Intel Rusia Tuduh Ukraina Kerahkan HIMARS Amerika ke Pembangkit Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Badan Intelijen Asing Rusia (SVR) menuduh Ukraina mengerahkan sistem roket canggih HIMARS pasokan Amerika Serikat (AS) ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Rivne.
Selain HIMARS, kata SVR, senjata-senjata lain pasokan Barat juga dikerahkan ke situs nuklir Rivne dan situs nuklir lainnya.
Tuduhan SVR tidak disertai bukti dan klaim tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Dalam sebuah pernyataan, SVR mengatakan peluncur roket HIMARS, sistem pertahanan udara, dan amunisi artileri yang dipasok AS telah dikirim ke stasiun PLTN Rivne di barat laut Ukraina.
"Angkatan Bersenjata Ukraina menyimpan senjata dan amunisi yang disediakan oleh Barat di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir," katanya, menambahkan bahwa pengiriman senjata ke PLTN Rivne telah dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember.
Sementara itu, Ukraina membantah tuduhan Rusia. Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky; Mykhailo Podolyak, mengatakan negaranya tidak pernah menggunakan PLTN untuk menyimpan senjata.
"Ukraina tidak pernah menyimpan senjata apa pun di wilayah PLTN, seperti yang diklaim oleh Badan Intelijen Asing Rusia. Sebaliknya, Federasi Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan menempatkan militernya di sana," katanya di Twitter, seperti dikutip Reuters, Selasa (24/1/2023).
Podolyak mengatakan bahwa Ukraina tetap terbuka untuk badan pengawas, termasuk IAEA dan bahwa kebohongan Rusia ditujukan untuk membenarkan provokasi mereka.
Banyak PLTN Ukraina telah menjadi fokus perhatian sejak awal konflik.
Rusia merebut PLTN Chernobyl yang sudah tidak berfungsi kurang dari 48 jam setelah pasukannya menyerbu Ukraina. Pasukan Moskow juga merebut PLTN Zaporizhzhia--PLTN terbesar di Eropa--pada awal perang.
Baik Kiev dan Moskow saling menuduh menembaki situs nuklir Zaporizhzhia dan Ukraina mengatakan Rusia menggunakan situs itu sebagai depot senjata secara de facto.
Badan pengawas nuklir PBB, IAEA, telah menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan di dekat PLTN Zaporizhzhia, memperingatkan risiko bencana nuklir.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Selain HIMARS, kata SVR, senjata-senjata lain pasokan Barat juga dikerahkan ke situs nuklir Rivne dan situs nuklir lainnya.
Tuduhan SVR tidak disertai bukti dan klaim tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Dalam sebuah pernyataan, SVR mengatakan peluncur roket HIMARS, sistem pertahanan udara, dan amunisi artileri yang dipasok AS telah dikirim ke stasiun PLTN Rivne di barat laut Ukraina.
"Angkatan Bersenjata Ukraina menyimpan senjata dan amunisi yang disediakan oleh Barat di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir," katanya, menambahkan bahwa pengiriman senjata ke PLTN Rivne telah dilakukan pada minggu terakhir bulan Desember.
Sementara itu, Ukraina membantah tuduhan Rusia. Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky; Mykhailo Podolyak, mengatakan negaranya tidak pernah menggunakan PLTN untuk menyimpan senjata.
"Ukraina tidak pernah menyimpan senjata apa pun di wilayah PLTN, seperti yang diklaim oleh Badan Intelijen Asing Rusia. Sebaliknya, Federasi Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan menempatkan militernya di sana," katanya di Twitter, seperti dikutip Reuters, Selasa (24/1/2023).
Podolyak mengatakan bahwa Ukraina tetap terbuka untuk badan pengawas, termasuk IAEA dan bahwa kebohongan Rusia ditujukan untuk membenarkan provokasi mereka.
Banyak PLTN Ukraina telah menjadi fokus perhatian sejak awal konflik.
Rusia merebut PLTN Chernobyl yang sudah tidak berfungsi kurang dari 48 jam setelah pasukannya menyerbu Ukraina. Pasukan Moskow juga merebut PLTN Zaporizhzhia--PLTN terbesar di Eropa--pada awal perang.
Baik Kiev dan Moskow saling menuduh menembaki situs nuklir Zaporizhzhia dan Ukraina mengatakan Rusia menggunakan situs itu sebagai depot senjata secara de facto.
Badan pengawas nuklir PBB, IAEA, telah menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan di dekat PLTN Zaporizhzhia, memperingatkan risiko bencana nuklir.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(min)