Hubungan AS-Korut Tidak akan Berubah hingga Washington Tawarkan Manfaat Konkret
Senin, 13 Juli 2020 - 05:15 WIB
SEOUL - Kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Stephen Biegun ke Korea Selatan (Korsel) tidak akan terlalu berdampak pada perbaikan hubungan dengan Korea Utara (Korut). Ini karena kunjungan itu hanya memberikan tindakan simbolis daripada konkret dalam upaya menghidupkan kembali pembicaraan dengan Korut.
Gregory Elich, anggota Komite Solidaritas untuk Demokrasi dan Damai di Korea menuturkan, perjalanan Biegun ke Seoul kurang berkaitan dengan mengadakan negosiasi dengan Korut. Perjalanan ini, jelasnya, lebih berkaitan dengan memastikan bahwa Korsel masih bergantung pada AS, terutama mengenai hubungan antar-Korea.
(Baca: Soal Pertemuan dengan Trump, Ini Kata Adik Kim Jong-un )
"Korut sangat frustasi dengan Presiden Korsel, Moon Jae In, karena dia menempatkan perbaikan pada hubungan antar-Korea dibawah izin dari AS dan AS selalu mengatakan tidak untuk apapun permintaan Korsel. Jadi ada kelompok kerja AS-Korea Selatan yang didirikan AS yang seharusnya mengoordinasikan apa pun yang berkaitan dengan hubungan antar-Korea,” kata Elich.
“Jadi, Moon Jae In merasa terdorong untuk meminta izin apa pun dari kelompok kerja ini, dan tanggapan kelompok kerja ini terhadap permintaan apa pun selalu tidak, tanpa kecuali," sambungnya seperti dilansir Sputnik.
Misalnya, ucap Elich, jika Korsel ingin mendapatkan persetujuan untuk mengirim pemilik bisnis ke Kompleks Industri Kaesong untuk memeriksa kondisi bisnis mereka di sana dan AS mengatakan tidak untuk itu, hal itu tidak akan terjadi. Elich mengatakan, begitu pula ketika Korsel ingin mengirimkan 200 ribu dosis Tamiflu ke Korut, atau ingin melakukan beberapa pekerjaan awal untuk menghubungkan kembali jalur kereta api Korut, AS selalu mengatakan tidak.
"Jadi, akhir-akhir ini di pers Kosel, ada cukup banyak editorial yang menyerukan meninjau kembali kelompok kerja dan bertindak secara lebih independen, bahwa hubungan antar-Korea harus diutamakan daripada meminta izin dari AS. Stephen Biegun ada di sana untuk mencoba menjaga hubungan Korsel. Jadi, meskipun Stephen Biegun mengatakan dia sangat mendukung upaya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea, itu hanya ungkapan kosong. Dia ingin memastikan bahwa Korsel masih bergantung pada AS," ujarnya.
Dia menuturkan, Biegun sering berbicara tentang menawarkan posisi yang lebih fleksibel, dan kata-katanya terdengar bagus. Tapi, menurutnya, hanya ada sedikit yang ditawarkan oleh Washington, berdasarkan apa yang disampaikan Biegun.
(Baca: Soal Duduk Satu Meja dengan Korut, Ini Kata Utusan AS )
"Jadi, mari kita lihat persis apa yang dia tentukan, pada poin-poin yang dia ingin fleksibel, Korut dan AS membuka kantor penghubung di ibukota masing-masing, memungkinkan beberapa orang untuk berbicara dengan orang-orang, deklarasi akhir perang , pada dasarnya selembar kertas yang mengakui bahwa Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dan bantuan kemanusiaan," ungkapnya.
Elich menyebut, Biegun tidak menentukan apakah itu berarti AS memberikan bantuan kemanusiaan atau apakah itu berarti AS tidak lagi menghentikan negara lain untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada Korut.
“Apa yang dibutuhkan Korut adalah hal-hal yang konkret. Tiga hal yang dibutuhkan Korut, jaminan keamanan yang akan memungkinkan mereka untuk melepaskan denuklirisasi tanpa mempertaruhkan keberadaan mereka, memberikan sanksi, yang menimbulkan kesulitan ekonomi yang ekstrem pada rakyat Korut dan normalisasi hubungan. Korut perlu memiliki normalisasi hubungan seperti negara lain tanpa mengganggu kemampuannya untuk melakukan perdagangan normal dan tanpa mengancam keberadaannya. Itu membutuhkan tindakan nyata, bukan tindakan simbolis," tukasnya.
