Partai Berkuasa Singapura Terpukul oleh Hasil Pemilu
Sabtu, 11 Juli 2020 - 22:09 WIB
SINGAPURA - Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa di Singapura terpukul oleh hasil pemilu yang mencatat suara terendah yang diperoleh PAP sepanjang sejarah.
Para pengamat menilai hasil pemilu itu dapat mempengaruhi kebijakan di pusat bisnis internasional itu.
PAP meraih 83 dari 93 kursi di parlemen pada pemilu Jumat (10/7). Jumlah suara yang diperoleh merosot ke level terendah sejak partai itu berdiri. Adapun oposisi meraih 10 kursi.
“Hasil tu menunjukkan keinginan jelas untuk keragaman suara,” papar Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.
“Warga Singapura ingin PAP membentuk pemerintahan tapi mereka dan khususnya pemilih muda, juga ingin melihat lebih banyak kehadiran oposisi di parlemen,” ungkap Lee.
Stabilitas dan kemudahan ditebak menjadi bagian dari politik Singapura yang didominasi PAP sejak merdeka pada 1965. Stabilitas itu pun terbukti penting bagi negara itu menjadi pusat keuangan global dan pusat perdagangan regional. (Lihat Infografis: Amerika Ketar-Ketir, Turki Mampu Menguji S-400 pada F-22 dan F-35)
Namun para pengamat menilai turunnya suara PAP dapat mengakibatkan peraturan lebih ketat pada pekerja asing dan perubahan lain pada kebijakan sosial untuk menjawab kekhawatiran partai-partai oposisi. (Lihat Video: Hari Kependudukan Dunia 2020 , Pandemi COVID-19 Mengancam Bonus Demografi)
Para pengamat menilai hasil pemilu itu dapat mempengaruhi kebijakan di pusat bisnis internasional itu.
PAP meraih 83 dari 93 kursi di parlemen pada pemilu Jumat (10/7). Jumlah suara yang diperoleh merosot ke level terendah sejak partai itu berdiri. Adapun oposisi meraih 10 kursi.
“Hasil tu menunjukkan keinginan jelas untuk keragaman suara,” papar Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.
“Warga Singapura ingin PAP membentuk pemerintahan tapi mereka dan khususnya pemilih muda, juga ingin melihat lebih banyak kehadiran oposisi di parlemen,” ungkap Lee.
Stabilitas dan kemudahan ditebak menjadi bagian dari politik Singapura yang didominasi PAP sejak merdeka pada 1965. Stabilitas itu pun terbukti penting bagi negara itu menjadi pusat keuangan global dan pusat perdagangan regional. (Lihat Infografis: Amerika Ketar-Ketir, Turki Mampu Menguji S-400 pada F-22 dan F-35)
Namun para pengamat menilai turunnya suara PAP dapat mengakibatkan peraturan lebih ketat pada pekerja asing dan perubahan lain pada kebijakan sosial untuk menjawab kekhawatiran partai-partai oposisi. (Lihat Video: Hari Kependudukan Dunia 2020 , Pandemi COVID-19 Mengancam Bonus Demografi)
(sya)
tulis komentar anda