Bunuh Vladimir Putin Dianggap Cara Termudah Akhiri Perang Ukraina, Rusia Murka
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Rusia marah setelah media Jerman menampilkan kutipan berisi seruan membunuh Presiden Vladimir Putin sebagai cara termudah untuk mengakhiri perang di Ukraina .
Kremlin, melalui Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergey Nechaev, mengecam keras harian Die Weltatas publikasi kutipan tersebut. Menurut Nechaev, surat kabar tersebut "mencapai titik terendah" dalam semangat anti-Rusia.
Seruan membunuh Putin itu merupakan kutipan dari wawancara dengan kolumnis Amerika Serikat (AS) Fred Kaplan. di mana dia mengatakan; "Cara termudah mengakhiri konflik Ukraina berarti seseorang membunuh Putin."
"Die Welt telah meninggalkan [jejak] seruan de facto untuk pembunuhan ini, tidak dihapus dan tidak dikomentari dan bahkan menggunakannya sebagai tajuk utama," kesal Nechaev dalam sebuah posting yang diterbitkan di akun Telegram Kedutaan Rusia, sebagaimana dikutip Russia Today, Rabu (19/4/2023).
Diplomat Rusia itu merujuk ke akun Twitter surat kabar Die Welt, yang menggunakan kutipan "membunuh" untuk menarik perhatian pada wawancara dengan Kaplan di media sosialnya.
“Sangat disayangkan bahwa beberapa media Jerman terus melewati batas dan mencapai titik terendah,” kata Nechaev. "Walaupun ini keterlaluan, ini tidak lagi mengejutkan," katanya lagi.
Kaplan membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan Die Welt tentang "skenario paling masuk akal" untuk mengakhiri konflik militer antara Moskow dan Kiev, yang kini telah berlangsung selama lebih dari setahun.
“Cara termudah untuk mengakhiri ini adalah seseorang membunuh Putin,” kata Kaplan, menambahkan bahwa pemimpin baru kemudian dapat berkuasa, yang akan menyatakan operasi militer Rusia di Ukraina sebagai “kebodohan” dan mendapatkan dukungan dari elite Rusia untuk mengakhiri konflik.
Kaplan, seorang jurnalis dan ilmuwan politik Amerika, mengatakan dia tidak percaya bahwa Moskow akan menang, serta menambahkan bahwa jika tidak, konflik dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan berpotensi berakhir dengan kesepakatan yang akan melibatkan AS dan China sebagai penjamin.
Kolumnis AS juga mengakui bahwa Kiev sepenuhnya bergantung pada bantuan AS dan penghentian bantuan ini dapat memaksa pemerintah Ukraina untuk mencapai kesepakatan dengan Moskow. “Tanpa bantuan AS, [Ukraina] tidak akan bertahan lama,” katanya.
Kremlin, melalui Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergey Nechaev, mengecam keras harian Die Weltatas publikasi kutipan tersebut. Menurut Nechaev, surat kabar tersebut "mencapai titik terendah" dalam semangat anti-Rusia.
Seruan membunuh Putin itu merupakan kutipan dari wawancara dengan kolumnis Amerika Serikat (AS) Fred Kaplan. di mana dia mengatakan; "Cara termudah mengakhiri konflik Ukraina berarti seseorang membunuh Putin."
"Die Welt telah meninggalkan [jejak] seruan de facto untuk pembunuhan ini, tidak dihapus dan tidak dikomentari dan bahkan menggunakannya sebagai tajuk utama," kesal Nechaev dalam sebuah posting yang diterbitkan di akun Telegram Kedutaan Rusia, sebagaimana dikutip Russia Today, Rabu (19/4/2023).
Baca Juga
Diplomat Rusia itu merujuk ke akun Twitter surat kabar Die Welt, yang menggunakan kutipan "membunuh" untuk menarik perhatian pada wawancara dengan Kaplan di media sosialnya.
“Sangat disayangkan bahwa beberapa media Jerman terus melewati batas dan mencapai titik terendah,” kata Nechaev. "Walaupun ini keterlaluan, ini tidak lagi mengejutkan," katanya lagi.
Kaplan membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan Die Welt tentang "skenario paling masuk akal" untuk mengakhiri konflik militer antara Moskow dan Kiev, yang kini telah berlangsung selama lebih dari setahun.
“Cara termudah untuk mengakhiri ini adalah seseorang membunuh Putin,” kata Kaplan, menambahkan bahwa pemimpin baru kemudian dapat berkuasa, yang akan menyatakan operasi militer Rusia di Ukraina sebagai “kebodohan” dan mendapatkan dukungan dari elite Rusia untuk mengakhiri konflik.
Kaplan, seorang jurnalis dan ilmuwan politik Amerika, mengatakan dia tidak percaya bahwa Moskow akan menang, serta menambahkan bahwa jika tidak, konflik dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan berpotensi berakhir dengan kesepakatan yang akan melibatkan AS dan China sebagai penjamin.
Kolumnis AS juga mengakui bahwa Kiev sepenuhnya bergantung pada bantuan AS dan penghentian bantuan ini dapat memaksa pemerintah Ukraina untuk mencapai kesepakatan dengan Moskow. “Tanpa bantuan AS, [Ukraina] tidak akan bertahan lama,” katanya.
(mas)