Geger Senjata Nuklir Rusia: Seberapa Besar dan Siapa yang Mengendalikannya?

Senin, 27 Maret 2023 - 09:40 WIB
loading...
Geger Senjata Nuklir...
Tsar Bomba, bom nuklir terbesar di dunia saat diuji coba Uni Soviet. Senjata nuklir Rusia telah menggegerkan Uni Eropa karena akan dikerahkan ke Belarusia. Foto/National Interest
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan bahwa Rusia akan mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, langkah yang membuat gempar Ukraina dan Uni Eropa karena merasa terancam.

Putin mengatakan pengerahan senjata nuklir ke negara sekutu Rusia itu tidak akan melanggar perjanjian nonproliferasi. Dia juga berdalih langkahnya itu sebagai respons atas keputusan Inggris yang akan memasok Ukraina dengan senjata depleted uranium.

Selain itu, kata Putin, Amerika Serikat (AS) juga sudah mengerahkan senjata serupa ke sekutu-sekutu NATO di Eropa selama beberapa dekade.



Ukraina merespons keputusan Putin dengan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan darurat guna mengambil sikap. Sedangkan Uni Eropa marah dan mengancam akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarusia.

Seberapa Besar Kekuatan Nuklir Rusia

Senjata nuklir Rusia sudah berkali-kali menjadi fokus kekhawatiran dari perang Moskow di Ukraina yang terus berkecamuk. Pihak Barat khawatir Moskow lepas kontrol dan nekat menggunakan senjata nuklir yang pada akhirnya bisa memicu Perang Dunia III.

Seberapa besar sebenarnya kekuatan senjata nuklir Moskow saat ini? Sekadar diketahui, Rusia, yang mewarisi senjata nuklir Uni Soviet, memiliki persediaan hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Putin mengendalikan sekitar 5.977 hulu ledak pada 2022, dibandingkan dengan 5.428 yang dikendalikan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Itu merupakan data dari Federasi Ilmuwan Amerika (FAS).

Diperkirakan 1.500 dari hulu ledak tersebut sudah pensiun (tapi mungkin masih utuh), 2.889 cadangan dan 1.588 hulu ledak strategis dikerahkan.



The Bulletin of the Atomic Scientists melaporkan sebanyak 812 hulu ledak nuklir Rusia dikerahkan pada rudal balistik darat, 576 pada rudal balistik yang diluncurkan kapal selam dan sekitar 200 dikerahkan di pangkalan pesawat pengebom berat.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat (AS) memiliki total 5.428 hulu ledak nuklir dengan 1.644 di antaranya dikerahkan sebagai senjata strategis.

Menurut FAS, China memiliki total 350 hulu ledak nuklir, Prancis 290 dan Inggris 225.

Angka seperti itu berarti Moskow dan Washington dapat menghancurkan dunia berkali-kali lipat.

Selama Perang Dingin, persenjataan Uni Soviet mencapai puncaknya sekitar 40.000 hulu ledak nuklir sedangkan puncak AS adalah sekitar 30.000 hulu ledak.

Namun, kuncinya adalah bagaimana mengirimkan senjata—misil, kapal selam, dan pesawat pengebom yang membawa hulu ledak.

Rusia dilaporkan memiliki sekitar 400 rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir, yang diperkirakan The Bulletin of the Atomic Scientists dapat membawa hingga 1.185 hulu ledak.

Rusia mengoperasikan 10 kapal selam nuklir bersenjata nuklir, yang dapat membawa maksimal 800 hulu ledak. Negara ini juga memiliki 60 hingga 70 pesawat pengebom nuklir.

Senjata Nuklir yang Lebih Baru

AS mengatakan dalam Tinjauan Postur Nuklir 2022 bahwa Rusia dan China memperluas dan memodernisasi kekuatan nuklir mereka dan Washington akan mengejar pendekatan berdasarkan kontrol senjata untuk mencegah perlombaan senjata yang mahal.

Putin mengatakan dia mendapat informasi bahwa AS sedang mengembangkan senjata nuklir jenis baru.

Menurut Asosiasi Pengendalian Senjata, sejak Uni Soviet runtuh pada 1991, hanya beberapa negara yang telah menguji senjata nuklir. AS terakhir melakukannya pada 1992, China dan Prancis terakhir melakukannya pada 1996, India dan Pakistan pada 1998, dan Korea Utara terakhir melakukannya pada 2017.

Uni Soviet terakhir kali menguji senjata nuklir pada tahun 1990.

Siapa yang Mengontol Senjata Nuklir Rusia?

Presiden Rusia adalah pengambil keputusan utama dalam hal penggunaan senjata nuklir Rusia, baik strategis maupun nonstrategis. Itu menurut doktrin nuklir negara tersebut.

Apa yang disebut koper nuklir atau "Cheget" (nama yang diambil dari Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus), selalu bersama presiden Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia, sekarang Sergey Shoigu, dan Kepala Staf Umum, sekarang Valery Gerasimov, juga diduga memiliki koper seperti itu.

Pada dasarnya, koper adalah alat komunikasi yang menghubungkan presiden dengan petinggi militernya dan dari sana ke pasukan roket melalui jaringan komando dan kontrol elektronik “Kazbek” yang sangat rahasia. Kazbek mendukung sistem lain yang dikenal sebagai "Kavkaz".

Cuplikan yang ditayangkan oleh saluran televisi Zvezda Rusia pada 2019 menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai salah satu tas kerja dengan serangkaian kancing.

Menurut Zvezda, di bagian yang disebut "perintah", ada dua tombol: tombol "luncurkan" berwarna putih dan tombol "batal" berwarna merah. Koper diaktifkan oleh flashcard khusus.

Jika Rusia mengira sedang menghadapi serangan nuklir strategis, presiden, melalui koper Cheget, akan mengirimkan perintah peluncuran langsung ke komando staf umum dan unit komando cadangan, yang memegang kode nuklir.

Perintah semacam itu mengalir dengan cepat ke sistem komunikasi yang berbeda ke unit pasukan roket strategis, yang kemudian akan menembak ke sasaran.

Jika serangan nuklir dikonfirmasi, Putin dapat mengaktifkan apa yang disebut sistem "Tangan Mati" atau "Perimetr" sebagai upaya terakhir.

Pada dasarnya komputer akan memutuskan "hari kiamat". Roket kendali akan memerintahkan serangan nuklir dari seluruh gudang senjata Rusia yang luas.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1965 seconds (0.1#10.140)