Hongaria Bantah Pindahkan Kedutaannya di Israel ke Yerusalem
loading...
Presiden Hongaria Katalin Novak. Foto/REUTERS
A
A
A
BUDAPEST - Presiden Hongaria Katalin Novak membantah kabar negaranya telah memutuskan memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Jumat (3/3/2023), terlepas dari laporan Israel bahwa Hongaria akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem bulan depan, Novak mengatakan belum ada keputusan yang dibuat.
Pada Jumat, The Times of Israel mengklaim langkah tersebut akan dilakukan sebagai tindakan dukungan oleh Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban untuk PM Israel Benjamin Netanyahu.
"Saya juga membaca berita di media," Novak berbagi saat konferensi pers saat mengunjungi Praha.
Dia menjelaskan, "Di Hongaria, sejauh ini belum ada keputusan untuk memindahkan kedutaan kami di Israel."
Netanyahu telah menikmati dukungan kuat selama bertahun-tahun dari Orban Hongaria, sekutu penting yang telah siap memblokir pernyataan atau tindakan Uni Eropa yang mengkritik Israel di masa lalu.
Orban memberi selamat kepadanya setelah pemilihannya, dengan mengatakan, "Di masa-masa sulit, dibutuhkan pemimpin yang kuat."
Kantor berita Reuters melaporkan pada Jumat (3/3/2023), terlepas dari laporan Israel bahwa Hongaria akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem bulan depan, Novak mengatakan belum ada keputusan yang dibuat.
Pada Jumat, The Times of Israel mengklaim langkah tersebut akan dilakukan sebagai tindakan dukungan oleh Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban untuk PM Israel Benjamin Netanyahu.
"Saya juga membaca berita di media," Novak berbagi saat konferensi pers saat mengunjungi Praha.
Dia menjelaskan, "Di Hongaria, sejauh ini belum ada keputusan untuk memindahkan kedutaan kami di Israel."
Netanyahu telah menikmati dukungan kuat selama bertahun-tahun dari Orban Hongaria, sekutu penting yang telah siap memblokir pernyataan atau tindakan Uni Eropa yang mengkritik Israel di masa lalu.
Orban memberi selamat kepadanya setelah pemilihannya, dengan mengatakan, "Di masa-masa sulit, dibutuhkan pemimpin yang kuat."
(sya)
Explore More