AS Minta China Tak Bereaksi Berlebihan soal Presiden Taiwan Singgah di Amerika
loading...
A
A
A
Beijing, bagaimanapun, telah berulang kali memperingatkan soal pertemuan itu.
Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan kepada wartawan awal pekan ini bahwa transit AS oleh Tsai lebih dari sekadar menunggu di bandara dan hotel.
Dia mengeklaim bahwa itu dirancang untuk memungkinkan Tsai bertemu dengan pejabat dan legislator AS.
"Jika dia melakukan kontak dengan Ketua DPR AS McCarthy, itu akan menjadi provokasi lain yang secara serius melanggar prinsip 'Satu China', merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, dan menghancurkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.
"Kami dengan tegas menentang ini dan pasti akan mengambil langkah-langkah untuk melawan balik," imbuh Zhu, tanpa memberikan perincian.
Beijing menggelar latihan perang di sekitar Taiwan Agustus lalu ketika Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.
Pada hari Rabu, Gedung Putih memperingatkan agar tidak melakukan langkah serupa setelah perjalanan Tsai. “Republik Rakyat China seharusnya tidak menggunakan transit ini sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas apa pun di sekitar selat Taiwan,” kata Kirby.
Di bawah kebijakan “Satu China”, AS mengakui Republik Rakyat China (RRC) di Beijing atas Republik China (ROC) atau Taiwan di Taipei sebagai satu-satunya pemerintahan China yang sah.
Tetapi Washington tidak memihak pada kedaulatan Taiwan, berpendapat bahwa masa depan pulau itu harus ditentukan dengan cara damai.
Kebijakan ini berbeda dengan prinsip “Satu China” RRC, di mana Beijing menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayahnya.
Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan kepada wartawan awal pekan ini bahwa transit AS oleh Tsai lebih dari sekadar menunggu di bandara dan hotel.
Dia mengeklaim bahwa itu dirancang untuk memungkinkan Tsai bertemu dengan pejabat dan legislator AS.
"Jika dia melakukan kontak dengan Ketua DPR AS McCarthy, itu akan menjadi provokasi lain yang secara serius melanggar prinsip 'Satu China', merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, dan menghancurkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.
"Kami dengan tegas menentang ini dan pasti akan mengambil langkah-langkah untuk melawan balik," imbuh Zhu, tanpa memberikan perincian.
Beijing menggelar latihan perang di sekitar Taiwan Agustus lalu ketika Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.
Pada hari Rabu, Gedung Putih memperingatkan agar tidak melakukan langkah serupa setelah perjalanan Tsai. “Republik Rakyat China seharusnya tidak menggunakan transit ini sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas apa pun di sekitar selat Taiwan,” kata Kirby.
Di bawah kebijakan “Satu China”, AS mengakui Republik Rakyat China (RRC) di Beijing atas Republik China (ROC) atau Taiwan di Taipei sebagai satu-satunya pemerintahan China yang sah.
Tetapi Washington tidak memihak pada kedaulatan Taiwan, berpendapat bahwa masa depan pulau itu harus ditentukan dengan cara damai.
Kebijakan ini berbeda dengan prinsip “Satu China” RRC, di mana Beijing menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayahnya.