Bos MI5 Inggris Minta Maaf Telah Gagal Cegah Bom di Konser Ariana Grande

Jum'at, 03 Maret 2023 - 10:41 WIB
loading...
Bos MI5 Inggris Minta...
Direktur Jenderal MI5 Inggris, Ken McCallum, minta maaf karena gagal mencegah serangan bom bunuh diri di konser pop Ariana Grande di Manchester 2017. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Direktur Jenderal MI5 Inggris, Ken McCallum, minta maaf karena gagal mencegah serangan bom bunuh diri di konser pop Ariana Grande di Manchester 2017. Serangan itu menewaskan 22 orang dan lebih dari 200 lainnya terluka.

"Mengumpulkan intelijen rahasia itu sulit—tetapi seandainya kami berhasil memanfaatkan peluang tipis yang kami miliki, mereka yang terkena dampak mungkin tidak akan mengalami kehilangan dan trauma yang mengerikan seperti itu," kata bos MI5 itu dalam sebuah pernyataan hari Kamis, yang dilansir Reuters, Jumat (3/3/2023).

John Saunders, ketua penyelidikan publik atas tragedi tersebut, mengatakan dia tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa pengeboman dapat dicegah.

Baca juga: Bom Guncang Konser Ariana Grande di Manchester


"Tetapi ada kemungkinan yang realistis bahwa intelijen yang dapat ditindaklanjuti dapat diperoleh, yang mungkin mengarah pada tindakan pencegahan serangan," ujarnya.

Dia mengatakan agen mata-mata MI5 domestik, yang petugasnya dia interogasi selama audiensi pribadi, telah gagal bertindak cukup cepat.

Saunders berbicara setelah menerbitkan laporan ketiga dan terakhirnya tentang serangan bom bunuh diri itu, serangan paling mematikan di Inggris sejak serangan bom bunuh diri di moda transportasi London 2005.

Saunders mengatakan pada konferensi pers media bahwa ada peluang yang terlewatkan secara signifikan untuk mengambil tindakan yang mungkin dapat mencegah serangan itu.

Dia mengatakan dia tidak dapat memberikan perincian karena masalah keamanan nasional, mengakui hal ini mungkin membuat keluarga korban ingin tahu lebih banyak.

Richard Scorer, seorang pengacara untuk 11 keluarga yang berduka, mengatakan bahwa laporan Saunders mengungkap kegagalan yang tidak dapat diterima.

"Paling tidak, kemungkinan nyata untuk mencegah serangan ini hilang. Ini kesimpulan yang menghancurkan bagi kami," katanya.

Baca juga: Tragedi Bom Konser Ariana Grande, 22 Tewas


Pelaku bom bunuh diri, Salman Abedi (22) telah dikenal oleh badan keamanan sejak 2014. Menurut Saunders, dia telah mengunjungi seorang teroris berpengaruh yang berada di penjara, dan seharusnya dirujuk ke program deradikalisasi.

Adik laki-laki Abedi, Hashem, dipenjara selama 55 tahun pada tahun 2020 karena menyemangati dan membantunya, sementara saudara laki-laki ketiga, Ismail, pada Juli dihukum karena ketidakhadirannya dalam penyelidikan untuk memberikan bukti, setelah melarikan diri dari Inggris.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1404 seconds (0.1#10.140)