Erdogan Dinilai Serius Mengejar Ambisi Nuklirnya

Senin, 20 Juli 2020 - 03:00 WIB
loading...
Erdogan Dinilai Serius Mengejar Ambisi Nuklirnya
Presiden Turki Tayyip Erdogan
A A A
ANKARA - Seorang pakar Pusat Pendidikan Kebijakan Non-proliferasi, John Spacapan menilai, Presiden Turki Tayyip Erdogan akan serius mengejar ambisi nuklirnya. Dia mengatakan, ada tiga tanda peringatan yang menunjukkan bahwa Ankara berupaya memperoleh senjata nuklir, meski mereka adalah pihak yang terlibat dalam Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Pertama, Erdogan secara eksplisit mengatakan, tidak dapat diterima bahwa Turki tidak dapat memiliki senjata nuklir sendiri. Pada September 2019, Erdogan memberi tahu anggota partainya bahwa beberapa negara memiliki rudal dengan hulu ledak nuklir dan dia tidak bisa menerima fakta bahwa Turki tidak boleh memilikinya.

(Baca: Partainya Erdogan Tolak Usul AS Beli S-400 Rusia dari Turki )

"Kedua, Erdogan sering bombastis, tetapi pada energi nuklir dia mengambil tindakan. Di sepanjang garis pantai Mediterania Turki, Rusia membangun empat reaktor tenaga nuklir besar di Fasilitas Nuklir Akkuyu,” kata Spacapan, seperti dilansir Al Arabiya.

Ankara mengatakan bahwa tujuan dari pabrik itu adalah untuk mengurangi ketergantungan Turki pada impor gas untuk memenuhi permintaan listrik, tetapi Spacapan mengatakan bahwa itu tidak benar bagi Turki.

Namun, menurut Spacapan, fasilitas Akkuyu tidak membuat Turki kurang bergantung pada kekuatan asing. Rusia, jelasnya akan memiliki dan mengoperasikan fasilitas itu, dan sudah pasti bahwa Moskow menggunakan semua aset energinya, bukan hanya bahan bakar fosil, untuk paksaan.

Dia menyebut, fasilitas nuklir adalah investasi buruk, karena Rusia hanya akan membayar reaktor pertama di fasilitas dan pemerintah Turki harus mengamankan pembiayaan untuk tiga reaktor lainnya.

Dari sudut pandang pasar, ujar Spacapan, gas alam dan energi terbarukan mengalahkan nuklir dan membawa kesepakatan pengeboran gas alam yang dipukul Turki dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya tahun lalu.

(Baca: Popularitas Partainya Erdogan Merosot karena Covid-19 dan Tekanan Ekonomi )

"Yang mengkhawatirkan adalah Turki dapat mengeksploitasi tenaga nuklir sebagai kedok untuk mendapatkan teknologi dan perangkat keras yang terkait dengan bom. Transfer teknologi sudah terjadi. Sejak proyek Akkuyu dimulai, mahasiswa teknik Turki telah menjadi kelompok nasional terbesar kedua yang mempelajari ilmu nuklir di Rusia, tempat ratusan ilmuwan Iran dan Korea Utara datang sebelum mereka,” katanya.

Ketiga, ucapnya Turki berkolaborasi secara militer dengan Pakistan, sebuah negara yang memiliki senjata nuklir yang tidak jauh dari perbatasan Turki. Spacapan mencatat bahwa sementara hubungan Turki-Pakistan hangat tapi dangkal, Erdogan mempererat ikatan sejak 2018 dan memasok militer Pakistan dengan senjata canggih.

"Kekuatan Erdogan saat ini di Islamabad melebihi kekuatan Korea Utara, Iran, dan Libya, yang semuanya menerima bantuan bom nuklir dari Pakistan. Karena tenaga nuklir menyediakan banyak teknologi untuk pembuatan bom, dan dalam kasus Turki tidak masuk akal secara ekonomi, Amerika Serikat harus berusaha menjauhkan Turki dari energi nuklir," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1661 seconds (0.1#10.140)