Ulama Arab Saudi Takut Ditahan Gara-gara Kritik Penguasa, Kini Kabur ke Negara Aman
loading...
A
A
A
RIYADH - Ulama terkemuka Arab Saudi Emad Al-Moubayed khawatir ditahan setelah mengkritik reformasi radikal pemerintah di bidang hiburan.
Rupanya dia telah meninggalkan Kerajaan Saudi untuk tinggal di negara yang "aman".
Emad Al-Moubayed adalah seorang pengkhotbah dan mantan imam di Masjid Raja Abdulaziz di Dammam.
Dia memposting video di akun Twitternya yang belum diverifikasi pekan lalu, di mana dia memperingatkan terhadap reformasi sosial yang drastis di Arab Saudi yang diberlakukan selama beberapa tahun terakhir.
Mengarahkan "nasihatnya kepada penjaga Dua Masjid Suci, Putra Mahkotanya yang dapat dipercaya (Mohammed bin Salman), dan Penasihat Turki Al-Sheikh (kepala Otoritas Hiburan)", dia meminta pihak berwenang "takut pada Tuhan" dalam menerapkan perubahan sosial yaitu “menghapus akidah Islam, dan mengganti identitas Islam dengan identitas lain”.
Namun, keesokan harinya, Al-Moubayed memposting video baru di mana dia mengklarifikasi komentarnya, sambil membaca dari selembar kertas di atas meja di depannya.
Dia tampaknya menjelaskan kritiknya dalam adegan yang beberapa pihak berspekulasi dia dipaksa untuk membaca tulisan itu dalam tahanan.
"Beberapa orang mungkin salah paham dengan apa yang saya sebutkan dalam kata-kata dan klip saya sebelumnya ... Saya ingin mengklarifikasi dan menegaskan bahwa negara kita, kepemimpinannya, dan rakyatnya menikmati kemakmuran, keamanan, dan keselamatan serta pembangunan yang luar biasa," ujar dia saat itu.
Tagar #WhereIsEmadMoubayed sejak itu menjadi tren, terutama setelah otoritas Saudi mengatakan pada Senin bahwa mereka menahan seorang pria karena melanggar undang-undang kejahatan dunia maya.
Bertentangan dengan kekhawatiran atas potensi penahanannya, akun Twitter yang dikaitkan dengan Al-Moubayed kemarin menerbitkan postingan yang meyakinkan dia tidak ditahan dan malah melarikan diri.
"Alhamdulillah saya bisa keluar negeri dan sampai di negara yang aman, alhamdulilah," ungkap akun yang diduga digunakan olehnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kerajaan Saudi telah memberlakukan serangkaian reformasi sosial yang radikal, terutama di industri hiburan dengan mengizinkan penyelenggaraan konser musik, menjadi tuan rumah bagi musisi dan artis Barat yang kontroversial, dan pencampuran gender secara bebas di tempat hiburan seperti bioskop.
Tokoh agama dan ulama yang berbicara menentang reformasi tersebut, atau mengenai masalah politik, telah ditangkap, ditahan dan sering didakwa terkait penghasutan atau terorisme.
Berbagai reformasi itu dilihat sejumlah pihak sebagai penggulingan nilai-nilai agama tradisional yang merupakan bagian penting dari Saudi hingga saat ini.
Rupanya dia telah meninggalkan Kerajaan Saudi untuk tinggal di negara yang "aman".
Emad Al-Moubayed adalah seorang pengkhotbah dan mantan imam di Masjid Raja Abdulaziz di Dammam.
Dia memposting video di akun Twitternya yang belum diverifikasi pekan lalu, di mana dia memperingatkan terhadap reformasi sosial yang drastis di Arab Saudi yang diberlakukan selama beberapa tahun terakhir.
Mengarahkan "nasihatnya kepada penjaga Dua Masjid Suci, Putra Mahkotanya yang dapat dipercaya (Mohammed bin Salman), dan Penasihat Turki Al-Sheikh (kepala Otoritas Hiburan)", dia meminta pihak berwenang "takut pada Tuhan" dalam menerapkan perubahan sosial yaitu “menghapus akidah Islam, dan mengganti identitas Islam dengan identitas lain”.
Namun, keesokan harinya, Al-Moubayed memposting video baru di mana dia mengklarifikasi komentarnya, sambil membaca dari selembar kertas di atas meja di depannya.
Dia tampaknya menjelaskan kritiknya dalam adegan yang beberapa pihak berspekulasi dia dipaksa untuk membaca tulisan itu dalam tahanan.
"Beberapa orang mungkin salah paham dengan apa yang saya sebutkan dalam kata-kata dan klip saya sebelumnya ... Saya ingin mengklarifikasi dan menegaskan bahwa negara kita, kepemimpinannya, dan rakyatnya menikmati kemakmuran, keamanan, dan keselamatan serta pembangunan yang luar biasa," ujar dia saat itu.
Tagar #WhereIsEmadMoubayed sejak itu menjadi tren, terutama setelah otoritas Saudi mengatakan pada Senin bahwa mereka menahan seorang pria karena melanggar undang-undang kejahatan dunia maya.
Bertentangan dengan kekhawatiran atas potensi penahanannya, akun Twitter yang dikaitkan dengan Al-Moubayed kemarin menerbitkan postingan yang meyakinkan dia tidak ditahan dan malah melarikan diri.
"Alhamdulillah saya bisa keluar negeri dan sampai di negara yang aman, alhamdulilah," ungkap akun yang diduga digunakan olehnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kerajaan Saudi telah memberlakukan serangkaian reformasi sosial yang radikal, terutama di industri hiburan dengan mengizinkan penyelenggaraan konser musik, menjadi tuan rumah bagi musisi dan artis Barat yang kontroversial, dan pencampuran gender secara bebas di tempat hiburan seperti bioskop.
Tokoh agama dan ulama yang berbicara menentang reformasi tersebut, atau mengenai masalah politik, telah ditangkap, ditahan dan sering didakwa terkait penghasutan atau terorisme.
Berbagai reformasi itu dilihat sejumlah pihak sebagai penggulingan nilai-nilai agama tradisional yang merupakan bagian penting dari Saudi hingga saat ini.
(sya)