Takut Jadi Korban Rudal Rusia, Maskapai Eropa Hentikan Penerbangan ke Moldova
loading...
A
A
A
BUDAPEST - Wizz Air, sebuah maskapai penerbangan Eropa memutuskan untuk menghentikan penerbangan di atas Moldova karena takut menjadi korban rudal Rusia .
Keputusan ini diambil beberapa hari setelah rencana Rusia untuk menghancurkan negara kecil tetangga Ukraina itu terungkap.
Ketegangan antara Moldova—negara kecil di Eropa timur dengan hanya 2,6 juta penduduk—dan Rusia baru-baru ini meningkat, di mana rudal Moskow ditembakkan di atas wilayah udara negara itu pada awal Februari lalu.
Selama invasi Rusia ke Ukraina selama setahun, Moldova yang pro-Eropa, yang terletak antara Ukraina dan Rumania, telah dihujani puing-puing dan telah menutup wilayah udaranya sendiri karena konflik di dekatnya beberapa kali.
Itu juga dipengaruhi oleh pemadaman listrik sebagai akibat dari Ukraina menghentikan ekspor listrik setelah menjadi sasaran serangan udara dari Moskow.
Sekarang, Wizz Air—maskapai murah milik Hongaria—telah mengumumkan tidak akan lagi terbang ke dan dari Ibu Kota Moldova, Chisinau, mulai 14 Maret karena situasi keamanan yang memburuk.
"Keselamatan penumpang dan awak tetap menjadi prioritas nomor satu Wizz Air," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip news.com.au, Rabu (1/3/2023).
“Mengikuti perkembangan terakhir di Moldova dan risiko yang meningkat, tetapi tidak akan terjadi, di wilayah udara negara, Wizz Air telah membuat keputusan yang sulit namun bertanggung jawab untuk menangguhkan semua penerbangan ke [Ibu Kota Moldova] Chisinau mulai 14 Maret.”
Kementerian infrastruktur terkait membalas langkah Wizz Air, bersikeras penerbangan dapat dilakukan dengan aman.
Namun, pengumuman besar datang ini hanya beberapa minggu setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada KTT Uni Eropa bahwa Kiev telah mengintersepsi rencana penghancuran Moldova oleh intelijen Rusia.
“Dokumen ini menunjukkan siapa, kapan, dan bagaimana akan menghancurkan [negara] demokrasi Moldova dan membangun kendali atas Moldova,” katanya.
Badan Intelijen dan Keamanan Moldova kemudian mengonfirmasi ancaman tersebut dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan: “Baik dari informasi yang disajikan oleh mitra Ukraina kami dan juga dari aktivitas operasi kami, aktivitas subversif dengan tujuan merusak Republik Moldova, pesanan destabilisasi dan pelanggaran publik diidentifikasi."
Presiden Moldova Maia Sandu juga baru-baru ini menuduh Moskow merencanakan untuk menggunakan “penyabotase dengan latar belakang militer, berkamuflase dengan pakaian sipil, untuk melakukan tindakan kekerasan, serangan terhadap institusi negara dan menyandera” dalam upaya untuk menggulingkan tatanan konstitusional dan menggantikan kekuasaan Chisinau yang sah dengan yang tidak sah, dan mencegah negara tersebut untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Sementara Rusia membantah klaim tersebut, Sandu menegaskan; "Upaya Kremlin untuk membawa kekerasan ke negara kita akan gagal."
Sementara itu, Rusia telah membalas dengan tuduhan itu, mengeklaim bahwa Ukraina berencana untuk menyerang wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova yang didukung Moskow, di mana 1.500 tentara Rusia ditempatkan—sebuah klaim yang segera dibantah oleh Moldova.
Sejauh ini, Wizz Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang keluar dari Moldova, dengan Turkish Airlines, Air Moldova, dan Tarom Rumania semuanya masih melayani negara tersebut.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Keputusan ini diambil beberapa hari setelah rencana Rusia untuk menghancurkan negara kecil tetangga Ukraina itu terungkap.
Ketegangan antara Moldova—negara kecil di Eropa timur dengan hanya 2,6 juta penduduk—dan Rusia baru-baru ini meningkat, di mana rudal Moskow ditembakkan di atas wilayah udara negara itu pada awal Februari lalu.
Selama invasi Rusia ke Ukraina selama setahun, Moldova yang pro-Eropa, yang terletak antara Ukraina dan Rumania, telah dihujani puing-puing dan telah menutup wilayah udaranya sendiri karena konflik di dekatnya beberapa kali.
Baca juga: Gara-gara Tembakan Rudal Rusia, PM Moldova Mengundurkan Diri
Itu juga dipengaruhi oleh pemadaman listrik sebagai akibat dari Ukraina menghentikan ekspor listrik setelah menjadi sasaran serangan udara dari Moskow.
Sekarang, Wizz Air—maskapai murah milik Hongaria—telah mengumumkan tidak akan lagi terbang ke dan dari Ibu Kota Moldova, Chisinau, mulai 14 Maret karena situasi keamanan yang memburuk.
"Keselamatan penumpang dan awak tetap menjadi prioritas nomor satu Wizz Air," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip news.com.au, Rabu (1/3/2023).
“Mengikuti perkembangan terakhir di Moldova dan risiko yang meningkat, tetapi tidak akan terjadi, di wilayah udara negara, Wizz Air telah membuat keputusan yang sulit namun bertanggung jawab untuk menangguhkan semua penerbangan ke [Ibu Kota Moldova] Chisinau mulai 14 Maret.”
Kementerian infrastruktur terkait membalas langkah Wizz Air, bersikeras penerbangan dapat dilakukan dengan aman.
Namun, pengumuman besar datang ini hanya beberapa minggu setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada KTT Uni Eropa bahwa Kiev telah mengintersepsi rencana penghancuran Moldova oleh intelijen Rusia.
“Dokumen ini menunjukkan siapa, kapan, dan bagaimana akan menghancurkan [negara] demokrasi Moldova dan membangun kendali atas Moldova,” katanya.
Badan Intelijen dan Keamanan Moldova kemudian mengonfirmasi ancaman tersebut dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan: “Baik dari informasi yang disajikan oleh mitra Ukraina kami dan juga dari aktivitas operasi kami, aktivitas subversif dengan tujuan merusak Republik Moldova, pesanan destabilisasi dan pelanggaran publik diidentifikasi."
Presiden Moldova Maia Sandu juga baru-baru ini menuduh Moskow merencanakan untuk menggunakan “penyabotase dengan latar belakang militer, berkamuflase dengan pakaian sipil, untuk melakukan tindakan kekerasan, serangan terhadap institusi negara dan menyandera” dalam upaya untuk menggulingkan tatanan konstitusional dan menggantikan kekuasaan Chisinau yang sah dengan yang tidak sah, dan mencegah negara tersebut untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Sementara Rusia membantah klaim tersebut, Sandu menegaskan; "Upaya Kremlin untuk membawa kekerasan ke negara kita akan gagal."
Sementara itu, Rusia telah membalas dengan tuduhan itu, mengeklaim bahwa Ukraina berencana untuk menyerang wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova yang didukung Moskow, di mana 1.500 tentara Rusia ditempatkan—sebuah klaim yang segera dibantah oleh Moldova.
Sejauh ini, Wizz Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang keluar dari Moldova, dengan Turkish Airlines, Air Moldova, dan Tarom Rumania semuanya masih melayani negara tersebut.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(min)