Pria Florida Tewas karena Amuba Pemakan Otak, Netizen Gonjang-ganjing Ketakutan

Minggu, 05 Maret 2023 - 05:45 WIB
loading...
Pria Florida Tewas karena Amuba Pemakan Otak, Netizen Gonjang-ganjing Ketakutan
Amuba Naegleria fowleri. Foto/cco
A A A
FLORIDA - Peringatan untuk warga tentang infeksi Naegleria fowleri dikeluarkan Departemen Kesehatan Florida di Charlotte County pada Februari, setelah dikonfirmasi satu kasus infeksi amuba hidup bersel tunggal mikroskopis.

Seorang pria di Charlotte County, Florida, telah meninggal setelah terinfeksi amuba pemakan otak Naegleria fowleri, menurut rilis berita dari Departemen Kesehatan Florida di Charlotte County.

"Penyelidikan epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami keadaan unik dari infeksi ini. Saya dapat mengonfirmasi bahwa infeksi tersebut sayangnya mengakibatkan kematian, dan informasi tambahan apa pun tentang kasus ini dirahasiakan untuk melindungi privasi pasien," papar Jae Williams, sekretaris pers Departemen Kesehatan Florida, dilansir Sputnik pada Sabtu (4/3/2023).

Menurut dia, “Kasus yang dikonfirmasi pada akhir Februari lalu, bisa jadi akibat praktik pembilasan sinus menggunakan air keran."



Para pejabat sekali lagi sangat menyarankan warga untuk menggunakan larutan sinus khusus berbasis air suling atau steril.

Mereka menjelaskan perlunya merebus air keran setidaknya selama satu menit dan kemudian didinginkan sebelum membilas sinus.

Untuk menghilangkan kekhawatiran, Jae Williams menambahkan, “Infeksi Naegleria fowleri jarang terjadi dan hanya bisa terjadi ketika air yang terkontaminasi amuba masuk ke tubuh melalui hidung. Anda tidak dapat terinfeksi dengan meminum air ledeng.”

Naegleria fowleri, yang dikenal sebagai "amuba pemakan otak," adalah organisme bersel tunggal yang secara khusus dirancang untuk menghuni air tawar dan tanah yang hangat.

Habitat pilihannya, di mana amuba menikmati tingkat reproduksi tertingginya, adalah lingkungan air tawar yang hangat, seperti danau, sungai, dan sumber air panas geothermal. Organisme uniseluler itu juga dapat hidup di tanah yang lembab.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1018 seconds (0.1#10.140)