Jerman Tolak Berikan Tank Tambahan untuk Ukraina
loading...
A
A
A
BERLIN - Jerman tidak mampu memberikan tank tempur utama tambahan ke Ukraina . Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius.
Pernyataan itu muncul setelah Kiev memperingatkan bahwa mereka akan membutuhkan lebih banyak senjata berat untuk melakukan serangan balasan terhadap Rusia.
“Saya tidak melihat pengiriman tank Leopard tambahan di luar yang sudah diumumkan,” kata Pistorius kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
“Supaya jelas, seperti negara lain, persediaan kami terbatas. Sebagai menteri pertahanan federal, saya tidak bisa menyerahkan semua yang kami miliki,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (2/4/2023).
Menteri Pertahanan Jerman itu menyatakan bahwa kesenjangan yang ada di militer Jerman sendiri tidak dapat sepenuhnya ditutup pada tahun 2030.
"Ini akan memakan waktu bertahun-tahun,” ujarnya.
“Namun, dalam jangka menengah, saya percaya akan mungkin untuk memenuhi kebutuhan Ukraina,” kata Pistorius.
Dia menambahkan bahwa industri pertahanan Jerman harus meningkatkan produksi tank dan senjata berat lainnya, termasuk howitzer self-propelled.
“Peralatan tambahan saat ini dibutuhkan lebih dari kapan pun di masa lalu,” ujarnya.
Menurut Pistorius, Berlin dan sekutu Eropanya berkomitmen untuk mengirimkan dua batalion Leopard 2, atau lebih dari 60 kendaraan. Dia menegaskan kembali bahwa tahun depan negara-negara Uni Eropa (UE) juga akan memasok lebih dari 100 tank Leopard 1 model lama.
Pejabat Ukraina akhir tahun lalu menyatakan bahwa Kiev membutuhkan setidaknya 300 tank modern, serta ratusan kendaraan lapis baja dan artileri lainnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bulan ini memperingatkan bahwa Kiev tidak dapat melancarkan serangan balasan yang efektif terhadap pasukan Rusia tanpa senjata Barat dalam jumlah yang cukup.
Beberapa negara Eropa telah berjuang untuk menemukan cukup tank yang dapat disumbangkan ke Ukraina. Swiss bulan lalu mengungkapkan bahwa Jerman telah secara resmi memintanya untuk menjual sejumlah tank Leopard 2 yang dinonaktifkan kembali ke pabrikan Jerman Rheinmetall sehingga Berlin dapat mengisi kembali stoknya sendiri.
Sementara itu media Jerman melaporkan bahwa, karena masalah peralatan, Bundeswehr kurang siap untuk menjalankan sebagian komitmennya sebagai anggota NATO.
Cakupan bantuan militer Jerman menuai kritik dari negara tetangga Polandia, yang perdana menterinya, Mateusz Morawiecki, pekan lalu berpendapat bahwa Berlin tidak "bermurah hati seperti seharusnya" dalam hal menyumbangkan senjata ke Ukraina.
Moskow mengatakan bahwa pasokan senjata Barat akan memperpanjang konflik tetapi tidak akan mengubah arah atau hasilnya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah memperingatkan bahwa tank yang dipasok NATO akan "terbakar" di medan perang.
Pernyataan itu muncul setelah Kiev memperingatkan bahwa mereka akan membutuhkan lebih banyak senjata berat untuk melakukan serangan balasan terhadap Rusia.
“Saya tidak melihat pengiriman tank Leopard tambahan di luar yang sudah diumumkan,” kata Pistorius kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
“Supaya jelas, seperti negara lain, persediaan kami terbatas. Sebagai menteri pertahanan federal, saya tidak bisa menyerahkan semua yang kami miliki,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (2/4/2023).
Menteri Pertahanan Jerman itu menyatakan bahwa kesenjangan yang ada di militer Jerman sendiri tidak dapat sepenuhnya ditutup pada tahun 2030.
"Ini akan memakan waktu bertahun-tahun,” ujarnya.
“Namun, dalam jangka menengah, saya percaya akan mungkin untuk memenuhi kebutuhan Ukraina,” kata Pistorius.
Dia menambahkan bahwa industri pertahanan Jerman harus meningkatkan produksi tank dan senjata berat lainnya, termasuk howitzer self-propelled.
“Peralatan tambahan saat ini dibutuhkan lebih dari kapan pun di masa lalu,” ujarnya.
Menurut Pistorius, Berlin dan sekutu Eropanya berkomitmen untuk mengirimkan dua batalion Leopard 2, atau lebih dari 60 kendaraan. Dia menegaskan kembali bahwa tahun depan negara-negara Uni Eropa (UE) juga akan memasok lebih dari 100 tank Leopard 1 model lama.
Pejabat Ukraina akhir tahun lalu menyatakan bahwa Kiev membutuhkan setidaknya 300 tank modern, serta ratusan kendaraan lapis baja dan artileri lainnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bulan ini memperingatkan bahwa Kiev tidak dapat melancarkan serangan balasan yang efektif terhadap pasukan Rusia tanpa senjata Barat dalam jumlah yang cukup.
Beberapa negara Eropa telah berjuang untuk menemukan cukup tank yang dapat disumbangkan ke Ukraina. Swiss bulan lalu mengungkapkan bahwa Jerman telah secara resmi memintanya untuk menjual sejumlah tank Leopard 2 yang dinonaktifkan kembali ke pabrikan Jerman Rheinmetall sehingga Berlin dapat mengisi kembali stoknya sendiri.
Sementara itu media Jerman melaporkan bahwa, karena masalah peralatan, Bundeswehr kurang siap untuk menjalankan sebagian komitmennya sebagai anggota NATO.
Cakupan bantuan militer Jerman menuai kritik dari negara tetangga Polandia, yang perdana menterinya, Mateusz Morawiecki, pekan lalu berpendapat bahwa Berlin tidak "bermurah hati seperti seharusnya" dalam hal menyumbangkan senjata ke Ukraina.
Moskow mengatakan bahwa pasokan senjata Barat akan memperpanjang konflik tetapi tidak akan mengubah arah atau hasilnya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah memperingatkan bahwa tank yang dipasok NATO akan "terbakar" di medan perang.
(ian)