Zelensky: Putin Kehilangan Segalanya, China Tak Lagi Dukung Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "orang yang terisolasi secara informasi". Zelensky juga menuding Putin telah "kehilangan segalanya" selama tahun terakhir perang.
“Dia tidak memiliki sekutu,” kata Zelenskky, dalam wawancara dengan AP, Rabu (29/3/2023). Ia menambahkan, bahkan China – kekuatan ekonomi yang telah lama mendukung Moskow – tidak lagi bersedia mendukung Rusia.
Menurutnya, Presiden China Xi Jinping baru-baru ini mengunjungi Putin di Rusia, tetapi pergi tanpa mengumumkan dukungan terbuka untuk kampanye Moskow melawan Ukraina.
Zelensky menyatakan, bahwa pengumuman Putin tak lama setelah kunjungan Xi bahwa dia akan memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, lebih dekat ke wilayah NATO, dimaksudkan untuk membelokkan fakta bahwa kunjungan pemimpin China itu tidak berjalan dengan baik.
Terlepas dari provokasi nuklir Putin, Zelensky mengatakan, dia tidak yakin pemimpin Rusia itu siap menggunakan bom itu.
“Jika seseorang ingin menyelamatkan dirinya sendiri, dia benar-benar akan menggunakan ini. Aku tidak yakin dia siap melakukannya," ujar Zelensky.
Menurutnya, hingga kini sanksi Barat terhadap Rusia tidak cukup. Ia menyerukan tindakan yang lebih luas terhadap orang-orang di lingkaran dalam Putin.
Lebih dari 30 negara, yang mewakili lebih dari setengah ekonomi dunia, telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak Rusia dan pembatasan akses ke transaksi keuangan global.
Barat juga secara langsung memberikan sanksi kepada sekitar 2.000 perusahaan Rusia, pejabat pemerintah, oligarki, dan keluarga mereka. Lebih dari USD58 miliar aset Rusia yang terkena sanksi telah diblokir atau dibekukan di seluruh dunia, menurut laporan terbaru dari Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Zelensky mengatakan, lebih banyak yang harus dilakukan untuk menargetkan pendukung Putin. “Mereka harus tahu bahwa mereka akan kehilangan semua uang mereka, semua real estat mereka di Eropa atau di dunia, yacht mereka di mana-mana,” tandas Zelensky.
“Dia tidak memiliki sekutu,” kata Zelenskky, dalam wawancara dengan AP, Rabu (29/3/2023). Ia menambahkan, bahkan China – kekuatan ekonomi yang telah lama mendukung Moskow – tidak lagi bersedia mendukung Rusia.
Menurutnya, Presiden China Xi Jinping baru-baru ini mengunjungi Putin di Rusia, tetapi pergi tanpa mengumumkan dukungan terbuka untuk kampanye Moskow melawan Ukraina.
Zelensky menyatakan, bahwa pengumuman Putin tak lama setelah kunjungan Xi bahwa dia akan memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, lebih dekat ke wilayah NATO, dimaksudkan untuk membelokkan fakta bahwa kunjungan pemimpin China itu tidak berjalan dengan baik.
Terlepas dari provokasi nuklir Putin, Zelensky mengatakan, dia tidak yakin pemimpin Rusia itu siap menggunakan bom itu.
“Jika seseorang ingin menyelamatkan dirinya sendiri, dia benar-benar akan menggunakan ini. Aku tidak yakin dia siap melakukannya," ujar Zelensky.
Menurutnya, hingga kini sanksi Barat terhadap Rusia tidak cukup. Ia menyerukan tindakan yang lebih luas terhadap orang-orang di lingkaran dalam Putin.
Lebih dari 30 negara, yang mewakili lebih dari setengah ekonomi dunia, telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak Rusia dan pembatasan akses ke transaksi keuangan global.
Barat juga secara langsung memberikan sanksi kepada sekitar 2.000 perusahaan Rusia, pejabat pemerintah, oligarki, dan keluarga mereka. Lebih dari USD58 miliar aset Rusia yang terkena sanksi telah diblokir atau dibekukan di seluruh dunia, menurut laporan terbaru dari Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Zelensky mengatakan, lebih banyak yang harus dilakukan untuk menargetkan pendukung Putin. “Mereka harus tahu bahwa mereka akan kehilangan semua uang mereka, semua real estat mereka di Eropa atau di dunia, yacht mereka di mana-mana,” tandas Zelensky.
(esn)