Rusia dan Pakistan Teken Kesepakatan Energi Besar
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Rusia dan Pakistan mencapai kesepakatan "konseptual" mengenai pasokan minyak Rusia dan produk minyak bumi ke Pakistan.
Kabar itu diungkapkan Wakil Menteri Energi Rusia Sergey Mochalnikov pada pertemuan komisi antar pemerintah di ibukota Pakistan, Jumat (20/1/2023).
Sebelumnya pada bulan Desember, Menteri Perminyakan Pakistan Musaddiq Malik, mengunjungi Moskow untuk merundingkan pasokan energi ke Islamabad dan mengumumkan Rusia akan menyediakan minyak, bensin, dan solar ke negara tersebut dengan potongan harga.
Dia tidak merinci harga tetapi mencatat pembicaraan itu “lebih produktif dari yang diharapkan.”
Selama pertemuan di Islamabad, kedua belah pihak juga membahas “pertanyaan yang tersisa” tentang pembangunan pipa gas Pakistan Stream dan prospek kerja sama yang lebih luas di bidang energi dan rekayasa tenaga.
Mochalnikov mengatakan Rusia mempresentasikan konsep pasokan gas masa depan ke Pakistan.
Dia menambahkan, “Kita harus mengevaluasi posisi Pakistan Stream dalam konsep ini secepat mungkin.”
Sehari sebelumnya, Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov menyatakan Moskow “siap menandatangani dokumen perusahaan yang diperlukan” untuk memulai pembangunan pipa.
Rusia dan Pakistan menandatangani perjanjian antar pemerintah tentang pembangunan pipa gas Utara-Selatan (Pakistan Stream) dari Karachi ke Lahore pada 2015.
Peluncuran proyek itu beberapa kali ditunda. Pipa sepanjang 1.100 km dengan kapasitas 12,3 miliar meter kubik gas per tahun akan menghubungkan terminal gas alam cair (LNG) di pelabuhan Karachi dan Gwadar di Pakistan selatan dengan pembangkit listrik dan konsumen gas industri di Lahore di utara negara itu.
Pipa itu akan mengangkut gas yang diregasifikasi dan pipa gas dari berbagai sumber, termasuk Iran dan Turkmenistan, menurut Shulginov.
“Pendekatan implementasi proyek-proyek tersebut harus komprehensif. Artinya tidak hanya pipa tetapi juga sumber gas untuk itu. Dan saat ini kami sedang membahas proyek tersebut baik dari segi pengangkutan gas hasil regasifikasi maupun gas pipa,” papar Shulginov.
Islamabad juga berusaha menegosiasikan kesepakatan jangka panjang dengan Rusia untuk impor LNG, karena saat ini tidak ada pemasok yang stabil untuk negara tersebut.
Pakistan telah berjuang dengan kekurangan energi akut, dan lonjakan harga minyak dan gas dunia telah memperburuk situasi.
Impor bahan bakar menjadi lima hingga sepuluh kali lebih mahal karena meningkatnya permintaan di Uni Eropa.
Kabar itu diungkapkan Wakil Menteri Energi Rusia Sergey Mochalnikov pada pertemuan komisi antar pemerintah di ibukota Pakistan, Jumat (20/1/2023).
Sebelumnya pada bulan Desember, Menteri Perminyakan Pakistan Musaddiq Malik, mengunjungi Moskow untuk merundingkan pasokan energi ke Islamabad dan mengumumkan Rusia akan menyediakan minyak, bensin, dan solar ke negara tersebut dengan potongan harga.
Dia tidak merinci harga tetapi mencatat pembicaraan itu “lebih produktif dari yang diharapkan.”
Selama pertemuan di Islamabad, kedua belah pihak juga membahas “pertanyaan yang tersisa” tentang pembangunan pipa gas Pakistan Stream dan prospek kerja sama yang lebih luas di bidang energi dan rekayasa tenaga.
Mochalnikov mengatakan Rusia mempresentasikan konsep pasokan gas masa depan ke Pakistan.
Dia menambahkan, “Kita harus mengevaluasi posisi Pakistan Stream dalam konsep ini secepat mungkin.”
Sehari sebelumnya, Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov menyatakan Moskow “siap menandatangani dokumen perusahaan yang diperlukan” untuk memulai pembangunan pipa.
Rusia dan Pakistan menandatangani perjanjian antar pemerintah tentang pembangunan pipa gas Utara-Selatan (Pakistan Stream) dari Karachi ke Lahore pada 2015.
Peluncuran proyek itu beberapa kali ditunda. Pipa sepanjang 1.100 km dengan kapasitas 12,3 miliar meter kubik gas per tahun akan menghubungkan terminal gas alam cair (LNG) di pelabuhan Karachi dan Gwadar di Pakistan selatan dengan pembangkit listrik dan konsumen gas industri di Lahore di utara negara itu.
Pipa itu akan mengangkut gas yang diregasifikasi dan pipa gas dari berbagai sumber, termasuk Iran dan Turkmenistan, menurut Shulginov.
“Pendekatan implementasi proyek-proyek tersebut harus komprehensif. Artinya tidak hanya pipa tetapi juga sumber gas untuk itu. Dan saat ini kami sedang membahas proyek tersebut baik dari segi pengangkutan gas hasil regasifikasi maupun gas pipa,” papar Shulginov.
Islamabad juga berusaha menegosiasikan kesepakatan jangka panjang dengan Rusia untuk impor LNG, karena saat ini tidak ada pemasok yang stabil untuk negara tersebut.
Pakistan telah berjuang dengan kekurangan energi akut, dan lonjakan harga minyak dan gas dunia telah memperburuk situasi.
Impor bahan bakar menjadi lima hingga sepuluh kali lebih mahal karena meningkatnya permintaan di Uni Eropa.
(sya)