Anggota NATO Kritik Pengiriman Tank ke Ukraina
loading...
A
A
A
ZAGREB - Kroasia , yang merupakan anggota NATO , mengkritik negara-negara Barat karena memasok Ukraina dengan tank-tank berat dan senjata dalam kampanyenya melawan pasukan Rusia. Kroasia mengatakan pengiriman senjata itu hanya akan memperpanjan perang.
Kritik itu disampaikan langsung oleh Presiden Kroasia, Zoran Milovic. Kepada wartawan di Ibu Kota Kroasia, Milovic mengatakan "gila" jika percaya Rusia dapat dikalahkan dalam perang konvensional.
“Saya menentang pengiriman senjata mematikan ke sana,” kata Milanovic. “Itu memperpanjang perang,” sambungnya.
“Apa tujuannya? Disintegrasi Rusia, pergantian pemerintahan? Ada juga pembicaraan tentang mencabik-cabik Rusia. Ini gila," tambahnya seperti dilansir dari AP, Selasa (31/1/2023).
Milanovic memenangkan pemilihan presiden di Kroasia pada 2019 sebagai kandidat liberal berhaluan kiri, tandingan dari pemerintah konservatif yang saat ini berkuasa di Uni Eropa dan negara anggota NATO. Tapi sejak itu dia beralih ke nasionalisme populis dan mengkritik kebijakan Barat terhadap Rusia serta Balkan.
Milanovic telah membangun reputasi sebagai sosok pro-Rusia, yang berulang kali dia bantah. Namun dalam beberapa bulan terakhir, dia secara terbuka menentang masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam NATO serta pelatihan pasukan Ukraina di Kroasia sebagai bagian dari bantuan Uni Eropa ke negara yang diperangi itu.
Pada hari Senin, presiden Kroasia itu memperluas narasinya dengan mengatakan dia percaya bahwa Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014, tidak akan pernah lagi menjadi bagian dari Ukraina.
Setelah berbulan-bulan ragu-ragu, Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mengirim 31 tank tempur Abrams seberat 70 ton ke Ukraina, dan Jerman mengumumkan akan mengirim 14 tank Leopard 2 serta mengizinkan negara lain untuk melakukan hal yang sama.
"Dari 2014 hingga 2022, kami menyaksikan bagaimana seseorang memprovokasi Rusia dengan niat untuk memulai perang ini," ucap Milanovic.
“Apa tujuan perang ini? Perang melawan kekuatan nuklir yang berperang di negara lain? Apakah ada cara konvensional untuk mengalahkan negara seperti itu?” tanya Milanovic.
“Siapa yang membayar harganya? Eropa. Amerika membayar paling sedikit,” ujarnya.
“Setahun telah berlalu dan kita baru sekarang berbicara tentang tank,” kata Milanovic.
“Tidak ada satu pun tank Amerika yang akan pergi ke Ukraina dalam setahun. Hanya tank Jerman yang akan dikirim ke sana,” imbuhnya.
Meskipun jabatan presiden sebagian besar bersifat seremonial di Kroasia, Milanovic secara resmi adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata. Pernyataan anti-Barat terbarunya telah mempermalukan dan membuat kesal pemerintah negara yang telah mendukung penuh Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia.
Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic bereaksi terhadap posisi sang presiden dengan mengatakan mereka secara langsung merugikan posisi kebijakan luar negeri Kroasia.
“Ringkasan dari narasi itu adalah: mari kita duduk sesegera mungkin, biarkan Rusia mengambilnya. Saya tidak tahu berapa ribu kilometer persegi Ukraina dan lupakan tentang perluasan NATO,” kata Plenkovic.
Kritik itu disampaikan langsung oleh Presiden Kroasia, Zoran Milovic. Kepada wartawan di Ibu Kota Kroasia, Milovic mengatakan "gila" jika percaya Rusia dapat dikalahkan dalam perang konvensional.
“Saya menentang pengiriman senjata mematikan ke sana,” kata Milanovic. “Itu memperpanjang perang,” sambungnya.
“Apa tujuannya? Disintegrasi Rusia, pergantian pemerintahan? Ada juga pembicaraan tentang mencabik-cabik Rusia. Ini gila," tambahnya seperti dilansir dari AP, Selasa (31/1/2023).
Milanovic memenangkan pemilihan presiden di Kroasia pada 2019 sebagai kandidat liberal berhaluan kiri, tandingan dari pemerintah konservatif yang saat ini berkuasa di Uni Eropa dan negara anggota NATO. Tapi sejak itu dia beralih ke nasionalisme populis dan mengkritik kebijakan Barat terhadap Rusia serta Balkan.
Milanovic telah membangun reputasi sebagai sosok pro-Rusia, yang berulang kali dia bantah. Namun dalam beberapa bulan terakhir, dia secara terbuka menentang masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam NATO serta pelatihan pasukan Ukraina di Kroasia sebagai bagian dari bantuan Uni Eropa ke negara yang diperangi itu.
Pada hari Senin, presiden Kroasia itu memperluas narasinya dengan mengatakan dia percaya bahwa Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014, tidak akan pernah lagi menjadi bagian dari Ukraina.
Setelah berbulan-bulan ragu-ragu, Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mengirim 31 tank tempur Abrams seberat 70 ton ke Ukraina, dan Jerman mengumumkan akan mengirim 14 tank Leopard 2 serta mengizinkan negara lain untuk melakukan hal yang sama.
"Dari 2014 hingga 2022, kami menyaksikan bagaimana seseorang memprovokasi Rusia dengan niat untuk memulai perang ini," ucap Milanovic.
“Apa tujuan perang ini? Perang melawan kekuatan nuklir yang berperang di negara lain? Apakah ada cara konvensional untuk mengalahkan negara seperti itu?” tanya Milanovic.
“Siapa yang membayar harganya? Eropa. Amerika membayar paling sedikit,” ujarnya.
“Setahun telah berlalu dan kita baru sekarang berbicara tentang tank,” kata Milanovic.
“Tidak ada satu pun tank Amerika yang akan pergi ke Ukraina dalam setahun. Hanya tank Jerman yang akan dikirim ke sana,” imbuhnya.
Meskipun jabatan presiden sebagian besar bersifat seremonial di Kroasia, Milanovic secara resmi adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata. Pernyataan anti-Barat terbarunya telah mempermalukan dan membuat kesal pemerintah negara yang telah mendukung penuh Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia.
Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic bereaksi terhadap posisi sang presiden dengan mengatakan mereka secara langsung merugikan posisi kebijakan luar negeri Kroasia.
“Ringkasan dari narasi itu adalah: mari kita duduk sesegera mungkin, biarkan Rusia mengambilnya. Saya tidak tahu berapa ribu kilometer persegi Ukraina dan lupakan tentang perluasan NATO,” kata Plenkovic.
(ian)