Erdogan Lakukan Kunjungan Kejutan ke Hagia Sophia usai Jadi Masjid
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu melakukan kunjungan kejutan ke Hagia Sophia setelah bangunan kuno di Istanbul itu diubah jadi masjid 10 Juli lalu.
Kunjungan sang presiden dilakukan menjelang salat pertama umat Islam di situs itu pada 24 Juli mendatang. Menurut kantor presiden, dalam kunjungan singkat yang dianggap sebagai inspeksi, Erdogan menekankan poin-poin pekerjaan konversi.
"Ikon-ikon Kristen akan ditutup dan tidak dinyalakan melalui sarana yang tepat selama waktu salat," kata Diyanet, otoritas keagamaan di Turki.
Pihak berwenang mengatakan pada minggu lalu bahwa mosaik-mosaik Kristen akan ditutup dengan tirai atau laser ketika salat pertama umat Islam digelar. (Baca: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid )
Juru bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan kepada penyiar NTV pada hari Minggu bahwa beberapa mosaik Mary (Maria) dan Gabriel (Jibril) yang diposisikan ke arah kiblat akan ditutup dengan tirai.
Dia mengatakan mosaik lain seperti Yesus dan tokoh-tokoh Kristen lainnya tidak menimbulkan hambatan bagi salat umat Islam karena mereka tidak terletak di arah kiblat. Tetapi dia tidak mengatakan apakah mosaik-mosaik itu akan tetap terbuka sepanjang waktu.
Menurut pihak berwenang, di luar waktu salat, Hagia Sophia akan terbuka untuk semua pengunjung dan wisatawan dan semua mosaik akan dibuka.
Rencananya, sekitar 500 jamaah akan menghadiri salat Jumat pada 24 Juli nanti. Belum jelas apakah Erdogan berada antara 500 jamaah tersebut atau tidak. (Baca: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia Sophia 24 Juli )
Pengadilan tinggi Turki pada 10 Juli lalu mencabut status museum yang diberikan untuk Hagia Sophia hampir seabad lalu. Putusan itu menjadikan Erdogan mengubahnya menjadi masjid.
Sejak diresmikian sebagai museum pada tahun 1935, bangunan abad keenam itu telah dibuka untuk semua pengunjung, terlepas dari kepercayaan mereka.
Kunjungan sang presiden dilakukan menjelang salat pertama umat Islam di situs itu pada 24 Juli mendatang. Menurut kantor presiden, dalam kunjungan singkat yang dianggap sebagai inspeksi, Erdogan menekankan poin-poin pekerjaan konversi.
"Ikon-ikon Kristen akan ditutup dan tidak dinyalakan melalui sarana yang tepat selama waktu salat," kata Diyanet, otoritas keagamaan di Turki.
Pihak berwenang mengatakan pada minggu lalu bahwa mosaik-mosaik Kristen akan ditutup dengan tirai atau laser ketika salat pertama umat Islam digelar. (Baca: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid )
Juru bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan kepada penyiar NTV pada hari Minggu bahwa beberapa mosaik Mary (Maria) dan Gabriel (Jibril) yang diposisikan ke arah kiblat akan ditutup dengan tirai.
Dia mengatakan mosaik lain seperti Yesus dan tokoh-tokoh Kristen lainnya tidak menimbulkan hambatan bagi salat umat Islam karena mereka tidak terletak di arah kiblat. Tetapi dia tidak mengatakan apakah mosaik-mosaik itu akan tetap terbuka sepanjang waktu.
Menurut pihak berwenang, di luar waktu salat, Hagia Sophia akan terbuka untuk semua pengunjung dan wisatawan dan semua mosaik akan dibuka.
Rencananya, sekitar 500 jamaah akan menghadiri salat Jumat pada 24 Juli nanti. Belum jelas apakah Erdogan berada antara 500 jamaah tersebut atau tidak. (Baca: Erdogan: Jadi Masjid, Salat Pertama di Hagia Sophia 24 Juli )
Pengadilan tinggi Turki pada 10 Juli lalu mencabut status museum yang diberikan untuk Hagia Sophia hampir seabad lalu. Putusan itu menjadikan Erdogan mengubahnya menjadi masjid.
Sejak diresmikian sebagai museum pada tahun 1935, bangunan abad keenam itu telah dibuka untuk semua pengunjung, terlepas dari kepercayaan mereka.