Usai Balon China, Jet Tempur F-22 AS Tembak Jatuh Benda Misterius di Langit Alaska
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat (AS) telah menembak jatuh benda misterius yang terbang tinggi di langit Alaska, Jumat waktu setempat. Ini hanya berselang kurang dari seminggu setelah mereka menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di atas daratan Amerika.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan benda misterius tersebut dilacak oleh Pentagon di atas wilayah udara Alaska dalam 24 jam terakhir dan ditembak jatuh dalam satu jam terakhir.
“Benda itu terbang di ketinggian 40.000 kaki (12 km) dan menimbulkan ancaman yang masuk akal bagi keselamatan penerbangan sipil,” katanya, seperti dikutip AFP, Sabtu (11/2/2023).
“Karena sangat berhati-hati, atas rekomendasi Pentagon, presiden [Joe] Biden memerintahkan militer untuk menjatuhkan benda tersebut," lanjut Kirby.
Itu terjadi kurang dari seminggu setelah jet tempur AS menembak jatuh balon mata-mata China di atas Samudra Atlantik, lepas pantai Carolina Selatan, setelah terbang di atas situs senjata nuklir Amerika yang sensitif di Montana.
China mengeklaim itu adalah balon pemantau cuaca sipil miliknya yang kesasar ke wilayah Amerika, tetapi para pejabat AS mengatakan bahwa penjelasan itu "tidak memiliki kredibilitas."
Kirby mengatakan benda misterius yang ditembak jatuh pada hari Jumat seukuran mobil kecil, jauh lebih kecil dari balon China.
Dia mengatakan benda itu jatuh di Alaska utara dekat perbatasan Kanada dan jatuh di air beku, yang memungkinkan pemulihan puing-puingnya.
“Kami berharap dapat memulihkan puing-puing, karena jatuh tidak hanya di wilayah teritorial kami, tetapi yang kami yakini adalah air beku, sehingga upaya pemulihan akan dilakukan,” kata Kirby.
Saat ini, sangat sedikit yang diketahui tentang benda misterius tersebut.
“Kami tidak tahu siapa pemiliknya, apakah milik negara atau milik perusahaan,” katanya. "Kami tidak mengerti tujuan sepenuhnya," imbuh Kirby.
Namun militer AS mengirimjet tempur siluman F-22 Raptor untuk mengamati objek tersebut sebelum ditembak jatuh dan penilaian pilot adalah bahwa objek terbang itu tidak berawak.
Seorang mantan pejabat Pentagon, Michael P. Mulroy, mengatakan jika itu adalah balon China lainnya, itu bisa menjadi tanda bahwa negara tersebut sengaja memprovokasi AS.
“Jika itu adalah balon mata-mata China lainnya, itu menunjukkan bahwa China tidak kompeten dalam mengoperasikan platform ini atau berpotensi memprovokasi AS dengan sengaja,” katanya kepada New York Times.
“Penting juga bagi AS dan China untuk menjaga komunikasi langsung pada saat-saat seperti ini. Terutama di antara militer.”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan benda misterius tersebut dilacak oleh Pentagon di atas wilayah udara Alaska dalam 24 jam terakhir dan ditembak jatuh dalam satu jam terakhir.
“Benda itu terbang di ketinggian 40.000 kaki (12 km) dan menimbulkan ancaman yang masuk akal bagi keselamatan penerbangan sipil,” katanya, seperti dikutip AFP, Sabtu (11/2/2023).
“Karena sangat berhati-hati, atas rekomendasi Pentagon, presiden [Joe] Biden memerintahkan militer untuk menjatuhkan benda tersebut," lanjut Kirby.
Itu terjadi kurang dari seminggu setelah jet tempur AS menembak jatuh balon mata-mata China di atas Samudra Atlantik, lepas pantai Carolina Selatan, setelah terbang di atas situs senjata nuklir Amerika yang sensitif di Montana.
China mengeklaim itu adalah balon pemantau cuaca sipil miliknya yang kesasar ke wilayah Amerika, tetapi para pejabat AS mengatakan bahwa penjelasan itu "tidak memiliki kredibilitas."
Kirby mengatakan benda misterius yang ditembak jatuh pada hari Jumat seukuran mobil kecil, jauh lebih kecil dari balon China.
Dia mengatakan benda itu jatuh di Alaska utara dekat perbatasan Kanada dan jatuh di air beku, yang memungkinkan pemulihan puing-puingnya.
“Kami berharap dapat memulihkan puing-puing, karena jatuh tidak hanya di wilayah teritorial kami, tetapi yang kami yakini adalah air beku, sehingga upaya pemulihan akan dilakukan,” kata Kirby.
Saat ini, sangat sedikit yang diketahui tentang benda misterius tersebut.
“Kami tidak tahu siapa pemiliknya, apakah milik negara atau milik perusahaan,” katanya. "Kami tidak mengerti tujuan sepenuhnya," imbuh Kirby.
Namun militer AS mengirimjet tempur siluman F-22 Raptor untuk mengamati objek tersebut sebelum ditembak jatuh dan penilaian pilot adalah bahwa objek terbang itu tidak berawak.
Seorang mantan pejabat Pentagon, Michael P. Mulroy, mengatakan jika itu adalah balon China lainnya, itu bisa menjadi tanda bahwa negara tersebut sengaja memprovokasi AS.
“Jika itu adalah balon mata-mata China lainnya, itu menunjukkan bahwa China tidak kompeten dalam mengoperasikan platform ini atau berpotensi memprovokasi AS dengan sengaja,” katanya kepada New York Times.
“Penting juga bagi AS dan China untuk menjaga komunikasi langsung pada saat-saat seperti ini. Terutama di antara militer.”
(min)