Stoltenberg: Tempat yang Tepat Bagi Ukraina Adalah di NATO
loading...
A
A
A
KIEV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan tempat yang tepat bagi Ukraina adalah di organisasi yang dipimpinnya. Hal itu diungkapkannya selama kunjungan pertamanya ke negara itu sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022.
Stoltenberg mengatakan dia telah membahas inisiatif dukungan multi-tahun dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang akan membantu transisi Ukraina dari peralatan dan doktrin era Soviet ke standar NATO.
"Ini akan memastikan interoperabilitas penuh dengan aliansi,” tambah Stoltenberg seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/4/2023).
NATO telah menjadi sekutu utama Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022, mendistribusikan bantuan militer dan memperkuat pertahanan Kiev dalam menghadapi serangan tanpa henti Moskow.
Kepala NATO mengatakan bahwa sejak Februari lalu, sekutu aliansi telah memberikan dukungan lebih dari 150 miliar euro (Rp2.454 triliun), termasuk bantuan militer senuilai 65 miliar euro (Rp1.063 triliun).
“Sekutu sekarang mengirimkan lebih banyak jet, tank, dan kendaraan lapis baja,” ucap Stoltenberg.
“NATO mendukung Anda hari ini, besok, dan selama yang diperlukan,” ia menambahkan.
Dalam kesempatannya, Zelensky mengulang seruan Stoltenberg untuk menegaskan kembali hubungan antara Ukraina dan NATO, mengatakan kunjungannya adalah tanda aliansi keamanan itu siap untuk memulai babak baru dengan Kiev.
"Ukraina yang berdiri kokoh dan melihat masa depan pembebasan penuh dan membebaskan tanah kami dari penjajah Rusia," katanya.
“Kunjungan Sekretaris Jenderal ini adalah yang pertama sejak dimulainya perang skala penuh. Kami memperlakukan ini sebagai tanda bahwa aliansi siap untuk memulai babak baru dalam hubungannya dengan Ukraina dan keputusan baru,” ujarnya.
Zelensky menambahkan tidak ada penghalang obyektif untuk keputusan politik dalam mengundang Ukraina ke dalam aliansi NATO, setelah aksesi Finlandia menghidupkan kembali seruan dari Kiev untuk bergabung.
“Sekarang mayoritas populasi NATO dan mayoritas di Ukraina mendukung masuknya kami ke dalam aliansi mereka,” ucapnya.
“Tidak mungkin membayangkan keamanan di ruang Atlantik Utara tanpa itu,” sambungnya.
Zelensky melanjutkan dengan mengatakan Ukraina ingin tahu kapan mereka akan berada di NATO.
“Kami membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan yang kami miliki sekarang,” ujar Zelensky.
"Kami akan berada dalam aliansi mereka, kami yakin itu adalah jaminan keamanan Ukraina dan jaminan nyata," ia melanjutkan.
“Tapi sementara kami menunggu keanggotaan dan bukan anggota, kami ingin jaminan keamanan yang sangat spesifik disetujui di Vilnius jika ada kesempatan untuk melakukan itu maka kami akan siap di pihak kami,” tukasnya.
Stoltenberg mengatakan dia telah membahas inisiatif dukungan multi-tahun dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang akan membantu transisi Ukraina dari peralatan dan doktrin era Soviet ke standar NATO.
"Ini akan memastikan interoperabilitas penuh dengan aliansi,” tambah Stoltenberg seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/4/2023).
NATO telah menjadi sekutu utama Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022, mendistribusikan bantuan militer dan memperkuat pertahanan Kiev dalam menghadapi serangan tanpa henti Moskow.
Kepala NATO mengatakan bahwa sejak Februari lalu, sekutu aliansi telah memberikan dukungan lebih dari 150 miliar euro (Rp2.454 triliun), termasuk bantuan militer senuilai 65 miliar euro (Rp1.063 triliun).
“Sekutu sekarang mengirimkan lebih banyak jet, tank, dan kendaraan lapis baja,” ucap Stoltenberg.
“NATO mendukung Anda hari ini, besok, dan selama yang diperlukan,” ia menambahkan.
Dalam kesempatannya, Zelensky mengulang seruan Stoltenberg untuk menegaskan kembali hubungan antara Ukraina dan NATO, mengatakan kunjungannya adalah tanda aliansi keamanan itu siap untuk memulai babak baru dengan Kiev.
"Ukraina yang berdiri kokoh dan melihat masa depan pembebasan penuh dan membebaskan tanah kami dari penjajah Rusia," katanya.
“Kunjungan Sekretaris Jenderal ini adalah yang pertama sejak dimulainya perang skala penuh. Kami memperlakukan ini sebagai tanda bahwa aliansi siap untuk memulai babak baru dalam hubungannya dengan Ukraina dan keputusan baru,” ujarnya.
Zelensky menambahkan tidak ada penghalang obyektif untuk keputusan politik dalam mengundang Ukraina ke dalam aliansi NATO, setelah aksesi Finlandia menghidupkan kembali seruan dari Kiev untuk bergabung.
“Sekarang mayoritas populasi NATO dan mayoritas di Ukraina mendukung masuknya kami ke dalam aliansi mereka,” ucapnya.
“Tidak mungkin membayangkan keamanan di ruang Atlantik Utara tanpa itu,” sambungnya.
Zelensky melanjutkan dengan mengatakan Ukraina ingin tahu kapan mereka akan berada di NATO.
“Kami membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan yang kami miliki sekarang,” ujar Zelensky.
"Kami akan berada dalam aliansi mereka, kami yakin itu adalah jaminan keamanan Ukraina dan jaminan nyata," ia melanjutkan.
“Tapi sementara kami menunggu keanggotaan dan bukan anggota, kami ingin jaminan keamanan yang sangat spesifik disetujui di Vilnius jika ada kesempatan untuk melakukan itu maka kami akan siap di pihak kami,” tukasnya.
(ian)