Serangan Artileri Rusia Tewaskan 10 Warga Sipil Ukraina

Minggu, 26 Maret 2023 - 03:30 WIB
loading...
Serangan Artileri Rusia Tewaskan 10 Warga Sipil Ukraina
Serangan Artileri Rusia Tewaskan 10 Warga Sipil Ukraina. FOTO/TASS
A A A
KIEV - Pengeboman jarak jauh Rusia menewaskan sedikitnya 10 warga sipil dan melukai 20 lainnya di beberapa bagian Ukraina , kata para pejabat di Kiev. Seorang pejabat Kremlin mengaku, pasukan Rusia siap menghalau serangan balasan Ukraina sepanjang musim semi ini.

Seperti dilaporkan AP, lima orang tewas di Kostiantynivka, di provinsi Donetsk Ukraina timur, ketika sebuah rudal Rusia menghantam pusat bantuan. Jaksa mengatakan, Rusia menyerang dengan rudal anti-pesawat S-300. Warga sipil yang tewas adalah pengungsi, menurt Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko.



“Karena sebagian besar perang artileri pada bulan-bulan musim dingin memasuki musim semi kedua, pasukan Rusia juga menggunakan rudal yang diluncurkan dari udara, meledakkan drone, dan meluncurkan bom untuk menyerang beberapa wilayah,” kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat.

Dua warga sipil tewas dan sembilan lainnya luka-luka di kota Bilopillia di provinsi Sumy oleh serangan roket dan artileri semalam dan serangan udara, kata para pejabat di wilayah timur laut.

Di Ukraina selatan, penembakan Rusia menewaskan satu orang di kota Kherson dan menewaskan satu orang serta melukai empat lainnya di kota Bilozerka. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengunjungi wilayah itu Kamis.

Pasukan Ukraina siap untuk menggunakan kedatangan cuaca yang lebih hangat dan senjata baru dari Barat, termasuk tank, untuk serangan balasan yang bertujuan mengusir pasukan Rusia dari daerah yang diduduki.



Namun Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan sekarang wakil ketua Dewan Keamanan negara yang diketuai oleh Presiden Vladimir Putin, mengatakan pasukannya siap menghalau serangan balik. “Staf Umum kami sedang menilai semua itu,” kata Medvedev.

Dia menambahkan bahwa setiap upaya Ukraina untuk merebut Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014, dapat memicu respons nuklir dari Moskow.

“Upaya untuk memisahkan sebagian negara berarti melanggar batas keberadaan negara,” katanya. “Jelas sekali, itu menjamin penggunaan senjata apa pun. Saya berharap 'teman-teman' kita di seberang lautan menyadari hal itu,” lanjutnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)