Mantan Presiden Kosovo Hashim Thaci Diadili atas Kejahatan Perang
loading...
A
A
A
DEN HAAG - Mantan Presiden Kosovo Hashim Thaci, yang memimpin perang kemerdekaan 1990-an melawan Serbia, mulai diadili atas kejahatan perang di pengadilan khusus di Den Haag, Senin.
Thaci sebelumnya adalah komandan militer kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) dalam perang yang mengakibatkan lebih dari 100 pembunuhan.
Thaci dan tiga anggota tertinggi lainnya dari KLA, semuanya membantah 10 tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan saat mereka muncul di pengadilan khusus di Den Haag.
Sementara Thaci dan yang lainnya terus dilihat sebagai pahlawan gerilya, jaksa penuntut mengatakan KLA etnis Albania secara terbuka memberlakukan pemerintahan brutal dengan pemenjaraan, penyiksaan dan pembunuhan untuk memperketat cengkeraman kekuasaan mereka selama dan setelah perang 1998-1999.
"Keempat pria ini tanpa diragukan lagi adalah pemimpin utama KLA dan mereka dipuji dan dihormati karenanya," kata Jaksa Alex Whiting di pengadilan, seperti dikutip AFP, Selasa (4/4/2023).
"Tapi ada sisi gelap dari kepemimpinan mereka," katanya lagi.
Thaci, yang mengenakan dasi biru dan jas abu-abu arang dan mendengarkan melalui headphone, membenarkan pembelaan yang dia ajukan saat pertama kali muncul di hadapan pengadilan pada tahun 2020.
"Saya sepenuhnya tidak bersalah," kata Thaci (54) di pengadilan.
Sesama terdakwa, mantan juru bicara KLA Jakup Krasniqi, sekutu politik terdekat Thaci Kadri Veseli dan tokoh kunci KLA Rexhep Selimi, juga membantah tuduhan tersebut.
Thaci sebelumnya adalah komandan militer kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) dalam perang yang mengakibatkan lebih dari 100 pembunuhan.
Thaci dan tiga anggota tertinggi lainnya dari KLA, semuanya membantah 10 tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan saat mereka muncul di pengadilan khusus di Den Haag.
Sementara Thaci dan yang lainnya terus dilihat sebagai pahlawan gerilya, jaksa penuntut mengatakan KLA etnis Albania secara terbuka memberlakukan pemerintahan brutal dengan pemenjaraan, penyiksaan dan pembunuhan untuk memperketat cengkeraman kekuasaan mereka selama dan setelah perang 1998-1999.
"Keempat pria ini tanpa diragukan lagi adalah pemimpin utama KLA dan mereka dipuji dan dihormati karenanya," kata Jaksa Alex Whiting di pengadilan, seperti dikutip AFP, Selasa (4/4/2023).
"Tapi ada sisi gelap dari kepemimpinan mereka," katanya lagi.
Thaci, yang mengenakan dasi biru dan jas abu-abu arang dan mendengarkan melalui headphone, membenarkan pembelaan yang dia ajukan saat pertama kali muncul di hadapan pengadilan pada tahun 2020.
"Saya sepenuhnya tidak bersalah," kata Thaci (54) di pengadilan.
Sesama terdakwa, mantan juru bicara KLA Jakup Krasniqi, sekutu politik terdekat Thaci Kadri Veseli dan tokoh kunci KLA Rexhep Selimi, juga membantah tuduhan tersebut.