Medvedev Ungkap Ide Dorong Mundur Perbatasan Polandia Anggota NATO
loading...
A
A
A
MOSKOW - Satu-satunya cara bagi Rusia untuk memastikan perdamaian abadi dengan Ukraina adalah mendorong mundur perbatasan negara-negara yang bermusuhan, bahkan sampai ke perbatasan Polandia, anggota NATO.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan hal itu dalam pesan di akun Telegramnya pada Jumat (24/2/2023).
Medvedev sekarang menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia. Komentarnya muncul setahun setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melindungi penutur bahasa Rusia dan memastikan keamanannya sendiri.
“Kemenangan akan diraih. Kita semua ingin itu terjadi secepat mungkin. Dan hari itu akan datang,” tegas Medvedev.
Dia meramalkan negosiasi yang sulit dengan Ukraina dan Barat akan berujung pada "semacam kesepakatan".
Namun dia mengatakan kesepakatan itu akan kekurangan "perjanjian mendasar tentang perbatasan nyata" dan tidak sama dengan pakta keamanan Eropa yang menyeluruh, sehingga penting bagi Rusia untuk memperluas perbatasannya sekarang.
“Itulah mengapa sangat penting untuk mencapai semua tujuan operasi militer khusus. Untuk mendorong mundur perbatasan yang mengancam negara kita sejauh mungkin, bahkan jika itu adalah perbatasan Polandia,” ungkap Medvedev.
Polandia berbagi perbatasan timur yang panjang dengan Ukraina dan dengan sekutu Rusia, Belarusia, dan perbatasan sekitar 200 km di sudut timur lautnya dengan eksklave Rusia di Kaliningrad.
Perambahan apa pun di perbatasan Polandia akan membawa Rusia untuk pertama kalinya ke dalam konflik langsung dengan NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji dalam pidatonya di Warsawa pekan ini untuk mempertahankan "setiap inci" wilayah NATO jika diserang.
Medvedev (57) telah mengadopsi nada yang semakin keras dan membuat serangkaian intervensi terang-terangan sejak perang dimulai.
Beberapa analis politik menyebut dia adalah salah satu orang yang mungkin dianggap oleh Presiden Vladimir Putin sebagai penerus.
Dalam pidato kenegaraannya awal pekan ini, presiden Rusia mengumumkan penangguhan perjanjian senjata nuklir dengan AS dan menyalahkan pemerintah di Kiev karena mengambil "sandera" rakyat Ukraina dan gagal memenuhi kebutuhan mereka.
“Mereka (pemerintah Ukraina) bermaksud mengubah konflik lokal menjadi fase konfrontasi global,” ujar Putin pada Selasa.
Putin menambahkan, “Ini persis bagaimana kami memahami semuanya, dan kami akan bereaksi sesuai karena, dalam hal ini, kami berbicara tentang keberadaan negara kami.”
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan hal itu dalam pesan di akun Telegramnya pada Jumat (24/2/2023).
Medvedev sekarang menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia. Komentarnya muncul setahun setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melindungi penutur bahasa Rusia dan memastikan keamanannya sendiri.
“Kemenangan akan diraih. Kita semua ingin itu terjadi secepat mungkin. Dan hari itu akan datang,” tegas Medvedev.
Dia meramalkan negosiasi yang sulit dengan Ukraina dan Barat akan berujung pada "semacam kesepakatan".
Namun dia mengatakan kesepakatan itu akan kekurangan "perjanjian mendasar tentang perbatasan nyata" dan tidak sama dengan pakta keamanan Eropa yang menyeluruh, sehingga penting bagi Rusia untuk memperluas perbatasannya sekarang.
“Itulah mengapa sangat penting untuk mencapai semua tujuan operasi militer khusus. Untuk mendorong mundur perbatasan yang mengancam negara kita sejauh mungkin, bahkan jika itu adalah perbatasan Polandia,” ungkap Medvedev.
Polandia berbagi perbatasan timur yang panjang dengan Ukraina dan dengan sekutu Rusia, Belarusia, dan perbatasan sekitar 200 km di sudut timur lautnya dengan eksklave Rusia di Kaliningrad.
Perambahan apa pun di perbatasan Polandia akan membawa Rusia untuk pertama kalinya ke dalam konflik langsung dengan NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji dalam pidatonya di Warsawa pekan ini untuk mempertahankan "setiap inci" wilayah NATO jika diserang.
Medvedev (57) telah mengadopsi nada yang semakin keras dan membuat serangkaian intervensi terang-terangan sejak perang dimulai.
Beberapa analis politik menyebut dia adalah salah satu orang yang mungkin dianggap oleh Presiden Vladimir Putin sebagai penerus.
Dalam pidato kenegaraannya awal pekan ini, presiden Rusia mengumumkan penangguhan perjanjian senjata nuklir dengan AS dan menyalahkan pemerintah di Kiev karena mengambil "sandera" rakyat Ukraina dan gagal memenuhi kebutuhan mereka.
“Mereka (pemerintah Ukraina) bermaksud mengubah konflik lokal menjadi fase konfrontasi global,” ujar Putin pada Selasa.
Putin menambahkan, “Ini persis bagaimana kami memahami semuanya, dan kami akan bereaksi sesuai karena, dalam hal ini, kami berbicara tentang keberadaan negara kami.”
(sya)