Gedung Putih Sangkal Balon Mata-mata AS di Atas China
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyangkal tudingan Beijing bahwa Washinton telah menerbangkan balon mata-mata di atas wilayah udara China , tuduhan yang dibuat ketika AS menjatuhkan "objek tak dikenal" keempat selama akhir pekan.
AS belum mengaitkan tiga objek tersebut dengan negara atau tujuan mana pun, tetapi Washington secara terbuka mengaitkan insiden yang pertama dengan China, dengan mengatakan balon itu adalah pesawat pengintai yang terkait dengan militer China.
Balon mata-mata itu jatuh setelah ditembak jatuh jet tempur F-22 di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari. China telah mengklaim pesawat itu, tetapi mengatakan itu adalah balon cuaca.
Pemerintahan Presiden Joe Biden sejak itu mengatakan balon itu adalah bagian dari armada besar balon pengintai China yang digunakan untuk mengawasi lebih dari 40 negara di lima benua. Tiga objek udara lainnya telah ditembak jatuh untuk sementara, termasuk objek tak dikenal yang ditembak jatuh hari Minggu di atas Danau Huron.
China pada hari Senin menuduh Washington menerbangkan 10 balon mata-mata di atas wilayah udara China sejak Januari 2022, dengan mengatakan "sangat umum" bagi AS untuk melakukannya di wilayah udara negara lain, menurut beberapa laporan.
Gedung Putih dengan tajam membantah tuduhan tersebut.
"Kami tidak menerbangkan balon pengintai di atas China," tegas Gedung Putih seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (14/2/2023).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa balon-balon yang diidentifikasi AS dikendalikan oleh China telah memberikan kemampuan aditif terbatas pada platform intelijen RRC lainnya yang digunakan di Amerika Serikat.
"Namun di masa depan, jika RRC terus memajukan teknologi ini, tentu bisa menjadi lebih berharga bagi mereka," katanya, mengacu pada akronim formal China.
AS belum mengaitkan tiga objek tersebut dengan negara atau tujuan mana pun, tetapi Washington secara terbuka mengaitkan insiden yang pertama dengan China, dengan mengatakan balon itu adalah pesawat pengintai yang terkait dengan militer China.
Balon mata-mata itu jatuh setelah ditembak jatuh jet tempur F-22 di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari. China telah mengklaim pesawat itu, tetapi mengatakan itu adalah balon cuaca.
Pemerintahan Presiden Joe Biden sejak itu mengatakan balon itu adalah bagian dari armada besar balon pengintai China yang digunakan untuk mengawasi lebih dari 40 negara di lima benua. Tiga objek udara lainnya telah ditembak jatuh untuk sementara, termasuk objek tak dikenal yang ditembak jatuh hari Minggu di atas Danau Huron.
China pada hari Senin menuduh Washington menerbangkan 10 balon mata-mata di atas wilayah udara China sejak Januari 2022, dengan mengatakan "sangat umum" bagi AS untuk melakukannya di wilayah udara negara lain, menurut beberapa laporan.
Gedung Putih dengan tajam membantah tuduhan tersebut.
"Kami tidak menerbangkan balon pengintai di atas China," tegas Gedung Putih seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (14/2/2023).
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa balon-balon yang diidentifikasi AS dikendalikan oleh China telah memberikan kemampuan aditif terbatas pada platform intelijen RRC lainnya yang digunakan di Amerika Serikat.
"Namun di masa depan, jika RRC terus memajukan teknologi ini, tentu bisa menjadi lebih berharga bagi mereka," katanya, mengacu pada akronim formal China.