Panglima Militer Norwegia: 180.000 Tentara Rusia Tewas atau Terluka di Ukraina

Senin, 23 Januari 2023 - 11:35 WIB
loading...
Panglima Militer Norwegia:...
Panglima Militer Norwegia Jenderal Eirik Kristoffersen sebut sekitar 180 tentara Rusia tewas atau terluka dalam perangnya di Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
OSLO - Panglima Militer Norwegia Jenderal Eirik Kristoffersen mengatakan sekitar 180.000 tentara Rusia tewas atau pun terluka di Ukraina sejauh ini.

Sedangkan angka untuk Ukraina adalah 100.000 korban militer dan 30.000 warga sipil tewas. Estimasi jumlah korban perang ini dirilis Jenderal Kristoffersen pada Minggu.

"Kerugian Rusia mulai mendekati sekitar 180.000 tentara yang tewas atau terluka," katanya dalam sebuah wawancara dengan TV2, tanpa merinci bagaimana jumlahnya dihitung.



Norwegia, negara yang berbatasan dengan Rusia, telah menjadi anggota NATO sejak didirikan pada tahun 1949.

"Kerugian Ukraina mungkin lebih dari 100.000 tewas atau terluka. Selain itu, Ukraina memiliki sekitar 30.000 warga sipil yang tewas dalam perang yang mengerikan ini," imbuh jenderal Norwegia itu, seperti dikutip AFP, Senin (23/1/2023).

Moskow dan Kiev belum memberikan laporan yang dapat diandalkan untuk kerugian mereka selama berbulan-bulan.

Pada bulan November, Ketua Gabungan Kepala-Kepala Staf Militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengatakan lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas atau terluka. Menurutnya, jumlah yang sama juga diderita pihak Ukraina.

Angka-angka itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

"Meski mengalami kerugian besar, Rusia dapat melanjutkan (perang ini) untuk waktu yang cukup lama," kata Kristoffersen, mengutip mobilisasi Moskow dan kapasitas produksi senjata.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah apakah Ukraina akan mampu menjaga Angkatan Udara Rusia keluar dari perang," imbuh dia.

"Sejauh ini mereka telah mampu berkat pertahanan anti-pesawat Ukraina."

Sebagian besar serangan Rusia dalam beberapa bulan terakhir dilakukan oleh rudal jarak jauh.

Jenderal Norwegia itu juga menyerukan pengiriman cepat tank tempur ke Ukraina, yang sejauh ini ditahan—terutama oleh Jerman.

"Jika mereka akan menyerang di musim dingin, mereka (Ukraina) membutuhkannya dengan cepat," tambah Kristoffersen.

Meskipun ada permintaan mendesak dari Ukraina dan beberapa negara Eropa, Berlin pada Jumat menolak untuk memasok tank Leopard ke Kiev.

Tank-tank berat ini hadir di jajaran beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Norwegia, tetapi pengiriman mereka ke Ukraina secara teori tunduk pada lampu hijau Jerman.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)