Analisis: Senjata Baru Ukraina Akan Paksa Rusia Ubah Strategi
loading...
A
A
A
KIEV - Amerika Serikat (AS) telah menjawab permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk roket yang dapat menyerang jauh di belakang garis depan konflik yang telah berlangsung hampir setahun dengan Rusia .
Sekarang pasukan Rusia perlu beradaptasi atau menghadapi kerugian yang berpotensi menimbulkan bencana.
Senjata baru tersebut, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), akan memungkinkan militer Ukraina mencapai target dua kali jarak yang dapat dijangkau oleh roket Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS. Jika dimasukkan seperti yang diharapkan dalam paket bantuan senjata yang akan datang, jarak GLSDB yang mencapai 151 km akan menempatkan semua jalur pasokan Rusia di timur negara itu dalam jangkauan, serta bagian dari Crimea yang diduduki Rusia.
Ini akan memaksa Rusia untuk memindahkan pasokannya lebih jauh dari garis depan, membuat tentaranya lebih rentan dan sangat memperumit rencana serangan baru.
“Ini bisa memperlambat (serangan Rusia) secara signifikan,” kata Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina.
“Sama seperti HIMARS yang secara signifikan memengaruhi jalannya peristiwa, roket ini dapat lebih memengaruhi jalannya peristiwa,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/2/2023).
GLSDB adalah bom luncur berpemandu GPS yang dapat bermanuver untuk mencapai target yang sulit dijangkau seperti pusat komando. Rudal produksi bersama SAAB AB dan Boeing itu menggabungkan Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39 dengan motor roket M26, keduanya umum digunakan dalam persediaan senjata AS.
Sebuah sumber mengatakan rudal ini belum kompatibel dengan peluncur HIMARS, tetapi AS akan menyediakan peluncur roket baru untuk Ukraina. GLSDB dapat dikirimkan paling cepat pada musim semi 2023, menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters.
Ketika pertama kali mengirim peluncur HIMARS pada bulan Juni, AS memasok roket dengan jangkauan 77 km. Ini adalah dorongan besar bagi militer Ukraina, yang memungkinkannya menghancurkan tempat pembuangan amunisi dan fasilitas penyimpanan senjata Rusia.
Sekarang pasukan Rusia perlu beradaptasi atau menghadapi kerugian yang berpotensi menimbulkan bencana.
Senjata baru tersebut, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), akan memungkinkan militer Ukraina mencapai target dua kali jarak yang dapat dijangkau oleh roket Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS. Jika dimasukkan seperti yang diharapkan dalam paket bantuan senjata yang akan datang, jarak GLSDB yang mencapai 151 km akan menempatkan semua jalur pasokan Rusia di timur negara itu dalam jangkauan, serta bagian dari Crimea yang diduduki Rusia.
Ini akan memaksa Rusia untuk memindahkan pasokannya lebih jauh dari garis depan, membuat tentaranya lebih rentan dan sangat memperumit rencana serangan baru.
“Ini bisa memperlambat (serangan Rusia) secara signifikan,” kata Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina.
“Sama seperti HIMARS yang secara signifikan memengaruhi jalannya peristiwa, roket ini dapat lebih memengaruhi jalannya peristiwa,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/2/2023).
GLSDB adalah bom luncur berpemandu GPS yang dapat bermanuver untuk mencapai target yang sulit dijangkau seperti pusat komando. Rudal produksi bersama SAAB AB dan Boeing itu menggabungkan Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39 dengan motor roket M26, keduanya umum digunakan dalam persediaan senjata AS.
Sebuah sumber mengatakan rudal ini belum kompatibel dengan peluncur HIMARS, tetapi AS akan menyediakan peluncur roket baru untuk Ukraina. GLSDB dapat dikirimkan paling cepat pada musim semi 2023, menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters.
Ketika pertama kali mengirim peluncur HIMARS pada bulan Juni, AS memasok roket dengan jangkauan 77 km. Ini adalah dorongan besar bagi militer Ukraina, yang memungkinkannya menghancurkan tempat pembuangan amunisi dan fasilitas penyimpanan senjata Rusia.