Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Pernah Diancam Dibunuh Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ismail Haniyeh yang menjabat sebagai pemimpin Hamas pernah mengalami ancaman pembunuhan dari Pemerintah Israel di tahun 2007 lalu.
Dilansir dari The Guardian, Wakil Menteri Pertahanan Israel, Ephiraim Sneh, berencana untuk membunuh ketua Hamas untuk mengakhiri serangan rudal dari jalur Gaza.
Menurut Sneh, tidak ada seorangpun dalam kepemimpinan Hamas yang kebal senjata. Ancaman pembunuhan itu muncul setelah seorang wanita Israel terbunuh oleh roket di kota selatan Sderot.
Namun, ancaman pembunuhan itu berhasil ditepis oleh Haniyeh yang membuatnya kembali terpilih menjadi Pemimpin Hamas pada 2017 lalu.
Pria yang lahir pada tahun 1962 ini juga sempat menjadi pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza periode 2007-2014 lalu.
Menurut Britannica, Haniyeh menghabiskan masa mudanya di kamp pengungsi Al-Shāṭiʾ di Jalur Gaza, tempatnya dilahirkan.
Seperti anak-anak pengungsi biasa, Haniyeh dididik di sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina.
Pada tahun 1981 Haniyeh mendaftar di Universitas Islam Gaza, untuk belajar sastra Arab. Dia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin sebuah asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Ismail Haniyeh berhasil membawa Hamas ke dalam politik di tahun 2006, dimana saat itu kelompok tersebut secara mengejutkan menjadi pemenang dalam pemilihan parlemen Palestina, setelah mengalahkan partai Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Sebagai Pemimpin Hamas, Haniyeh mengendalikan kegiatan politik kelompok itu di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel.
Dia juga yang mengarahkan konflik 11 hari antara Hamas dan Israel pada Mei lalu. Konflik bersenjata itu menewaskan lebih dari 250 orang di Gaza dan 13 orangdiIsrael.
Dilansir dari The Guardian, Wakil Menteri Pertahanan Israel, Ephiraim Sneh, berencana untuk membunuh ketua Hamas untuk mengakhiri serangan rudal dari jalur Gaza.
Menurut Sneh, tidak ada seorangpun dalam kepemimpinan Hamas yang kebal senjata. Ancaman pembunuhan itu muncul setelah seorang wanita Israel terbunuh oleh roket di kota selatan Sderot.
Namun, ancaman pembunuhan itu berhasil ditepis oleh Haniyeh yang membuatnya kembali terpilih menjadi Pemimpin Hamas pada 2017 lalu.
Profil Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh adalah seorang politikus Palestina yang telah menjabat sebagai Pemimpin Hamas sejak 2006 lalu. Dirinya juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Otoritas Palestina (PA) periode 2006-2007.Pria yang lahir pada tahun 1962 ini juga sempat menjadi pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza periode 2007-2014 lalu.
Menurut Britannica, Haniyeh menghabiskan masa mudanya di kamp pengungsi Al-Shāṭiʾ di Jalur Gaza, tempatnya dilahirkan.
Seperti anak-anak pengungsi biasa, Haniyeh dididik di sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina.
Pada tahun 1981 Haniyeh mendaftar di Universitas Islam Gaza, untuk belajar sastra Arab. Dia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin sebuah asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Ismail Haniyeh berhasil membawa Hamas ke dalam politik di tahun 2006, dimana saat itu kelompok tersebut secara mengejutkan menjadi pemenang dalam pemilihan parlemen Palestina, setelah mengalahkan partai Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Sebagai Pemimpin Hamas, Haniyeh mengendalikan kegiatan politik kelompok itu di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel.
Dia juga yang mengarahkan konflik 11 hari antara Hamas dan Israel pada Mei lalu. Konflik bersenjata itu menewaskan lebih dari 250 orang di Gaza dan 13 orangdiIsrael.
(ian)