Ini Bahaya Depleted Uranium, Senjata Inggris yang Bakal Dikirim ke Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Depleted uranium (DU) memiliki sejumlah bahaya yang bisa timbul dalam penggunaannya sebagai amunisi persenjataan militer.
Pemerintah Inggris berencana untuk memberikan amunisi DU kepada Ukraina yang masih bertempur dengan Rusia . Nantinya, amunisi tersebut akan digunakan pada tank Challenger 2 yang turut dikirim sebagai bantuan militer.
Mengutip laman Mail Online, Kamis (23/3/2023), DU adalah produk sampingan pengayaan nuklir yang sebelumnya digunakan untuk pembuatan senjata nuklir atau bahan bakar reaktor nuklir.
Meski memiliki sifat radioaktif saat mengeras, namun ia cenderung tak terlalu reaktif jika dibandingkan dengan uranium aslinya. Dalam hal ini, cukup banyak negara di dunia yang memang memiliki persediaan depleted uranium dan menggunakannya sebagai amunisi, termasuk Inggris.
Penggunaan DU pada persenjataan sejatinya bukanlah hal baru. Namun, perlu diketahui bahwa depleted uranium memiliki sejumlah bahaya yang mungkin timbul saat digunakan.
The International Atomic Energy Agency (IAEA) menyampaikan bahwa kandungan uranium yang terhirup atau bahkan tertelan bisa menjadi bahaya. Hal ini terjadi karena toksisitas kimianya.
Risiko utama memang bukan dari aspek radioaktif, namun karena bahan kimianya. Sebagai contoh, kadar uranium yang terlalu banyak terhirup di dalam tubuh bisa menyebabkan gagal ginjal.
Tetapi, hal ini sedikit berbeda dengan depleted uranium yang disebut memiliki risiko lebih rendah. Risiko jangka panjang dari penggunaan DU dalam amunisi dikatakan bisa tertinggal di bekas medan perang.
Dalam hal ini, muncul beberapa kekhawatiran seperti bahaya DU yang dapat mencemari air atau bahkan persediaan makanan di sekitarnya.
Selain itu, muncul juga pandangan terkait bahaya penggunaan DU pada amunisi. The Campaign for Nuclear Disarmament (CND) sebelumnya menekan telah pemerintah Inggris untuk mendukung larangan global terkait penggunaan uranium dalam persenjataan.
Menurut mereka, penggunaan DU ini berdampak buruk bagi warga sipil yang terjebak di area konflik terkait. Beberapa negara seperti Belgia dan Kosta Rika telah setuju dan melarang penggunaan uranium dalam amunisi persenjataan konvensional miliknya.
Pemerintah Inggris berencana untuk memberikan amunisi DU kepada Ukraina yang masih bertempur dengan Rusia . Nantinya, amunisi tersebut akan digunakan pada tank Challenger 2 yang turut dikirim sebagai bantuan militer.
Mengutip laman Mail Online, Kamis (23/3/2023), DU adalah produk sampingan pengayaan nuklir yang sebelumnya digunakan untuk pembuatan senjata nuklir atau bahan bakar reaktor nuklir.
Meski memiliki sifat radioaktif saat mengeras, namun ia cenderung tak terlalu reaktif jika dibandingkan dengan uranium aslinya. Dalam hal ini, cukup banyak negara di dunia yang memang memiliki persediaan depleted uranium dan menggunakannya sebagai amunisi, termasuk Inggris.
Penggunaan DU pada persenjataan sejatinya bukanlah hal baru. Namun, perlu diketahui bahwa depleted uranium memiliki sejumlah bahaya yang mungkin timbul saat digunakan.
Bahaya dan Risiko Penggunaan Depleted Uranium
Menurut UN Institute for Disarmament Research, depleted uranium tidak termasuk sebagai senjata nuklir. Tapi saja DU memiliki bahaya tersendiri ketika digunakan sebagai amunisi.The International Atomic Energy Agency (IAEA) menyampaikan bahwa kandungan uranium yang terhirup atau bahkan tertelan bisa menjadi bahaya. Hal ini terjadi karena toksisitas kimianya.
Risiko utama memang bukan dari aspek radioaktif, namun karena bahan kimianya. Sebagai contoh, kadar uranium yang terlalu banyak terhirup di dalam tubuh bisa menyebabkan gagal ginjal.
Tetapi, hal ini sedikit berbeda dengan depleted uranium yang disebut memiliki risiko lebih rendah. Risiko jangka panjang dari penggunaan DU dalam amunisi dikatakan bisa tertinggal di bekas medan perang.
Dalam hal ini, muncul beberapa kekhawatiran seperti bahaya DU yang dapat mencemari air atau bahkan persediaan makanan di sekitarnya.
Selain itu, muncul juga pandangan terkait bahaya penggunaan DU pada amunisi. The Campaign for Nuclear Disarmament (CND) sebelumnya menekan telah pemerintah Inggris untuk mendukung larangan global terkait penggunaan uranium dalam persenjataan.
Menurut mereka, penggunaan DU ini berdampak buruk bagi warga sipil yang terjebak di area konflik terkait. Beberapa negara seperti Belgia dan Kosta Rika telah setuju dan melarang penggunaan uranium dalam amunisi persenjataan konvensional miliknya.
(min)