Sekjen PBB Kutuk Kekerasan yang Meningkat di Tepi Barat
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan baru-baru ini di Tepi Barat.
“Guterres sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, mengutuk keras tindakan terorisme dan kekerasan di Huwara, dan menyerukan agar semua pelaku dimintai pertanggungjawaban," ungkap juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric saat konferensi pers.
Lusinan pemukim Israel menyerang kota Palestina, Huwara, pada Minggu dan membakar beberapa rumah dan kendaraan warga Palestina. Seorang warga Palestina tewas dalam serangan itu.
Kekerasan itu menyusul pembunuhan dua pemukim Israel dalam serangan penembakan di kota itu.
Selain itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan seorang warga Israel lainnya tewas pada Senin, yang katanya juga warga negara Amerika.
"Tidak ada pembenaran untuk terorisme, atau untuk pembakaran dan tindakan balas dendam terhadap warga sipil. Pasukan keamanan memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan mencegah individu main hakim sendiri," ungkap Dujarric atas nama Guterres.
Kekerasan telah meningkat di seluruh wilayah pendudukan dalam beberapa pekan terakhir di tengah serangan militer Israel berulang kali ke kota-kota Palestina.
Menurut data Palestina, ada 62 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak awal tahun ini. Dua belas orang Israel juga tewas dalam serangan oleh warga Palestina pada periode yang sama.
“Guterres sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, mengutuk keras tindakan terorisme dan kekerasan di Huwara, dan menyerukan agar semua pelaku dimintai pertanggungjawaban," ungkap juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric saat konferensi pers.
Lusinan pemukim Israel menyerang kota Palestina, Huwara, pada Minggu dan membakar beberapa rumah dan kendaraan warga Palestina. Seorang warga Palestina tewas dalam serangan itu.
Kekerasan itu menyusul pembunuhan dua pemukim Israel dalam serangan penembakan di kota itu.
Selain itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan seorang warga Israel lainnya tewas pada Senin, yang katanya juga warga negara Amerika.
"Tidak ada pembenaran untuk terorisme, atau untuk pembakaran dan tindakan balas dendam terhadap warga sipil. Pasukan keamanan memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan mencegah individu main hakim sendiri," ungkap Dujarric atas nama Guterres.
Kekerasan telah meningkat di seluruh wilayah pendudukan dalam beberapa pekan terakhir di tengah serangan militer Israel berulang kali ke kota-kota Palestina.
Menurut data Palestina, ada 62 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak awal tahun ini. Dua belas orang Israel juga tewas dalam serangan oleh warga Palestina pada periode yang sama.
(sya)