Gregory Elich, anggota Komite Solidaritas untuk Demokrasi dan Damai di Korea menuturkan, perjalanan Biegun ke Seoul kurang berkaitan dengan mengadakan negosiasi dengan Korut. Perjalanan ini, jelasnya, lebih berkaitan dengan memastikan bahwa Korsel masih bergantung pada AS, terutama mengenai hubungan antar-Korea.
(Baca: Soal Pertemuan dengan Trump, Ini Kata Adik Kim Jong-un )
"Korut sangat frustasi dengan Presiden Korsel, Moon Jae In, karena dia menempatkan perbaikan pada hubungan antar-Korea dibawah izin dari AS dan AS selalu mengatakan tidak untuk apapun permintaan Korsel. Jadi ada kelompok kerja AS-Korea Selatan yang didirikan AS yang seharusnya mengoordinasikan apa pun yang berkaitan dengan hubungan antar-Korea,” kata Elich.
“Jadi, Moon Jae In merasa terdorong untuk meminta izin apa pun dari kelompok kerja ini, dan tanggapan kelompok kerja ini terhadap permintaan apa pun selalu tidak, tanpa kecuali," sambungnya seperti dilansir Sputnik.
Misalnya, ucap Elich, jika Korsel ingin mendapatkan persetujuan untuk mengirim pemilik bisnis ke Kompleks Industri Kaesong untuk memeriksa kondisi bisnis mereka di sana dan AS mengatakan tidak untuk itu, hal itu tidak akan terjadi. Elich mengatakan, begitu pula ketika Korsel ingin mengirimkan 200 ribu dosis Tamiflu ke Korut, atau ingin melakukan beberapa pekerjaan awal untuk menghubungkan kembali jalur kereta api Korut, AS selalu mengatakan tidak.
"Jadi, akhir-akhir ini di pers Kosel, ada cukup banyak editorial yang menyerukan meninjau kembali kelompok kerja dan bertindak secara lebih independen, bahwa hubungan antar-Korea harus diutamakan daripada meminta izin dari AS. Stephen Biegun ada di sana untuk mencoba menjaga hubungan Korsel. Jadi, meskipun Stephen Biegun mengatakan dia sangat mendukung upaya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea, itu hanya ungkapan kosong. Dia ingin memastikan bahwa Korsel masih bergantung pada AS," ujarnya.
Dia menuturkan, Biegun sering berbicara tentang menawarkan posisi yang lebih fleksibel, dan kata-katanya terdengar bagus. Tapi, menurutnya, hanya ada sedikit yang ditawarkan oleh Washington, berdasarkan apa yang disampaikan Biegun.
(Baca: Soal Duduk Satu Meja dengan Korut, Ini Kata Utusan AS )
"Jadi, mari kita lihat persis apa yang dia tentukan, pada poin-poin yang dia ingin fleksibel, Korut dan AS membuka kantor penghubung di ibukota masing-masing, memungkinkan beberapa orang untuk berbicara dengan orang-orang, deklarasi akhir perang , pada dasarnya selembar kertas yang mengakui bahwa Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dan bantuan kemanusiaan," ungkapnya.
Elich menyebut, Biegun tidak menentukan apakah itu berarti AS memberikan bantuan kemanusiaan atau apakah itu berarti AS tidak lagi menghentikan negara lain untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada Korut.
“Apa yang dibutuhkan Korut adalah hal-hal yang konkret. Tiga hal yang dibutuhkan Korut, jaminan keamanan yang akan memungkinkan mereka untuk melepaskan denuklirisasi tanpa mempertaruhkan keberadaan mereka, memberikan sanksi, yang menimbulkan kesulitan ekonomi yang ekstrem pada rakyat Korut dan normalisasi hubungan. Korut perlu memiliki normalisasi hubungan seperti negara lain tanpa mengganggu kemampuannya untuk melakukan perdagangan normal dan tanpa mengancam keberadaannya. Itu membutuhkan tindakan nyata, bukan tindakan simbolis," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda