Tragis, Bocah Saudi Meninggal Gara-gara Alat Tes Swab Patah di Hidung
loading...
A
A
A
RIYADH - Seorang anak Arab Saudi berusia satu setengah tahun meninggal dunia alat tes swab patah di dalam hidungnya, saat staf medis rumah sakit mencoba melakukan tes Covid-19 setelah ia menderita demam.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah memerintahkan penyelidikan atas insiden itu dan memanggil ayah dari anak malang tersebut untuk menyampaikan belasungkawa. Ia berjanji untuk menindaklanjuti kasus itu secara pribadi.
“Dia tidak menderita penyakit kronis atau berbahaya. Dia mengeluh demam pada Jumat malam dan kami membawanya ke Rumah Sakit Umum Shaqra bersama ibunya," kata paman anak itu, Mosaed al-Joufan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (16/7/2020).
Setelah diperiksa oleh dokter, mereka memutuskan untuk melakukan tes swab, meskipun kesehatannya baik dan hanya mengeluh suhu tinggi.
Sang paman mengatakan alat tes swab patah di dalam rongga hidung anak itu, jadi dokter memutuskan untuk memberinya anestesi umum untuk mengambil swab yang patah dari hidung anak tersebut.
"Sekitar pukul 1 pagi, mereka memberi tahu saya bahwa operasi telah selesai dan dokter dapat mengambil (alat tes) swab," ujar al-Joufan.
Al-Joufan menambahkan bahwa setelah keponakannya terbangun, ia meminta perawat dokter spesialis untuk memeriksa anak itu setelah operasi, memeriksa statusnya dan memastikan bahwa alat tes swab telah diambil sepenuhnya dan tidak ada perdarahan atau kesulitan bernapas.
"Tetapi perawat mengatakan dokter tidak ada dan meminta sang ibu untuk menunggu," ungkap al-Joufan.
Menurut al-Joufan, pada jam 9 pagi, anak itu kehilangan kesadaran, dan staf medis menemukan bahwa dia tidak bernapas dan melakukan CPR.
“Saya kemudian datang ke rumah sakit dan meminta dokter spesialis untuk datang. Dia melakukan X-ray yang menunjukkan bahwa penyumbatan saluran napas di salah satu paru-paru, menurut ahli radiologi," tuturnya.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah memerintahkan penyelidikan atas insiden itu dan memanggil ayah dari anak malang tersebut untuk menyampaikan belasungkawa. Ia berjanji untuk menindaklanjuti kasus itu secara pribadi.
“Dia tidak menderita penyakit kronis atau berbahaya. Dia mengeluh demam pada Jumat malam dan kami membawanya ke Rumah Sakit Umum Shaqra bersama ibunya," kata paman anak itu, Mosaed al-Joufan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (16/7/2020).
Setelah diperiksa oleh dokter, mereka memutuskan untuk melakukan tes swab, meskipun kesehatannya baik dan hanya mengeluh suhu tinggi.
Sang paman mengatakan alat tes swab patah di dalam rongga hidung anak itu, jadi dokter memutuskan untuk memberinya anestesi umum untuk mengambil swab yang patah dari hidung anak tersebut.
"Sekitar pukul 1 pagi, mereka memberi tahu saya bahwa operasi telah selesai dan dokter dapat mengambil (alat tes) swab," ujar al-Joufan.
Al-Joufan menambahkan bahwa setelah keponakannya terbangun, ia meminta perawat dokter spesialis untuk memeriksa anak itu setelah operasi, memeriksa statusnya dan memastikan bahwa alat tes swab telah diambil sepenuhnya dan tidak ada perdarahan atau kesulitan bernapas.
"Tetapi perawat mengatakan dokter tidak ada dan meminta sang ibu untuk menunggu," ungkap al-Joufan.
Menurut al-Joufan, pada jam 9 pagi, anak itu kehilangan kesadaran, dan staf medis menemukan bahwa dia tidak bernapas dan melakukan CPR.
“Saya kemudian datang ke rumah sakit dan meminta dokter spesialis untuk datang. Dia melakukan X-ray yang menunjukkan bahwa penyumbatan saluran napas di salah satu paru-paru, menurut ahli radiologi," tuturnya.