Pompeo Bela Arab Saudi soal Pembunuhan Khashoggi: Berikan Jari Tengah untuk...

Jum'at, 27 Januari 2023 - 07:49 WIB
loading...
Pompeo Bela Arab Saudi...
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membela Arab Saudi soal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dalam sebuah memoar dengan gigih membela Arab Saudi setelah pembunuhan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi .

Dia dengan bangga bahwa di bawah komandonya, hubungan diplomatik Washington dengan Riyadh adalah "jari tengah" bagi media AS.

Pompeo terbang ke Riyadh beberapa hari setelah pembunuhan Jamal Khashoggi pada Oktober 2018. Khashoggi adalah warga Arab Saudi yang tinggal di Amerika Serikat, yang menulis opini di The Washington Post berisi kritik pedas terhadap penguasa de facto kerajaan itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.



"Apa yang benar-benar membuat media lebih marah daripada seorang vegan di rumah jagal adalah hubungan kita dengan Arab Saudi," tulis Pompeo dalam "Never Give an Inch: Fighting for the America I Love" sebuah memoar agresif pada masanya sebagai diplomat top Presiden Donald Trump.

Tentang Trump yang mengutusnya, Pompeo menulis, "Dalam beberapa hal, saya pikir presiden iri karena sayalah yang memberikan jari tengah ke The Washington Post, The New York Times, dan orang-orang yang mengompol lainnya yang tidak memiliki pegangan pada kenyataan."

Central Intelligence Agency (CIA), yang pernah dipimpin Pompeo, dalam temuan yang kemudian dideklasifikasi oleh Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Putra Mahkota Mohammed memerintahkan pembunuhan Khashoggi, yang dibujuk ke Konsulat Kerajaan di Istanbul tempat dia dicekik dan dimutilasi.



Pompeo dalam bukunya tidak menentang tanggung jawab Arab Saudi, menulis, "Penjagalan yang aneh ini keterlaluan, tidak dapat diterima, mengerikan, sedih, tercela, jahat, brutal dan, tentu saja, melanggar hukum."

"Tapi itu tidak mengherankan--tidak bagi saya, bagaimanapun juga. Saya sudah cukup melihat Timur Tengah untuk mengetahui bahwa kekejaman semacam ini terlalu rutin di bagian dunia itu," katanya.

Dia juga membantah bahwa Khashoggi adalah seorang "jurnalis", mengejek media yang mengubahnya menjadi "Bob Woodward dari Arab Saudi yang menjadi martir karena dengan berani mengkritik keluarga Kerajaan Saudi."

Pernyataan Pompeo langsung menuai kecaman, termasuk tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, yang mengatakan dia "ngeri dan kesal."

"Dia telah berbicara tanpa rasa hormat dan kemanusiaan tentang seseorang yang dibunuh secara brutal," tulis Cengiz di Twitter.

Penerbit dan CEO Washington Post Fred Ryan mengatakan "mengejutkan dan mengecewakan" melihat Pompeo sangat salah menggambarkan Khashoggi.

"Jamal mendedikasikan dirinya pada nilai-nilai kebebasan berbicara dan kebebasan pers serta mempertahankan standar profesional tertinggi. Untuk pengabdian ini, dia membayar harga tertinggi," kata Ryan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat (27/1/2023).

Pompeo bersikeras bahwa Putra Mahkota Mohammed adalah seorang reformis yang akan terbukti menjadi salah satu pemimpin terpenting pada masanya. "Sosok yang benar-benar bersejarah di panggung dunia," katanya.

Dia mengatakan seharusnya ada lebih banyak pengawasan terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mengkritik Arab Saudi atas pembunuhan itu. Pompeo menulis bahwa pemimpin Turki itu "telah menjadi otoriter-Islam sepenuhnya."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Profil Samuel Silalahi...
Profil Samuel Silalahi Pemain Keturunan Indonesia Berdarah Batak yang Dipanggil Timnas Norwegia U-21
KPK Umumkan 5 Tersangka...
KPK Umumkan 5 Tersangka Kasus Bank BJB, Salah Satunya Mantan Dirut
Kemhan Bersama Yayasan...
Kemhan Bersama Yayasan Rabu Biru Beri Layanan Kesehatan Bagi Veteran dan Warakawuri
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
48 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
4 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Arab Saudi Gunakan AI...
Arab Saudi Gunakan AI untuk Cetak Penghafal Al-Quran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved