Mengapa BRICS Sangat Penting untuk Rusia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS merupakan akronim dari Brasil, Rusia , India, China serta South Africa (Afrika Selatan). Pada 2006, menteri luar negeri Brasil Rusia, India, China bertemu di sela-sela Majelis Umum PBB, yang menandai kerja sama BRIC.
Pada Juni 2009, pemimpin BRIC mengadakan pertemuan pertama di Rusia, meningkatkan kerja sama BRIC ke tingkat KTT. Pada 2011, Afrika Selatan resmi menjadi anggota sehingga BRIC pun menjadi BRICS.
Sejak didirikan, kerja sama BRICS semakin dalam serta nyata. Pengaruh kerja sama BRICS sudah melampaui beberapa negara serta menjadi kekuatan konstruktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi di dunia. BRICS telah memperluas agendanya di luar kerja sama ekonomi, termasuk fokus yang lebih besar pada prioritas pertama, yaitu perdamaian serta keamanan internasional.
Sebagai salah anggota BRICS, Rusia tertarik pada tiga prioritas pertama yang dikelompokkan menjadi dua tujuan utama, yaitu memperluas kerja sama politik serta memperkuat ekonomi.
Rusia menjadikan BRICS sebagai keterbukaan serta globalisasi tanpa perlu bergantung pada dunia Barat. Selain itu, BRICS juga dapat menjadi pasar ekspor dan impor Rusia, serta sebagai sarana untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI) khususnya dari negara anggota BRICS.
Tak hanya itu, BRICS juga dinilai potensial oleh Rusia. Rusia dapat mengurangi ketergantungan terhadap ekspor impor ke Barat serta memberi peluang ke negara anggota BRICS yang mempunyai potensi lebih. Sebut saja, Afrika Selatan dengan potensi sumber daya alam, India dengan potensi teknologi nuklir, Brasil dengan potensi produksi pangan, serta China dengan kekuatan ekonomi yang dimilikinya.
Tak hanya itu, Rusia menjadikan NDB (New Development Bank) sebagai alternatif dari World Bank serta BRICS CRA (BRICS Contingent Reserve Arrangement) sebagai alternatif dari IMF (International Monetary Fund).
Pada awalnya, Rusia tidak antusias dengan proyek yang didorong China, namun setelah keanggotaan Rusia di G8 ditangguhkan, Rusia pun setuju untuk memfasilitasi.
NDB dianggap sebagai alat penting dalam meningkatkan peran serta daya tarik BRICS guna pembangunan global serta untuk kebutuhan negara-negara anggota BRICS. NDB menarik untuk Rusia. Pasalnya, sanksi internasional yang dijatuhkan ke Rusia karena invasi Ukraina telah membatasi akses pendanaan. Sanksi yang dijatuhkan ke Rusia ini telah membatasi beberapa bank serta perusahaan minyak, pelarangan transaksi senjata, hingga membekukan aset individu yang berada di lingkaran Putin.
Secara keseluruhan, BRICS penting untuk Rusia, karena BRICS dapat menjaga keseimbangan dengan negara yang lebih kuat atau maju. Bagi Rusia, BRICS tidak merugikan serta telah digunakan untuk menegaskan kembali posisinya sebagai pemain penting dalam struktur tata kelola global non-Barat. Masa depan BRICS dipengaruhi hubungan Rusia-China yang lebih dekat, terutama kesiapan Rusia dalam membuat kompromi dengan China.
Pada Juni 2009, pemimpin BRIC mengadakan pertemuan pertama di Rusia, meningkatkan kerja sama BRIC ke tingkat KTT. Pada 2011, Afrika Selatan resmi menjadi anggota sehingga BRIC pun menjadi BRICS.
Sejak didirikan, kerja sama BRICS semakin dalam serta nyata. Pengaruh kerja sama BRICS sudah melampaui beberapa negara serta menjadi kekuatan konstruktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi di dunia. BRICS telah memperluas agendanya di luar kerja sama ekonomi, termasuk fokus yang lebih besar pada prioritas pertama, yaitu perdamaian serta keamanan internasional.
Sebagai salah anggota BRICS, Rusia tertarik pada tiga prioritas pertama yang dikelompokkan menjadi dua tujuan utama, yaitu memperluas kerja sama politik serta memperkuat ekonomi.
Rusia menjadikan BRICS sebagai keterbukaan serta globalisasi tanpa perlu bergantung pada dunia Barat. Selain itu, BRICS juga dapat menjadi pasar ekspor dan impor Rusia, serta sebagai sarana untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI) khususnya dari negara anggota BRICS.
Tak hanya itu, BRICS juga dinilai potensial oleh Rusia. Rusia dapat mengurangi ketergantungan terhadap ekspor impor ke Barat serta memberi peluang ke negara anggota BRICS yang mempunyai potensi lebih. Sebut saja, Afrika Selatan dengan potensi sumber daya alam, India dengan potensi teknologi nuklir, Brasil dengan potensi produksi pangan, serta China dengan kekuatan ekonomi yang dimilikinya.
Tak hanya itu, Rusia menjadikan NDB (New Development Bank) sebagai alternatif dari World Bank serta BRICS CRA (BRICS Contingent Reserve Arrangement) sebagai alternatif dari IMF (International Monetary Fund).
Pada awalnya, Rusia tidak antusias dengan proyek yang didorong China, namun setelah keanggotaan Rusia di G8 ditangguhkan, Rusia pun setuju untuk memfasilitasi.
NDB dianggap sebagai alat penting dalam meningkatkan peran serta daya tarik BRICS guna pembangunan global serta untuk kebutuhan negara-negara anggota BRICS. NDB menarik untuk Rusia. Pasalnya, sanksi internasional yang dijatuhkan ke Rusia karena invasi Ukraina telah membatasi akses pendanaan. Sanksi yang dijatuhkan ke Rusia ini telah membatasi beberapa bank serta perusahaan minyak, pelarangan transaksi senjata, hingga membekukan aset individu yang berada di lingkaran Putin.
Secara keseluruhan, BRICS penting untuk Rusia, karena BRICS dapat menjaga keseimbangan dengan negara yang lebih kuat atau maju. Bagi Rusia, BRICS tidak merugikan serta telah digunakan untuk menegaskan kembali posisinya sebagai pemain penting dalam struktur tata kelola global non-Barat. Masa depan BRICS dipengaruhi hubungan Rusia-China yang lebih dekat, terutama kesiapan Rusia dalam membuat kompromi dengan China.
(ian)