Rekannya Dibunuh Secara Brutal, 114 PRT Filipina Ramai-ramai Tinggalkan Kuwait
loading...
A
A
A
KUWAIT CITY - Sebanyak 114 pembantu rumah tangga (PRT) asal Filipina meninggalkan Kuwait dalam waktu kurang dari empat hari. Itu terjadi setelah rekan mereka, Jullebee Ranara, dibunuh secara brutal pada bulan lalu.
Ranara (35) dibunuh oleh seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun. Remaja tersebut dilaporkan telah memerkosa dan membakar tubuh korban.
Korban sempat berbicara dengan keluarganya awal bulan lalu, menceritakan bahwa dia takut pada anak laki-laki majikannya.
Korban menghilang sehari kemudian, dan ditemukan sudah tewas di samping jalan di gurun dengan tengkoraknya hancur dan tubuhnya hangus.
Pekan lalu, pemerintah Filipina mengatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menilai dan mencegah pelanggaran termasuk pemerkosaan dan penganiayaan terhadap PRT Filipina di negara Teluk itu.
Kementerian Buruh Migran di Filipina memasukkan daftar hitam kantor perekrutan Kuwait, mencegah pekerja Filipina dikirim untuk bekerja di Kuwait.
Kementerian Dalam Negeri Kuwait, seperti dikutip Al Arabiya, Minggu (5/2/2023), segera melakukan penyelidikan setelah menerima laporan jenazah korban dan menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu 24 jam.
Remaja yang dituduh memerkosa dan membunuh korban telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kematian Ranara menandai tragedi terbaru yang menimpa seorang pekerja ekspatriat dari Filipina dan kehilangan yang memilukan bagi komunitas Filipina.
Sekitar 268.000 orang Filipina saat ini bekerja di Kuwait, termasuk banyak PRT.
Wakil Sekretaris Pekerja Migran dari Administrasi Ketenagakerjaan Luar Negeri Filipina Hans Cacdac mengatakan lebih dari 400 warga Filipina telah mencari perlindungan dalam beberapa pekan terakhir di pusat darurat yang dijalankan oleh Kedutaan Besar Filipina karena masalah tenaga kerja. Menurutnya, hampir setengahnya telah diterbangkan kembali ke Manila.
Sekitar 10 persen dari 110 juta warga Filipina telah pergi ke negara lain, didorong oleh tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Mereka bekerja atau tinggal di lebih dari 200 negara dan pengiriman uang mereka memainkan peran penting dalam menjaga perekonomian Filipina tetap bertahan.
Ranara (35) dibunuh oleh seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun. Remaja tersebut dilaporkan telah memerkosa dan membakar tubuh korban.
Korban sempat berbicara dengan keluarganya awal bulan lalu, menceritakan bahwa dia takut pada anak laki-laki majikannya.
Korban menghilang sehari kemudian, dan ditemukan sudah tewas di samping jalan di gurun dengan tengkoraknya hancur dan tubuhnya hangus.
Pekan lalu, pemerintah Filipina mengatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menilai dan mencegah pelanggaran termasuk pemerkosaan dan penganiayaan terhadap PRT Filipina di negara Teluk itu.
Kementerian Buruh Migran di Filipina memasukkan daftar hitam kantor perekrutan Kuwait, mencegah pekerja Filipina dikirim untuk bekerja di Kuwait.
Kementerian Dalam Negeri Kuwait, seperti dikutip Al Arabiya, Minggu (5/2/2023), segera melakukan penyelidikan setelah menerima laporan jenazah korban dan menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu 24 jam.
Remaja yang dituduh memerkosa dan membunuh korban telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kematian Ranara menandai tragedi terbaru yang menimpa seorang pekerja ekspatriat dari Filipina dan kehilangan yang memilukan bagi komunitas Filipina.
Sekitar 268.000 orang Filipina saat ini bekerja di Kuwait, termasuk banyak PRT.
Wakil Sekretaris Pekerja Migran dari Administrasi Ketenagakerjaan Luar Negeri Filipina Hans Cacdac mengatakan lebih dari 400 warga Filipina telah mencari perlindungan dalam beberapa pekan terakhir di pusat darurat yang dijalankan oleh Kedutaan Besar Filipina karena masalah tenaga kerja. Menurutnya, hampir setengahnya telah diterbangkan kembali ke Manila.
Sekitar 10 persen dari 110 juta warga Filipina telah pergi ke negara lain, didorong oleh tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Mereka bekerja atau tinggal di lebih dari 200 negara dan pengiriman uang mereka memainkan peran penting dalam menjaga perekonomian Filipina tetap bertahan.
(min)