Inggris Konfirmasi Amunisi Depleted Uranium Sudah Ada di Ukraina

Rabu, 26 April 2023 - 16:47 WIB
loading...
Inggris Konfirmasi Amunisi Depleted Uranium Sudah Ada di Ukraina
Inggris konfirmasi amunisi depleted uranium sudah berada di Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan kepada parlemen pemerintah negara itu telah memulai pengiriman amunisi depleted uranium (DU) ke Ukraina . Dia menambahkan bahwa militer Inggris tidak akan berusaha melacak di mana senjata itu digunakan.

Menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen Skotlandia Kenny MacAskill, Heappey mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa amunisi DU untuk tank Challenger 2 buatan Inggris telah tiba di Ukraina. Namun ia menolak untuk mengomentari tingkat penggunaan untuk peluru yang disediakan di Kiev.

“Kami telah mengirim ribuan butir amunisi Challenger 2 ke Ukraina, termasuk peluru penembus lapis baja uranium,” katanya seperti dikutip dari RT, Rabu (26/4/2023).

Ia menambahkan bahwa senjata tersebut sekarang berada di bawah kendali Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) dan Kementerian Pertahanan Inggris tidak memantau lokasi dari mana putaran DU ditembakkan oleh AFU di Ukraina.



Ditanya apakah pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membantu membersihkan putaran uranium yang habis yang digunakan di Ukraina setelah konflik, menteri itu menyatakan Inggris tidak berkewajiban untuk melakukannya. Sebaliknya, ia malah menekankan kebutuhan mendesak Ukraina.

Sementara Heappey mengklaim bahwa risiko kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan oleh depleted uranium adalah rendah, mengutip pemantauan veteran militer Inggris yang dilakukan untuk studi pemerintah pada tahun 2007, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa amunisi itu dapat membawa bahaya kesehatan.

Amerika Serikat (AS) banyak menggunakan amunisi DU selama dua perangnya di Irak, dengan beberapa peneliti mengklaim senjata tersebut dapat dikaitkan dengan serentetan cacat lahir yang kemudian diamati di negara tersebut.

Menurut Doug Weir, seorang ahli dari Observatorium Konflik dan Lingkungan, ketika penetrator DU menyerang target, senjata itu pecah dan terbakar, menghasilkan partikulat DU yang beracun secara kimiawi dan radioaktif yang menimbulkan risiko penghirupan bagi manusia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1670 seconds (0.1#10.140)