Apa Itu Proxy War? Perang Gaya Baru antara Amerika Serikat dan Rusia
Jum'at, 23 Desember 2022 - 13:34 WIB
Perang proxy merupakan negara yang dijadikan alat persaingan kekuatan besar dan sudah berlangsung lama karena memungkinkan satu pihak mengalahkan pihak lain tanpa bentrokan senjata langsung.
Selama Perang Dingin, Uni Soviet menghancurkan AS dengan mendukung proksi komunis di Korea dan Vietnam.
Kemudian AS membalas dendam di Afghanistan dan Nikaragua selama tahun 1980-an, mendukung pemberontak antikomunis yang membunuh pasukan Soviet atau menggoyahkan klien Moskow.
Proxy War pun menjadi perang gaya baru dua negara adidaya. Inti dari perang proksi ini adalah menemukan mitra negara yang berkomitmen dan bersedia melakukan pembunuhan dan adanya korban kematian, kemudian mengisinya dengan senjata, uang, dan kecerdasan yang diperlukan untuk memberikan persaingan terhadap lawan perangnya.
Strategi tersebut merupakan strategi perang gaya baru antara kedua negara adidaya dan memiliki kemungkinan untuk terus melakukan penyerangan terhadap keduanya dengan menggunakan perang proksi.
Hal tersebut telah diungkapkan pejabat Dewan Keamanan Nasional AS Richard Pipes.
“Amerika juga akan melakukan kepada Soviet apa yang telah mereka lakukan kepada kami,” ujar Richard Pipes, dilansir Washington Post.
Saat ini keduanya masih melakukan perang proksi yakni dengan menggunakan Ukraina sebagai pihak ketiga bagi mereka.
Ukraina telah menggunakan drone, senjata anti tank, dan alat lain yang disediakan oleh AS dan negara-negara Eropa untuk berusaha mengalahkan Rusia.
Perang ini tampaknya akan menjadi pertempuran jangka panjang bagi kedua pihak. Dampak perang tersebut dirasakan seluruh orang di penjuru dunia.
Selama Perang Dingin, Uni Soviet menghancurkan AS dengan mendukung proksi komunis di Korea dan Vietnam.
Kemudian AS membalas dendam di Afghanistan dan Nikaragua selama tahun 1980-an, mendukung pemberontak antikomunis yang membunuh pasukan Soviet atau menggoyahkan klien Moskow.
Proxy War pun menjadi perang gaya baru dua negara adidaya. Inti dari perang proksi ini adalah menemukan mitra negara yang berkomitmen dan bersedia melakukan pembunuhan dan adanya korban kematian, kemudian mengisinya dengan senjata, uang, dan kecerdasan yang diperlukan untuk memberikan persaingan terhadap lawan perangnya.
Strategi tersebut merupakan strategi perang gaya baru antara kedua negara adidaya dan memiliki kemungkinan untuk terus melakukan penyerangan terhadap keduanya dengan menggunakan perang proksi.
Hal tersebut telah diungkapkan pejabat Dewan Keamanan Nasional AS Richard Pipes.
“Amerika juga akan melakukan kepada Soviet apa yang telah mereka lakukan kepada kami,” ujar Richard Pipes, dilansir Washington Post.
Saat ini keduanya masih melakukan perang proksi yakni dengan menggunakan Ukraina sebagai pihak ketiga bagi mereka.
Ukraina telah menggunakan drone, senjata anti tank, dan alat lain yang disediakan oleh AS dan negara-negara Eropa untuk berusaha mengalahkan Rusia.
Perang ini tampaknya akan menjadi pertempuran jangka panjang bagi kedua pihak. Dampak perang tersebut dirasakan seluruh orang di penjuru dunia.
tulis komentar anda