dari garis depan, menjadi pemimpin asing pertama yang pergi ke bagian timur negara itu sejak pecahnya konflik antara Moskow dan Kiev lebih dari setahun lalu.
Presiden Ceko mengatakan bahwa banyak diskusi dengan para pejabat Ukraina membuatnya cukup jelas bahwa apa yang paling dibutuhkan Ukraina untuk pertahanan yang sukses saat ini adalah amunisi.
“Tentu saja, peralatan juga kurang, tetapi kekurangan amunisi yang kritis tidak hanya membatasi kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri secara efektif, tetapi juga sampai batas tertentu membatasi kemampuannya untuk meluncurkan serangan balasan yang sukses,” katanya kepada media Ceko, Ceske Noviny, yang dilansir Selasa (2/5/2023).
Menurut Pavel, yang memiliki latar belakang intelijen dan menjabat sebagai ketua Komite Militer NATO antara 2015 dan 2018, pasukan Rusia lebih unggul dalam kualitas dan kuantitas amunisi mereka dan dapat menembakkan peluru empat atau lima kali lebih banyak setiap hari dari pasukan Ukraina.
Negara-negara Barat pendukung Kiev telah memasok Ukraina dengan peralatan efektif, termasuk tank tempur utama seperti Leopard 2 buatan Jerman dan Challenger Inggris. "Tetapi mereka datang dengan pasokan amunisi yang terbatas," kata Pavel.
Menurutnya, Ukraina hanya dapat menyebarkan senjata tersebut di lapangan selama beberapa hari. "Dan setelah itu, tanpa amunisi, mereka pada dasarnya menjadi barang gudang,” ujarnya. "Situasinya benar-benar tidak masuk akal.”
Menurut Pavel, Praha akan terus mencari “cara kreatif” untuk meningkatkan pasokan amunisinya ke pasukan Ukraina dari sumbernya sendiri dan dengan bekerja sama dengan sekutunya.
Dalam wawancaranya dengan outlet media Nordik pada hari Jumat, Zelensky meyakinkan outlet tersebut bahwa serangan balasan akan terjadi dan menyatakan harapan bahwa itu akan berhasil.
Namun, sebuah laporan oleh Politico minggu lalu mengeklaim bahwa pendukung utama Ukraina, AS, telah khawatir bahwa dampak dari serangan balasan yang banyak digembar-gemborkan bisa jauh dari harapan.
Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan negara itu, bersikeras bahwa jika serangan balasan benar-benar terjadi, pasukan Rusia akan menghancurkannya sambil menimbulkan "kekalahan militer maksimum" pada militer Ukraina.
Moskow berpendapat bahwa pengiriman militer Barat ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik.
Kremlin juga telah berulang kali memperingatkan NATO bahwa mengirimkan sistem yang lebih canggih ke Ukraina membuatnya semakin terlibat dalam konflik, sehingga berpotensi mempertaruhkan konfrontasi langsung dengan Rusia.
(mas)