Gawat, Rusia Tak Mau Lagi Berbagi Info Uji Rudal Canggih dengan AS

Kamis, 30 Maret 2023 - 09:31 WIB
loading...
A A A
Sebuah video Kementerian Pertahanan menunjukkan truk yang membawa rudal Yars melaju dari pangkalan untuk berpatroli. Manuver tersebut melibatkan sekitar 300 kendaraan dan 3.000 tentara di Siberia timur.

Latihan itu berlangsung beberapa hari setelah Putin mengumumkan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, tetangga dan sekutu Rusia.

Senjata semacam itu dimaksudkan untuk digunakan di medan perang dan memiliki jangkauan yang relatif pendek dan daya ledak yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rudal strategis jarak jauh yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang mampu melenyapkan seluruh kota.

Keputusan Putin tentang senjata taktis mengikuti peringatannya yang berulang kali bahwa Moskow siap menggunakan “semua cara yang tersedia”—merujuk pada persenjataan nuklirnya—untuk menangkis serangan di wilayah Rusia.

Ryabkov mengatakan pada hari Rabu bahwa langkah Putin mengikuti kegagalan sekutu Kiev untuk mengindahkan "sinyal serius" sebelumnya dari Moskow karena apa yang dia gambarkan sebagai "elite Barat yang tidak bertanggung jawab mendasar terhadap rakyat mereka dan keamanan internasional."

Pejabat Rusia telah mengeluarkan rentetan pernyataan hawkish sejak pasukan mereka memasuki Ukraina, memperingatkan bahwa dukungan Barat yang berkelanjutan untuk Kiev meningkatkan ancaman konflik nuklir.

Dalam sambutan yang diterbitkan Selasa, Nikolai Patrushev, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, yang diketuai Putin, dengan tegas memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak menyimpan harapan atas kekalahan Rusia di Ukraina.

Patrushev menuduh bahwa beberapa politisi Amerika percaya bahwa AS dapat meluncurkan serangan rudal pencegahan ke Rusia yang tidak dapat ditanggapi oleh Moskow, keyakinan yang dia gambarkan sebagai "kebodohan berpandangan cupet, yang sangat berbahaya."

“Rusia sabar dan tidak berusaha menakut-nakuti siapa pun dengan keunggulan militernya, tetapi Rusia memiliki senjata modern unik yang mampu menghancurkan musuh mana pun, termasuk Amerika Serikat, jika ada ancaman terhadap keberadaannya,” kata Patrushev.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1759 seconds (0.1#10.140)