89 Tentara Rusia Terbunuh Rudal Ukraina karena Pakai Ponsel, Kerabat Korban Marah

Kamis, 05 Januari 2023 - 11:41 WIB
Sebanyak 89 tentara Rusia yang bermarkas di gedung Makiivka, Donesk, terbunuh dalam serangan rudal Ukraina. Foto/REUTERS/Alexander Ermochenko
MOSKOW - Gara-gara menggunakan ponsel, 89 tentara Rusia yang baru direkrut terlacak dan terbunuh oleh rudal Ukraina di wilayah Makiivka. Kerabat korban marah dan menyerukan militer Moskow membalaskan kematian para korban.

Kementerian Pertahanan di Moskow pada hari Rabu membenarkan insiden tragis itu dengan menyalahkan penggunaan ponsel oleh para tentara. Insiden itu telah memicu kemarahan di antara kerabat korban.

Pejabat kementerian tersebut, Letnan Jenderal Sergei Sevryukov, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa sebuah komisi sedang bekerja untuk menyelidiki keadaan dari apa yang telah terjadi.

“Tetapi sudah jelas bahwa alasan utama...adalah pengaktifan dan penggunaan ponsel besar-besaran oleh personel dalam jangkauan senjata musuh yang bertentangan dengan larangan tersebut,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Kamis (5/1/2023).





Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan memberikan semua bantuan dan dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban tewas dan menghukum mereka yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Tanggapan cepat pejabat Rusia, yang mengakui korban massal di Makiivka, Donetsk, sehari setelah serangan rudal, akan dilihat sebagai upaya meredakan kemarahan publik.

Kremlin sebelumnya dituduh menyembunyikan informasi tentang kematian massal tentaranya.

Reaksi Kremlin berbeda dengan tenggelamnya kapal penjelajah utama Moskva April lalu, yang sampai saat ini tidak mengakui bahwa kapal itu dihantam rudal Ukraina. Sekarang Kremlin hanya butuh beberapa hari untuk mengakui bahwa para personel wajib militer telah meninggal dalam insiden menyakitkan tersebut.

Beberapa kerabat di kota Samara, Rusia selatan, di mana banyak dari wajib militer Makiivka berasal, mengkritik versi resmi Kementerian Pertahanan pada hari Rabu, mengeklaim militer mengkambinghitamkan orang-orang yang mereka cintai.

“Lebih mudah menyalahkan segalanya pada tentara kita daripada mengakui ketidakmampuan di antara komandan kita. Saya tidak mengharapkan apa-apa lagi,” kata Maksim, saudara seorang prajurit yang terluka di Makiivka.



Sejumlah grup media sosial juga bermunculan dengan kerabat tentara mengumpulkan informasi dan mengkritik dugaan kurangnya transparansi dari pihak berwenang. “Mengapa mereka tidak merilis daftar lengkap mendiang? Nasib begitu banyak anak masih belum diketahui,” tulis salah satu unggahan di jaringan media sosial VK.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More