Ukraina Tak Berdaya Dihantam 6 Rudal Hipersonik Kinzhal

Jum'at, 10 Maret 2023 - 09:34 WIB
loading...
Ukraina Tak Berdaya Dihantam 6 Rudal Hipersonik Kinzhal
Ukraina dihantam enam rudal hipersonik Kinzhal dalam serangan terbaru Rusia. Foto/The Telegraph
A A A
KIEV - Setidaknya sembilan orang tewas dalam gelombang serangan baru Rusia di Ukraina . Tidak tanggung-tanggung, Rusia menggunakan senjata ampuh dalam serangan ini termasuk rudal hipersonik yang langka Kinzhal.

Rusia dilaporkan tidak menembakkan rudal hipersonik Kinzhal - yang dapat menghindari pertahanan udara - sejak bulan-bulan awal konflik.

Rentetan serangan terbaru ini adalah yang paling parah melanda Ukraina selama berminggu-minggu.

Serangan itu memutus aliran listrik ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia - yang terbesar di Eropa - meskipun kemudian dipulihkan.

"Senjata berbasis udara, laut dan darat jarak jauh presisi tinggi, termasuk sistem rudal hipersonik Kinzhal, mengenai elemen kunci infrastruktur militer Ukraina," kata juru bicara kementerian pertahanan Rusia Igor Konashenkov seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/3/2023).

Itu adalah serangan terbesar Rusia dalam sehari di Ukraina sejak akhir Januari.

Militer Ukraina mengklaim telah berhasil menembak jatuh 34 rudal jelajah dan empat drone Shahed buatan Iran.

Tetapi juga dikatakan tidak dapat mencegat enam rudal balistik Kinzhal dan juga tidak mampu menghancurkan senjata yang lebih tua, seperti rudal anti-kapal Kh-22 dan rudal anti-pesawat S-300.



"Ini adalah serangan besar dan untuk pertama kalinya dengan begitu banyak jenis rudal," kata kantor berita Reuters mengutip juru bicara angkatan udara Ukraina.

"Itu tidak seperti sebelumnya," sambungnya.

Presiden Vladimir Putin telah menyoroti investasi Rusia dalam rudal balistik hipersonik, yang dapat melakukan perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Operator energi nuklir Energoatom mengatakan serangan di pabrik Zaporizhzhia telah memutus hubungan antara fasilitas tersebut dan sistem tenaga Ukraina.

Untuk keenam kalinya sejak diambil alih oleh Rusia setahun yang lalu, fasilitas tersebut dioperasikan dengan generator diesel hingga sambungan dipulihkan pada Kamis malam.

Listrik dibutuhkan untuk mendinginkan bahan radioaktif yang ada di pembangkit.

"Hilangnya semua daya eksternal hari ini sekali lagi menunjukkan betapa rapuh dan berbahayanya situasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhya," kata Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Sebelumnyadia menyerukan komitmen internasional untuk melindungi pabrik tersebut, menyusul serangkaian serangan sejak invasi dimulai.



"Setiap kali kita melempar dadu. Dan jika kita membiarkan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu maka suatu hari keberuntungan kita akan habis," kata Grossi.

Di ibu kota Kiev, layanan darurat mendatangi lokasi ledakan di distrik barat dan selatan.

Sebuah rudal juga menghantam fasilitas energi di kota pelabuhan Odesa, yang memicu pemadaman listrik, kata gubernurnya Maksym Marchenko. Daerah pemukiman juga terkena tapi tidak ada korban yang dilaporkan.

Di tempat lain, militer Ukraina mengatakan telah memukul mundur serangan intens Rusia di kota timur Bakhmut yang diperangi meskipun pasukan Rusia mengklaim telah menguasai bagian timurnya.

Moskow telah mencoba merebut Bakhmut selama berbulan-bulan, saat kedua belah pihak menderita kerugian besar dalam perang gesekan yang sengit.

"Musuh melanjutkan serangannya dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti menyerbu kota Bakhmut," kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina.

"Pejuang kami menangkis serangan terhadap Bakhmut dan masyarakat sekitar," imbuhnya.

Pejabat Barat mengklaim antara 20.000 dan 30.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam pertempuran di kota Bakhmut, Ukraina, sejak dimulai musim panas lalu. Angka-angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)