Bos Grup Wagner: Tank Leopard Akan Terbakar
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pasukan Rusia dapat merebut Bakhmut di Ukraina sekitar bulan Maret atau April. Hal itu diungkapkan Evgeny Prigozhin, kepala kelompok militer swasta Grup Wagner, dalam sebuah wawancara dengan media Rusia RT.
Bagaimanapun, Prigozhin mencatat, waktunya sulit diprediksi karena Kiev terus menerima bantuan militer dari negara-negara Barat. Dia menambahkan bahwa pengiriman peralatan militer Barat, seperti tank tempur utama Leopard buatan Jerman, dapat menjadi faktor penting dalam operasi tersebut.
Namun demikian, kepala Grup Wagner mengatakan mereka akan 100% belajar bagaimana menghancurkan tank Leopard dan 100% akan belajar bagaimana membakarnya.
Prigozhin juga berbicara tentang mengapa Kiev begitu ngotot mempertahankan Bakhmut. Menurutnya ada tiga alasan utama.
Alasan pertama, kata Prigozhin, bersifat politis, karena pertempuran untuk Bakhmut kini pada dasarnya telah menjadi Stalingrad baru – kota tempat pertempuran paling brutal antara pasukan Soviet dan Nazi yang terjadi selama Perang Dunia II, dan yang terbukti menjadi titik balik dalam perang.
Ia mengatakan Bakhmut sekarang melihat sejumlah besar tembakan artileri.
"Di Popasnaya, jika kamu mengulurkan tangan, hanya dalam 30-40 detik, kamu akan terkena pecahan peluru," ujarnya seperti dikutip dari RT, Kamis (16/2/2023).
Ia menambahkan, di Bakhmut, intensitas tembakan artileri 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
“Musuh tidak menyimpan amunisi, dan kita harus melakukan hal yang sama,” katanya.
Bagaimanapun, Prigozhin mencatat, waktunya sulit diprediksi karena Kiev terus menerima bantuan militer dari negara-negara Barat. Dia menambahkan bahwa pengiriman peralatan militer Barat, seperti tank tempur utama Leopard buatan Jerman, dapat menjadi faktor penting dalam operasi tersebut.
Namun demikian, kepala Grup Wagner mengatakan mereka akan 100% belajar bagaimana menghancurkan tank Leopard dan 100% akan belajar bagaimana membakarnya.
Prigozhin juga berbicara tentang mengapa Kiev begitu ngotot mempertahankan Bakhmut. Menurutnya ada tiga alasan utama.
Alasan pertama, kata Prigozhin, bersifat politis, karena pertempuran untuk Bakhmut kini pada dasarnya telah menjadi Stalingrad baru – kota tempat pertempuran paling brutal antara pasukan Soviet dan Nazi yang terjadi selama Perang Dunia II, dan yang terbukti menjadi titik balik dalam perang.
Ia mengatakan Bakhmut sekarang melihat sejumlah besar tembakan artileri.
"Di Popasnaya, jika kamu mengulurkan tangan, hanya dalam 30-40 detik, kamu akan terkena pecahan peluru," ujarnya seperti dikutip dari RT, Kamis (16/2/2023).
Ia menambahkan, di Bakhmut, intensitas tembakan artileri 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
“Musuh tidak menyimpan amunisi, dan kita harus melakukan hal yang sama,” katanya.