Diserang Malam Hari, Politisi Perempuan Afghanistan dan Bodyguard Ditembak Mati

Senin, 16 Januari 2023 - 13:25 WIB
Mursal Nabizada, mantan anggota Parlemen Afghanistan, ditembak mati dalam serangan kelompok bersenjata di rumahnya di Kabul pada malam hari. Foto/Twitter @Qaisalamdar
KABUL - Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang mantan anggota Parlemen Afghanistan dan salah satu bodyguard-nya di Kabul dalam serangan malam hari di rumahnya.

Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengumumkan kematian politisi perempuan tersebut pada Minggu.

Mursal Nabizada pernah menjadi anggota Parlemen di pemerintahan Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS). Pemerintah tersebut kemudian digulingkan oleh Taliban pada Agustus 2021.



"Nabizada, bersama dengan salah satu bodyguard-nya, ditembak mati di rumahnya," kata Zadran, seperti dikutip AFP, Senin (16/1/2023).



"Pasukan keamanan telah memulai penyelidikan serius atas insiden tersebut," lanjut dia, seraya menambahkan bahwa seorang saudara laki-laki dari politisi tersebut juga terluka dalam serangan itu, yang terjadi pada tengah malam antara Sabtu dan Minggu.

"Nabizada adalah juara tak kenal takut untuk Afghanistan," kata mantan anggota Parlemen Afghanistan, Mariam Solaimankhil, di Twitter.

"Seorang perintis sejati—wanita yang kuat dan blakblakan yang membela apa yang dia yakini, bahkan saat menghadapi bahaya," lanjut dia.

"Meski ditawari kesempatan untuk meninggalkan Afghanistan, dia memilih tinggal dan berjuang untuk rakyatnya," imbuh Solaimankhil.

Nabizada (32) berasal dari provinsi timur Nangarhar, dan terpilih sebagai anggota Parlemen dari Kabul pada 2018.

"Saya sedih dan marah dan ingin dunia tahu!" tweet Hannah Neumann, seorang anggota Parlemen Eropa, sebagai tanggapan atas pembunuhan itu.

"Dia terbunuh dalam kegelapan, tapi Taliban membangun sistem apartheid gender mereka di siang hari."

Wanita telah bekerja di posisi terkemuka di seluruh masyarakat Afghanistan dalam dua dekade sejak invasi pimpinan AS ke Afghanistan, dengan banyak yang menjadi hakim, jurnalis, dan politisi.

Namun, banyak wanita dalam profesi seperti itu telah meninggalkan negara tersebut sejak Taliban kembali berkuasa.

Otoritas Taliban dengan cepat menekan perempuan dari hampir semua bidang kehidupan publik, melarang mereka dari pendidikan menengah dan tinggi, pekerjaan sektor publik dan bahkan mengunjungi taman umum dan pemandian.

Mereka juga memerintahkan wanita untuk menutupi tubuh mereka di depan umum, idealnya dengan burqa yang menutupi semuanya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More