Sistem Pertahanan AS di Teluk Tidak Cukup Kuat Hadapi Rudal Iran
Senin, 13 Juli 2020 - 07:00 WIB
WASHINGTON - Mark Kimmitt, seorang pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) mengatakan, rudal Iran dapat mencapai negara-negara Teluk dan mereka mewakili ancaman berbahaya. Menurut Kimmitt, sistem pertahanan rudal AS baik, tapi tidak cukup untuk menghadapi ancaman dari Iran tersebut.
"Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa Iran memiliki satu set rudal yang sangat mampu, yang dapat menjangkau sekitar Teluk. Mereka adalah ancaman berbahaya. Kami terus memantau mereka," kata Kimmitt.
"Kami percaya bahwa kami memiliki sistem pertahanan udara di tempat. Tapi, seperti yang kita lihat dari serangan drone tahun lalu, pertahanannya bagus, tapi itu tidak cukup," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
(Baca: Iran-Suriah Perluas Kerjasama Militer dan Keamanan )
Iran pada awal Juli mengklaim bahwa mereka telah membangun kota-kota rudal bawah tanah di sepanjang garis pantai Teluk dan memperingatkan mimpi buruk bagi musuh-musuh Iran di kawasan.
Kimmitt mengatakan, Iran berusaha untuk mengintimidasi sekutu AS di Teluk. "Saya pikir apa yang mereka coba lakukan adalah mengintimidasi AS dan mengintimidasi sekutu kita di Teluk. Mereka mungkin percaya bahwa mereka dapat mencapai melalui pembicaraan apa yang tidak dapat mereka capai melalui aksi militer atau aksi politik," ucapnya.
“Jadi, kami mendengarkannya dengan cermat. Kami tidak tertipu tentang tujuan jangka panjang Iran. Tetapi, kami tidak percaya bahwa ini adalah sinyal baru, bahwa militer Iran lebih bersedia menggunakan militer mereka minggu ini daripada sebulan lalu," ujarnya.
(Baca: Iran Bantah Klaim Pompeo Soal AS Sita Kapal Bawa Senjata Teheran )
Terkait dengan embargo senjata, Kimmitt mengatakan, Iran sedang mengantisipasi dampak dari kampanye AS agar PBB setuju untuk memperpanjang embargo senjata tersebut. Embargo itu akan berakhir pada Oktober mendatang.
"Saya pikir bagian dari pembicaraan yang sedang dilakukan oleh Iran ini adalah antisipasi bahwa masyarakat dunia tidak akan mencabut sanksi atas senjata. Keyakinan AS adalah untuk terus memberikan tekanan sanksi pada Iran," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa Iran mungkin berharap bahwa Joe Biden memenangkan pemilihan presiden yang akan datang dan berharap ada perubahan dalam kebijakan AS.
"Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa Iran memiliki satu set rudal yang sangat mampu, yang dapat menjangkau sekitar Teluk. Mereka adalah ancaman berbahaya. Kami terus memantau mereka," kata Kimmitt.
"Kami percaya bahwa kami memiliki sistem pertahanan udara di tempat. Tapi, seperti yang kita lihat dari serangan drone tahun lalu, pertahanannya bagus, tapi itu tidak cukup," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
(Baca: Iran-Suriah Perluas Kerjasama Militer dan Keamanan )
Iran pada awal Juli mengklaim bahwa mereka telah membangun kota-kota rudal bawah tanah di sepanjang garis pantai Teluk dan memperingatkan mimpi buruk bagi musuh-musuh Iran di kawasan.
Kimmitt mengatakan, Iran berusaha untuk mengintimidasi sekutu AS di Teluk. "Saya pikir apa yang mereka coba lakukan adalah mengintimidasi AS dan mengintimidasi sekutu kita di Teluk. Mereka mungkin percaya bahwa mereka dapat mencapai melalui pembicaraan apa yang tidak dapat mereka capai melalui aksi militer atau aksi politik," ucapnya.
“Jadi, kami mendengarkannya dengan cermat. Kami tidak tertipu tentang tujuan jangka panjang Iran. Tetapi, kami tidak percaya bahwa ini adalah sinyal baru, bahwa militer Iran lebih bersedia menggunakan militer mereka minggu ini daripada sebulan lalu," ujarnya.
(Baca: Iran Bantah Klaim Pompeo Soal AS Sita Kapal Bawa Senjata Teheran )
Terkait dengan embargo senjata, Kimmitt mengatakan, Iran sedang mengantisipasi dampak dari kampanye AS agar PBB setuju untuk memperpanjang embargo senjata tersebut. Embargo itu akan berakhir pada Oktober mendatang.
"Saya pikir bagian dari pembicaraan yang sedang dilakukan oleh Iran ini adalah antisipasi bahwa masyarakat dunia tidak akan mencabut sanksi atas senjata. Keyakinan AS adalah untuk terus memberikan tekanan sanksi pada Iran," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa Iran mungkin berharap bahwa Joe Biden memenangkan pemilihan presiden yang akan datang dan berharap ada perubahan dalam kebijakan AS.
(esn)
tulis komentar anda